Mohon tunggu...
Julio Ginting
Julio Ginting Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Inilah Indonesiaku (?)

7 Desember 2018   21:15 Diperbarui: 7 Desember 2018   21:35 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau bisa menyesuaikan pakaian dengan sepatumu, tapi belum tentu untuk ucapan dan tindakanmu." ST

==

Seperti biasa, tidurku tetap terjaga hanya karna segelas kopi yang mengundang datangnya lionsomnia. Situasi ini membuat pikiranku terbodoh sehingga akhirnya aku melakukan hal-hal bodoh yang sangat bodoh. Menyalakan televisi tanpa mempedulikan perdebatan yang mereka lanturkan. 

Oh iya, lionsomnia adalah nama julukan insomnia, berhubung kami sudah berkenalan sejak lama sehingga tak masalah baginya saat aku buat julukan khusus untuknya.

Perdebatan mereka, seperti yang kita ketahui sekarang merupakan salah satu tahapan dalam demokrasi di negara kita tercinta, yang mana puncaknya nanti berada pada tahun 2019, untuk periode kali ini. Tidak sedikit calon yang tersenyum dalam dustanya untuk mendapatkan hasil dari kepalsuan mereka. Banyak pula yang dengan gagahnya melakukan berbagai macam pencitraan dengan bisikan mereka dalam hati "gapapalah untuk beberapa saat ini aja, membohongi mereka akan membuat mereka senang dengan tingkah sontoloyo kita." Hebat kan? 

Sebagai penikmat, tentu saja aku ga bisa memberikan apa apa selain mendengarkan celotehan celotehan karna hanya berperan menjadi pendukung penipu. Oiya, ini adalah tentang pemilu, bukan tentang pemerintahan. 

Hebatkah? Setiap pihak saling menjatuhkan satu sama lain. Dengan segala upaya mempertontonkan buruk dan dekil lawan tandingnya, menyuarakan suara suara kosong yang menggema. Kalian seharusnya menonjolkan kompetensi diri kalian masing-masing. Tidakkah sadar tidak ada manusia yang sempurna?

Hebatkah? Ada yang berbicara tentang apa yang sudah dilakukannya, bersandingkan dengan apa yang telah ia lakukan. Adapula yang membesar-besarkan kesalahan beberapa pihak yang tidak sempurna. Tidakkah kamu tau semua hal mempunyai titik nol untuk segala sesuatu, apapun itu, siapapun itu. Tidakkah  kau tau bahwa semua kesalahan dapat dilakukan oleh siapapun juga? Kau mempersoalkan itu? Duduk bersama dan cobalah bahas tentang satu hal sepele dengan argumentasi yang tidak melilit pikiran. Duduklah.

Hebatkah?? Semua mempermasalahkan tentang sejarah hidupnya, bagaimana dia di masa lalu, apa kesalahan yang dia telah lakukan. Dan kau pikir, apakah mereka yang tidak buruk dalam masa lalunya yang dapat dijadikan sebagai pemimpin? Apakah kita sedang menjadi sang hakim yang mengetuk palu setelah mengatakan "dia akan selalu sama dari yang dulu-dulu"? Kau sendiri, apakah kau masih hidup dimasa lalumu saat ini? 

Dan yang lebih hebatnya lagi, aku yang sebagai penikmat dapat menghayati semua kedunguan ini, dengan merasa pantas dan layak aku adalah penyantap dungu serta bersedia dililit dalam masa kedunguan.

DUNGU!!!

==

Aku tau maksud kalian bersuara. Kami (dengan ST) mengerti tujuan kalian yang mulia mengharuskan untuk bersikap tidak dungu. Tapi berhati-hatilah. Ingatlah, itu tidak semudah kau menyelaraskan pakaian dengan sepatumu.

..........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun