Temanggung, Jawa Tengah, memiliki peranan penting dan multifaset bagi masyarakat sekitarnya. Terletak di lereng Gunung Sindoro dengan ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut dan berjarak sekitar 26 kilometer dari Kota Temanggung, kawasan ini telah ditetapkan sebagai wanawisata oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung sejak 18 Januari 1987. Berikut adalah beberapa aspek utama peranan Umbul Jumprit bagi masyarakat sekitar.
Umbul Jumprit, sebuah mata air suci yang terletak di KabupatenSumber Air Bersih
Umbul Jumprit menyediakan air bersih bagi penduduk sekitarnya. Mata air ini menjadi sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci, dan mandi. Kualitas air yang jernih dan melimpah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi rumah tangga dan pertanian di daerah sekitar lereng Gunung Sindoro. Tidak heran jika Umbul Jumprit menjadi sumber mata air Sungai Progo. Airnya yang jernih dan selalu mengalir bahkan saat kemarau panjang menjadi anugerah tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Destinasi Wisata dan Ekonomi
Umbul Jumprit juga berperan sebagai destinasi wisata yang menarik banyak pengunjung. Keindahan alam sekitar serta nilai historis dan spiritual mata air ini menarik wisatawan dari berbagai daerah. Kehadiran wisatawan ini memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, dengan membuka peluang usaha seperti warung makan, penginapan, dan penjualan oleh-oleh. Selain itu, pengunjung dapat menikmati udara segar dan keindahan pemandangan saat matahari terbit, serta agrowisata sayuran di sepanjang perjalanan menuju Jumprit.
Ritual dan Upacara Adat
Dalam agama Buddha, terdapat keyakinan bagi penganutnya untuk menyambut perayaan Waisak dengan menyelaraskan alam dan air yang menjadi sumber kehidupan, kebersihan, serta lambang kerendahan hati dan ketenangan dalam kehidupan. Tradisi pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit untuk perayaan Waisak di Candi Borobudur adalah salah satu contoh bagaimana mata air ini digunakan dalam upacara keagamaan. Prosesinya melibatkan para biku dan bikuni yang berjalan menuju sendang berbentuk gua untuk mengambil air berkah yang kemudian dimasukkan ke dalam kendil berhias bunga melati dengan gayung dari batok kelapa. Air berkah ini menjadi simbol ketenangan, kebersihan, dan kemurnian batin dalam kepercayaan Buddha.
Air berkah yang diambil dari Umbul Jumprit juga dipercaya memiliki kualitas spiritual yang baik. Dalam perayaan Waisak, air berkah menjadi simbol dari ketenangan. Umat Buddha percaya, mereka tidak bisa tenang jika ada kekotoran batin. Selain itu, air merupakan sumber kehidupan. Di mana ada air, di situlah ada kehidupan, sehingga air dan api menjadi simbol yang digunakan dalam kegiatan Waisak. Terlebih, air memiliki sifat yang bersih dan murni yang merefleksikan batin atau hati yang senantiasa bersih dan suci. Seperti air, melalui batin yang bersih dan suci, umat Buddha percaya hidup mereka juga akan menjadi lebih bahagia. Untuk itu, tradisi pengambilan air berkah akan tetap dilestarikan dan maknanya bukan sekedar ritual. Melainkan secara esensial dari air yang perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelestarian Lingkungan
Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian Umbul Jumprit membuat masyarakat sekitar aktif dalam menjaga lingkungan sekitar mata air. Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti gotong royong membersihkan area sekitar dan menjaga kelestarian hutan di sekitarnya. Pelestarian ini penting untuk memastikan mata air tetap bersih dan berfungsi dengan baik untuk generasi mendatang. Usaha ini juga berdampak positif terhadap ekosistem lokal, menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan alam.
Penyediaan Ikan
Umbul Jumprit juga berfungsi sebagai tempat pemeliharaan ikan air tawar. Masyarakat setempat memanfaatkan mata air ini untuk memelihara ikan yang kemudian bisa dijual atau dikonsumsi sendiri. Hal ini memberikan sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat serta mendukung ketahanan pangan lokal. Pemeliharaan ikan di Umbul Jumprit menunjukkan bagaimana sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mendukung kehidupan sehari-hari.
Nilai Historis dan Spiritual
Nama Jumprit disebut dalam Serat Centini, terutama terkait dengan legenda Ki Jumprit, seorang ahli nujum di Kerajaan Majapahit. Lokasi ini disebut sebagai tempat petilasan Ki Jumprit yang dipercaya sebagai salah satu putra Prabu Brawijaya, yang meninggalkan keraton untuk bertapa. Keberadaan makam Ki Jumprit di bawah sendang menambah nilai historis dan spiritual tempat ini. Sejak zaman Kerajaan Majapahit, sendang Umbul Jumprit sudah ada dan menjadi tempat bertapa para rohaniwan Buddha dan Hindu. Banyak orang percaya bahwa air di Umbul Jumprit memiliki khasiat khusus seperti membuat awet muda, mendatangkan rezeki, dan membantu menemukan jodoh.
Kawasan Wisata Religi
Di sepanjang jalan menuju sendang, terdapat dupa-dupa kecil yang menghiasi tebing di bawah pohon beringin dan cemara yang berusia puluhan tahun. Tempat ini sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin berziarah ke makam Ki Jumprit dan mandi di Umbul Jumprit, yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan membersihkan diri secara spiritual. Umbul Jumprit sendiri mempunyai peran besar bagi kehidupan masyarakat. Mulai dari air yang disakralkan oleh umat Buddha, hingga asas kemanfaatan bagi warga sekitar lereng Gunung Sindoro. Selain itu, di sekitar Umbul Jumprit, kita juga bisa menikmati wisata dengan udara segar dan keindahan pemandangan saat matahari terbit. Di sepanjang perjalanan menuju Jumprit, kita juga bisa menikmati pemandangan pegunungan yang indah dan agrowisata sayuran.
Budaya Lokal dan Tradisi
Umbul Jumprit menjadi pusat kegiatan budaya lokal dan tradisi. Di sini, sering diadakan berbagai acara adat yang melibatkan masyarakat setempat. Upacara adat seperti selametan atau bersih desa kerap dilakukan untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam. Tradisi ini tidak hanya mempererat ikatan sosial antarwarga tetapi juga memperkuat rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap kelestarian alam sekitar.
Pengaruh Terhadap Generasi Muda
Keberadaan Umbul Jumprit juga memberikan pengaruh positif terhadap generasi muda. Mereka diajarkan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan nilai-nilai spiritual serta budaya yang ada di sekitar Umbul Jumprit. Melalui pendidikan formal dan informal, generasi muda diajarkan untuk menghargai warisan budaya dan lingkungan mereka, yang diharapkan dapat diteruskan ke generasi berikutnya.
Penelitian dan Pengembangan
Umbul Jumprit juga menjadi objek penelitian dan pengembangan bagi para ilmuwan dan peneliti. Mata air ini memberikan data penting mengenai ekosistem pegunungan, sumber daya air, serta dampak perubahan iklim terhadap mata air pegunungan. Penelitian yang dilakukan di sini membantu dalam mengembangkan strategi pengelolaan sumber daya air yang lebih baik dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H