"yu minggu kemaren awkmu rumahmu kena banjir ngga?" tanya Ridho. "alhamdulillah ngga banjir,minggu kemaren aku pulang,terus ternyata ngga banjir,hanya sebagian tempat di Kotaku yang banjir." Jawab Wahyu."awkmu bareng sama Jelita ngga pulangnya?" sambung Ridho . "Lhahh..yo ngga lah boy, beda arah aku sama jelita,dia lewat pintura aku lewat pantai selatan." .Ridho bertanya lagi "awkmu wezt pirang ulan ambek Jelita?(logat jawa kamu sdh brapa bulan dengan jelita?)."begini boy kalau kenalan sih sudh dua bulan,tapi aku ngga pacarana.Kalau pacaran itu kaya anak kecil,kaya SMP sama SMA.". Ridho bisa menangkap kalau sebenarnya mereka belum pacaran,dan Wahyu masih berharap pada Jelita,Ridho tau itu.
"Jagi gini bro,semenjak aku pdkt sama Jelita sikapmu sama sikap jelita itu berubah,aku tau perasaan mu ke Jelita gimana,dan sebagai teman aku ga akan ngrebut jatah temanku,Santai ae bro...." kata Ridho.
Lalu cerita berlanjut antara Wahyu dan Ridho.Muali dari Jelita yang curhat ke Wahyu karena mendapat chatt dari Ridho,sampai sikap Jelita dan Wahyu yang aneh kepada Ridho. Di akhir perbincangan...
"ya pokonya itu tadi inti nya ,aku ga akan ngambil jatah teman sendiri,aku sadar kalu kamu suka sama jelita dari dulu dan aku baru sekarang suka.Aku kalah start darimu hahaha..."
Dan akhirnya beberapa minggu kemudian foto profil di Line Jelita dan Wahyu berganti foto romantis mereka berdua.Bagi Ridho perihal cinta itu pasti,dan tak semua rasa cinta harus di ungkap kepada sang idola,Ridho membiarkan cinta nya pada jelita mengalir begitu saja tanpa ada yang megetahui.Daun yang jatuh selalu dirindukan tanah,karena mereka adalah jodoh yang ditakdirkan Tuhan.Tetap sang Tanah dan sang Dan tak pernah berusaha memaksakan cinta mereka,hanya saja sang Daun menunggu sang Angin menerbangkan nya dan jatuh kebawah bersentuhan dengan melebur bersaman kekasih sejatinya,sang Tanah.Filosofi itu yang berusaha di pahami Ridho,"kalau aku jodoh dengan Jelita pasti jelita akan jadi milikku kelak di kemudian hari,aku ingin hanyut dalam takdir Nya.Aku biarkan Rindu membakar dadaku tanpa seseorang pun yang tahu dan hanya Kepada Nya lah aku ceritakan rinduku"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H