Tentunya sudah kita sudah tidak asing lagi dengan negara Indonesia yang penuh dengan keberagaman salah satunya adalah kepercayaan yang mereka percayai. Kepercayaan menurut KBBI adalah sesuatu yang kita percayai atau akui terhadap hal yang dianggap benar. Salah satu bentuk kepercayaan adalah agama semua orang pastinya memiliki agamanya masing-masing, tetapi juga ada yang percaya dengan roh atau jiwa, percaya pada kekuatan gaib, dan sebagainya. Pertanyaannya adalah dari mana asal kepercayaan tersebut sampai bisa dipercayai oleh manusia saat ini? Apakah dari mulut ke mulut? Atau mungkin semua kepercayaan yang ada tentunya tidak ada begitu saja dan membutuhkan proses yang sangat panjang sampai saat ini sampai bisa dipercayai hingga saat ini? Kepercayaan yang diakui atau dipercaya oleh setiap orang seharusnya memberikan pengaruh yang positif dan dapat saling membangun sebuah kerukunan baik satu kepercayaan ataupun tidak. Sayangnya berita yang disiarkan memeperlihatkan masih banyak sekali diskriminasi, pengeboman tempat ibadah, korupsi, menyembah berhala, dan seterusnya. Hal ini juga masih dipertanyakan oleh masyarakat Indonesia, mengapa mereka sudah menganut kepercayaan, tetapi masih melakukan hal yang bertolak belakang?
Kepercayan yang diakui oleh manusia berkembang dan dipengaruhi oleh perkembangan masa ke masa. Dimulai dari masa praaksara, pra yang berarti sebelum dan aksara yang artinya tulisan, adalah masa di mana mereka belum mengenal adanya tulisan, sehingga mereka tidak dapat berbahasa. Pada masa ini manusia masih menggunakan logam dan batu sebagai teknologi pada masa itu. Masa praksara terbagi menjadi dua masa, yaitu masa batu dan masa logam (perunggu). Terdapat 4 masa batu dimulai dari paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum. (Bahan ajar sejarah).
Bermula dari masa paleolitikum atau masa batu tua, masa ini disebut masa batu tua karena alat peninggalannya berupa batu yang kasar. Pada masa ini manusianya masih primitif dan mereka masih fokus untuk mencari makanan di alam, sehingga mereka tidak memiliki kepercayaan sama sekali. Pada masa itu mereka masih berpindah-pindah tempat atau nomaden untuk bertahan hidup. (Inews.id, 2022).
Setelah melewati masa paleolitikum mereka beranjak ke masa mesolitikum (batu tengah) yang telah mengalami percampuran dan mereka sudah memiliki tempat tinggal di gua walaupun hanya bersifat sementara. Masa mesolitikum adalah masa awal kepercayaan itu ada, yaitu animisme dan dinamisme, namun masih belum berkembang. Menurut KBBI anismisme adalah kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda dan dinamisme adalah kepercayaan terhadap suatu kekuatan yang dapat menentukan keberhasilan atau tidak seseorang. Pada pasal 29 UUD 1945 dikatakan bahwa setiap penduduk wajib memeluk agamanya masing-masing dan beribadat untuk kepercayaan dan agamanya itu, dulunya pasal tersebut tidak ada jadi pada masa tersebut semua orang dibebaskan untuk beragama atau tidak. (Tirto.id, 2021).
Perkembangan dan adaptasi terus berlanjut hingga masa neolitikum (batu muda) di mana teknologi dan kebudayaan pada masa itu cukup berkembang dan mereka juga mampu mengolah dan mengasah batu dengan baik, sehingga dulunya mereka memakan tumbuhan yang liar dan hanya berburu, namun pada masa neolitikum mereka sudah dapat untuk bercocok tanam, bertani, dan juga mereka mulai hidup menetap. Pada masa neolitikum kepercayaan mulai berkembang, tetapi mereka masih berfokus pada bercocok tanam. Adapun juga pemimpin kelompok pada masa tersebut, kepala suku atau tetua adat dalam kelompok tersebut disebut sebagai primus interpares. (Bakai.uma, 2022).
Sampailah pada masa megalitikum (batu besar), pada masa ini manusianya sudah mulai berkembang dari yang sebelumnya. Mereka dapat memanfaatkan batu besar yang ada dengan baik dan mereka juga mulai menyembah nenek moyang yang mereka percayai pada saat itu dengan membuat makanan di atas batu basah sebagai persembahan untuk nenek moyang mereka. Mereka menyebah nenek moyang mereka karena mereka percaya bahwa nenek moyanglah yang melindungi mereka dari ketinggian ataupun bencana alam yang terjadi, seperti gunung meletus, topan, dan lain lain. (Pinhome, 2022).
