Mohon tunggu...
Lio Bijumes
Lio Bijumes Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Asal Kalimantan Utara

Lio Bijumes lahir di Ba’ Binuang, Krayan Tengah, dan besar di Long Bawan, Krayan. Ia mengisi hari-harinya dengan membaca, menulis, dan memotivasi. Ia aktif menulis di situs web seperti krayannews.com, ytparyeh.com, ributrukun.net, pepnews.com, dan detikborneo.com. Lio juga menjadi pembicara dan konsultan di bidang pengembangan SDM serta tertarik pada penelitian manajemen sumber daya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kita Semua Bisa Menulis

6 Juni 2017   12:14 Diperbarui: 31 Juli 2024   00:08 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

By: Lio Bijumes

Malam, di sebuah warung kopi. Bersama sahabat asik berdiskusi. Topik tak jauh soal menulis dan buku. Juga tentang pacar, dan juga persoalan remeh-temeh lainya. Tetapi yang menarik dari percakapan malam di angkringan Tugu Jogja itu, adalah soal apakah kita bisa menulis? Berikut kutipan percakapan mengawali tulisan ini.

"Banyak yah orang yang senang membaca, tetapi hanya sedikit yang senang menulis," ujar  Galih.

Lantas saya menjawab, "Mungkin itu karena terlalu banyak berpusat dengan hal-hal yang tidak kita sukai, seperti membuat makalah di kampus. Dan tidak seperti membaca sebuah buku kesukaan seperti Novel, Komik dan lain sebagainya," kataku.

Ketika kita berbicara mengenai menulis, tentu sebenarnya tak lepas dari membaca. Jika kita senang membaca, otomatis kita suka menulis. Ibaratnya,membaca dan menulis sudah sepasang yang tak bisa di pisahkan. Bukankah begitu?

Menulis adalah cara bicara tidak langsung untuk kita mengungkapkan gagasan, perasaan, pikiran kepada teman, sahabat, atau di media sosial. Ada pendapat yang mengatakan, dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan gagasan, pendapat, serta pikiranya sesuai dengan keinginan.

Perlu diketahui bahwa kemampuan menulis tidaklah secara genetik. Oleh karena itu, peran bakat tidaklah menentukan dalam aktivitas menulis. Setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan menulis, tentu saja dibarengi dengan belajar dan melatih diri untuk menulis dengan benar. Saya bisa, Anda pun bisa. Semua kita bisa menulis.

Setiap penulis membutuhkan keberanian karena setelah ia selesai menulis naskah, ia akan menawarkan sesuatu tentang diri sendiri dalam bentuk kalimat-kalimat. Ia akan berkata, " Ketahuilah apa yang aku tulis ini. Bacalah sesering yang kamu inginkan. Tiap-tiap apa yang aku maksudkan, tetapi gunakanlah kemampuan akal, pertimbangan, imajinasi kamu sendiri serta buatlah kesimpulan sendiri."

Jarang ada penulis yang lahir dengan kemampuan menggunakan kata-kata secara baik. Untuk itu, menulis adalah proses panjang. Seorang penulis harus berlatih sampai menguasai seninya. Kita  membutuhkan disiplin diri yang keras, latihan penulisan  serta penulisan kembali. Saya mengalami proses itu.

Kelebihan menjadi seorang penulis, kita adalah pekerja terhormat dan mulia, karena setiap buah karya positif dari seorang penulis dapat memajukan dan mencerdaskan masyarakat/pembaca. Kelebihan lain menjadi seorang penulis adalah profesi yang bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, tanpa ada batasan waktu--selama ada kemauan dan keinginan yang dalam dari dalam diri sendiri. Tanpa takut diawasi bos.

Banyak orang yang berhasil dalam hidupnya antara lain karena menulis. Sebagai contoh, Kahlil Gibran (Seniman, Penyair dan Pengarang Besar dari Lebanon), Pramoedya Ananta Toer (penulis Novel Tetralogi Pulau Buru dari Indonesia), Rabindranath Tagore (Penulis Asal India yang Memenangkan Hadiah Nobel), Stephen King (Novelis Amerika spesialis cerita horor, fiksi sains, dan kriminalitas), dan Toni Morrison (Penulis Perempuan Afrika-Amerika Yang Memenangkan Nobel). Selalu ada penghargaan bagi tiap pribadi yang mau dan terus berlatih menghasilkan karya. Penulis yang menulis akan selalu dikenang.

Kalau ada yang mengatakan hambatan belum ada minat dalam menulis, itu persoalan hambatan mental yang bersumber dari dalam diri sendiri. Hambatan ini biasanya dipengaruhi oleh rasa malas untuk memulai menulis.

Ada juga yang beranggapan, menulis adalah sebuah pekerjaan yang menyiksa diri. Menurut saya, orang jenis ini bukanlah penulis sungguhan, karena tidak tahu bagaimana cara menulis yang sesungguhnya. Menulis harusnya menggunakan kelihaian kata-kata. Sebab, kata-kata adalah alat. Seorang tukang kayu menggunakan serutan, pahat, dan gergaji untuk membikin sebuah perabot rumah. Sedangkan seorang penulis menggunakan kata-kata, kalimat, alinea-alinea untuk membuat sebuah tulisan. Sama seperti yang saya lakukan saat ini. Ingat, kemampuan menggunakan alat-alatlah yang membedakan hasil karya kita. Bisa sangat menarik atau sebaliknya.

Setiap penulis harus belajar menggunakan kata-kata secara tepat. Setiap kali kita berbicara dengan orang lain, membaca, atau menyaksikan acara di TV, kita hendaknya memerhatikan setiap kata baru. Agar menambah kosakata kita. Caobalah dicatat pada memo di Handphone (HP) kita atau pada buku catatan.

Akhirnya, menulis adalah profesi yang paling universal, tetapi memilih menjadi penulis berarti menjadi sesuatu yang khusus dalam hidup ini. Kita semua bisa menulis, asalkan tidak meremehkan pekerjaan atau hobi ini. Sebab seorang penulis (kita) percaya bahwa semua yang baik dan benar dan indah, harus diungkapkan lewat kata-kata yang tertulis.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun