Kalau ada yang mengatakan hambatan belum ada minat dalam menulis, itu persoalan hambatan mental yang bersumber dari dalam diri sendiri. Hambatan ini biasanya dipengaruhi oleh rasa malas untuk memulai menulis.
Ada juga yang beranggapan, menulis adalah sebuah pekerjaan yang menyiksa diri. Menurut saya, orang jenis ini bukanlah penulis sungguhan, karena tidak tahu bagaimana cara menulis yang sesungguhnya. Menulis harusnya menggunakan kelihaian kata-kata. Sebab, kata-kata adalah alat. Seorang tukang kayu menggunakan serutan, pahat, dan gergaji untuk membikin sebuah perabot rumah. Sedangkan seorang penulis menggunakan kata-kata, kalimat, alinea-alinea untuk membuat sebuah tulisan. Sama seperti yang saya lakukan saat ini. Ingat, kemampuan menggunakan alat-alatlah yang membedakan hasil karya kita. Bisa sangat menarik atau sebaliknya.
Setiap penulis harus belajar menggunakan kata-kata secara tepat. Setiap kali kita berbicara dengan orang lain, membaca, atau menyaksikan acara di TV, kita hendaknya memerhatikan setiap kata baru. Agar menambah kosakata kita. Caobalah dicatat pada memo di Handphone (HP) kita atau pada buku catatan.
Akhirnya, menulis adalah profesi yang paling universal, tetapi memilih menjadi penulis berarti menjadi sesuatu yang khusus dalam hidup ini. Kita semua bisa menulis, asalkan tidak meremehkan pekerjaan atau hobi ini. Sebab seorang penulis (kita) percaya bahwa semua yang baik dan benar dan indah, harus diungkapkan lewat kata-kata yang tertulis.
*)Lio Bijumes, kelahiran 01 Juni 1993. Asal dari Binuang, Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Hobi membaca, berdiskusi dan menulis. Menempuh pendidikan Pascasarjana S2 di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Jogjakarta, Jurusan Magister Manajemen. Pengalaman kepenulisan, menulis beberapa buah karya, “Aku, Kau dan sebuah Karya,Writing is Menulis, No Write No Mystery. Kumpulan Esai Ala Mahasiswa, Atas Nama Buku, dan saat ini menulis buku Sosok tokoh-tokoh Dayak Lundayeh yang menginspirasi.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H