Terakhir sampai pada masa perunggu atau masa perundagian. Perundagian diambil dari bahasa bali, yaitu undagi yang berarti kepandaian atau keterampilan pada suatu usaha yang dimiliki seseorang atau suatu kelompok. Masa perunggu adalah masa di mana perunggu banyak digunakan untuk membuat sesuatu. Pada masa ini mereka juga sudah bisa membangun rumah walalupun dari kayu dan juga adanya pekerjaan, seperti nelayan, petani, dan lain-lain. (Tirto.id, 2022)
Pada UUD bahwa kita perlu menunjukkan rasa kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta kita bebas untuk memilih kepercayaan. Pada UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28 E Ayat (1) dikatakan, “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.” Hal ini juga didukung oleh UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28 E Ayat (2) yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.” Pada pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa masa kini kita dibebaskan untuk memilih agama dan bebas beragama. Dalam beragama juga tidak boleh dipaksa dan harus dari dalam orangnya sendiri, karena agama merupakan hak asasi setiap manusia. (Yuyus, 2017, hal 69-70).
Undang-undang dasar juga menjamin masyarakat untuk bebas memeluk agama mereka masing-masing, negara Indonesia telah menetapkan hak beragama menjadi bagian dari hak asasi manusia yang perlu dihormati, dilindungi, dan dijamin oleh masyarakat ataupun pemerintah. Hak asasi manusia juga menjadi tanggung jawab bagi negara untuk melindungi, memajukan, menegakkan, serta memenuhi. Hal ini didukung oleh UUD Pasal 29 ayat (2) yang menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Pada pasal di atas juga mengharuskan peraturan perundangan ataupun kebijakan harus ada rasa keimanan pada Tuhan yang Maha Esa. (Pieter, hal 32).
Seperti yang telah dijelaskan bahwa agama bebas dipilih oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya itu masih perlu kita ketahui agama dalam kehidupan kita juga berfungsi untuk menjaga kesusilaan, mengatasi frustrasi, dan memuaskan rasa ingin tahu. Tidak hanya bagi kita sendiri namun juga hidup dalam bermasyarakat, tetapi kita balik lagi pada awal pembahasan kita bahwa masih banyak kasus-kasus, seperti diskriminasi, pengeboman tempat ibadah, dan lain lain. Bentuk aksi/tindakan yang kriminal dan tidak mencontohkan sifat orang beragama bisa dikatakan sebagai dosa. Dosa yang eksis mengakibatkan adanya degradasi pada makna “Trilogi Kerukunan Umat Beragama” Menurut KBBI trilogi adalah tiga hal yang saling berhubungan dan bergandung. Trilogi kerukunan umat beragama tersebut adalah kerukunan intern umat beragama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah. (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, 2018).
Kasus nyata antarumat beragama, seperti bom bunuh diri yang terjadi pada Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Pelaku bom bunuh diri di antara jemaat di dalam Gereja dan keluar setelah gereja usai, dikatakan pelaku meledakan bom tersebut saat berapa di depan pintu keluar. Aksi bom bunuh diri tersebut memakan korban berjumlah 24 orang di Rumah Sakit Dokter Oen baik rawat inap atau rawat jalan. Dari kasus di atas kita dapat menilai bahwa walaupun kita memiliki kepercayaan jalan untuk kita melakukan dosa masih terbuka bagi semua orang. Rasa ketamakan, rasa amarah, dan bahkan iri hati kepada agama yang lain mungkin bisa saja dimiliki oleh korban tersebut sehingga melakukan aksi pengeboman ini. Orang yang beragama tidak selalu berbuat, seperti apa yang dicontohkan. (Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, 2016).
Bahkan tidak hanya orang yang beragama, orang yang memberitakan injil untuk jemaatnya juga dapat berbuat dosa, seperti kasus berikut. Pendeta Happy Family Center (HFC) di Surabaya, yaitu Hanny Layantara melakukan pencabulan terhadap jemaatnya yang masih di bawah umur dan melanggat pasa 82 UU Nomor 23/2002 tentang perlindungan anak. Hanny Layantara dijatuhi hukuman penjara selama 11 tahun dan juga denda sebesar Rp 100 juta subsider enam bulan kurungan. Dia telah melakukan dosa perzinahan dan hawa nafsu, dan melanggar hukum taurat yaitu “Jangan berzina” pada nomor 7. Pada 1 Korintus 6:18 firman Tuhan berkata, “Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Akan tetapi, orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya.” dari ayat ini kita bisa melihat bahwa Tuhan benci dengan percabulan karena tubuh kita adalah bait roh dan percabulan akan menajiskan bait roh Tuhan. (Sindonews.com, 2021).
Orang yang dilihat baik, setia, ataupun menunjukkan kasih di luar belum tentu sesuai dengan hatinya. Bahkan orang masuk kedalam orang terkaya di Indonesia bisa saja korupsi, hal ini tentunya disebabkan oleh rasa egois dan kurangnya rasa bersyukur atas apa yang dia miliki. Seperti Surya Darmadi. bos dari produsen minyak goreng palma pernah melakukan korupsi dan pencucian uang, sehingga merugikan negara sebesar Rp 78 triliun. Padahal Surya Darmadi pernah menjadi orang terkaya ke-28 di Indonesia pada tahun 2018 dengan kekayaan sebesar Rp 20, 73 triliun. Padahal masih banyak orang di luar sana yang bahkan tidak bisa menyekolahkan anaknya, tidak bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, dan bahkan makan. (CNBC Indonesia, 2022).
Di atas kita telah melihat tiga contoh kasus dari sekian banyaknya kasus yang mendegradasi makna trilogi kerukunan umat beragama baik satu agama, beda agama, dan bahkan agama dengan pemerintah. Yohanes 3:16 dikatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal.” Dari ayat tersebut kita bisa belajar bahwa Allah telah mengorbankan anak-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia, lantas apakah sikap kita sudah mencerminkan rasa peduli dan taat kepada Tuhan? Salah satu dosa, seperti korupsi yang sangat merugikan, sekarang sudah biasa kita dengar dan tidak heran lagi karena seringnya kasus tersebut muncul. Dosa memang tertanam dari dalam diri kita, tetapi roh kudus akan selalu membimbing kita di mana pun kita berada. Sayangnya, seringkali kita menolak roh kudus dan tetap mengikuti apa yang memuaskan dan kita inginkan. Semua dosa dimulai dari hal hal kecil, seperti mencuri uang ibu, memukul saudara, dan bahkan dosa bukan hanya berasal dari aktivitas fisik melainkan juga bisa secara verbal, seperti berkata kasar, gosip, dan sebagainya hingga lama-kelamaan kita tidak akan puas dan berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi lagi. (Bahan ajar PAKBP).
Tuhan telah mengutus roh kudus untuk datang kebumi dan menuntun kita, Tuhan juga telah merancang semua sempurna dan menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya, hal ini juga tercatat pada Pengkhotbah 3:11 yang berisi, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Namun, manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Sebagai orang yang percaya akan Tuhan saya memercayai akan adanya teori kreasionisme di mana Tuhan menciptakan seluruh hal yang kita lihat atau rasakan saat ini, dan juga ada yang bilang bahwa teori Big Bang adalah teori yang membentuk permukaan bumi, tetapi mungkin hal tersebut adalah cara Tuhan menciptakan bumi karena kita tidak tahu satu hari Tuhan itu berapa hari kita. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatunya indah dan terencana. (Got questions).
Sebelum adanya masa praaksara ada juga proses pembentukan muka bumi dari masa arkeikum yang permukaan bumi masih sangat panas hingga neozoikum yang merupakan awal kehidupan baru. Dashyatnya lagi tidak hanya masa batu, masa logam, dan proses pembentukan bumi namun, manusia purba juga mengalami perkembangan, yaitu megantropus erectus yang masih kekar, berlanjut pada pithecantropus erectus yang mulai mengerti dan belajar dari masalah dan otot mereka mulai menyusut, dan sampailah pada homosapiens yang tidak mengandalkan otot mereka melainkan menggunakan otak mereka (lebih cerdas). Indah sekali ciptaan Tuhan, bahkan Ia telah mempersiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan sebelum kita tinggal di dunia ini. Kepercayaan animisme dan dinamisme dari masa paleolitikum hingga perunggu menurut saya salah, karena Tuhan adalah omnipotent. Pada Yesaya 44:9 dikatakan, “Orang-orang yang membentuk patung, semuanya adalah kesia-siaan, dan barang-barang kesayangan mereka itu tidaklah memberi faedah”. Penyembah-penyembah patung itu tidaklah melihat dan tidaklah mengetahui apa-apa; oleh karena itu mereka akan mendapat malu.” Ayat tersebut berarti pada zaman dahulu mereka secara tidak langsung telah menyembah berhala dan tidak sesuasi dengan tiga hukum taurat, yaitu hukum taurat yang pertama, kedua, dan ketiga. (Gereja Yesus Kristus).
Dapat kita simpulkan bahwa untuk menjaga trilogi kerukunan umat beragama kita perlu yang namanya saling menghargai dan menunjukkan sikap taat dan takut akan Tuhan. Kita juga perlu membuka hati kita kepada Tuhan dan janganlah kita merusak diri kita hanya demi memuaskan apa yang kita inginkan. Kita juga perlu belajar untuk menerima undangan Tuhan agar hidup kita tidak menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Agama, Kementrian. “Peranan Agama Dalam Kehidupan Keseharian Umat.” Kemenag.go.id, 16 Nov. 2021, kemenag.go.id/read/peranan-agama-dalam-kehidupan-keseharian-umat-orvgw. Accessed 14 Nov. 2022.
“Hasil Pencarian - KBBI Daring.” Kbbi.kemdikbud.go.id, kbbi.kemdikbud.go.id/entri/animisme. Accessed 14 Nov. 2022.
“Hasil Pencarian - KBBI Daring.” Kbbi.kemdikbud.go.id, kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dinamisme. Accessed 14 Nov. 2022.
“Zaman Paleolitikum: Pengertian, Ciri-Ciri, Manusia Pendukung Dan Hasil Kebudayaannya.” INews.ID, 7 Apr. 2022, www.inews.id/news/nasional/zaman-paleolitikum-pengertian-ciri-ciri-manusia-pendukung-dan-hasil-kebudayaannya. Accessed 14 Nov. 2022.
“Biro Administrasi Registasi Kemahasiswaan & Informasi - Universitas Medan Area.” BARKI Universitas Medan Area, 28 May 2022, bakai.uma.ac.id/2022/05/28/zaman-neolitikum-pengertian-sejarah-ciri-ciri/. Accessed 14 Nov. 2022.
Pram, Hanif. “Zaman Megalitikum.” Pinhome, 5 May 2022, www.pinhome.id/blog/zaman-megalitikum/. Accessed 14 Nov. 2022.
---. “Sejarah Zaman Perunggu: Ciri-Ciri, Hasil Kebudayaan, & Peninggalan.” Tirto.id, 15 June 2022, tirto.id/sejarah-zaman-perunggu-ciri-ciri-hasil-kebudayaan-peninggalan-gr6K. Accessed 14 Nov. 2022
Pratama, Oleh Yoga. “BOM BUNUH DIRI DI GBIS KEPUNTON, SOLO.” Polkam.go.id, 18 Feb. 2016, polkam.go.id/bom-bunuh-diri-di-gbis-kepunton-solo/#:~:text=Bom%20bunuh%20diri%20di%20Gereja. Accessed 14 Nov. 2022.
Hakim, Lukman. “Kasasi Ditolak MA, Pendeta Hanny Tetap Divonis 11 Tahun Penjara Akibat Cabuli Jemaatnya.” SINDOnews.com, 12 Apr. 2021, daerah.sindonews.com/read/395106/704/kasasi-ditolak-ma-pendeta-hanny-tetap-divonis-11-tahun-penjara-akibat-cabuli-jemaatnya-1618243455. Accessed 14 Nov. 2022.
“Sepuluh Perintah.” Www.churchofjesuschrist.org, www.churchofjesuschrist.org/study/manual/true-to-the-faith/ten-commandments?lang=ind. Accessed 15 Nov. 2022.
Sandria, Feri. “Ini Daftar 3 Kasus Korupsi Terbesar RI, Nyaris Samai BLBI.” CNBC Indonesia, 17 Aug. 2022, www.cnbcindonesia.com/market/20220817183001-17-364517/ini-daftar-3-kasus-korupsi-terbesar-ri-nyaris-samai-blbi. Accessed 15 Nov. 2022.
Pieter Radjawane. 2014. KEBEBASAN BERAGAMA SEBAGAI HAK KONSTITUSI DI INDONESIA. KEBEBASAN BERAGAMA SEBAGAI HAK KONSTITUSI DI INDONESIA. 20: 32
“1 Korintus 6:18 - Tafsiran/Catatan - Alkitab SABDA.” Alkitab.sabda.org, alkitab.sabda.org/commentary.php?book=46&chapter=6&verse=18. Accessed 15 Nov. 2022.
Rukmini, Dewi. “Isi Bunyi Pasal 29 UUD 1945 Tentang Kebebasan Beragama Dan Maknanya.” Tirto.id, 29 Oct. 2021, tirto.id/isi-bunyi-pasal-29-uud-1945-tentang-kebebasan-beragama-dan-maknanya-glPa. Accessed 15 Nov. 2022
Bahan ajar : Slide (Dampak Dosa yang Radikal)
Bahan ajar : Slide (ppt corak kehidupan pra-aksara)
Alkitab : 1 Korintus 6:18
Alkitab : Yohanes 3:16
Alkitab : Pengkhotbah 3:11
Alkitab : Yesaya 44:9
“Mengapa Pandangan Penciptaan (Kreasionisme) Yang Alkitabiah Itu Begitu Penting?” GotQuestions.org/Indonesia, www.gotquestions.org/Indonesia/Kreasionisme-alkitabiah.html. Accessed 15 Nov. 2022.
Kardiman, Yuyus, Tuty, Alam. 2017. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Jakarta: Erlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H