Beberapa ruang lain yang dikunjungi seperti ruang Mangkunegaran, terdapat informasi yang menunjukkan bagaimana siaran langsung sudah terjadi sejak dahulu, ketika Gusti Nurul menari di istana Belanda. Walaupun, dilansir dari pemandu terdapat dua opini yakni suara musik gamelan direkam sehari sebelumnya, dan pendapat lainnya bahwa alunan musik disiarkan secara real time.
Beralih menuju ke ruang Peresmian Monpres, dan ruang Sejarah Pers Surakarta yang menyuguhkan informasi lebih dalam mengenai pers khususnya dalam lingkup kota Surakarta. Selanjutnya, mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, ruang E-Paper dan Layanan Arsip memberikan fasilitas bagi pengunjung untuk membaca berbagai koleksi milik Monumen Nasional melalui media elektronik. Tidak hanya itu, diperlihatkan pula proses digitalisasi dari surat kabar cetak yang terus masuk ke Monumen Pers Nasional. Terakhir, rombongan diajak mengunjungi perpustakaan umum yang menyediakan berbagai koleksi buku.
Â
Monumen Pers Nasional yang mengandung banyak bukti lajur perjalanan pers di Indonesia tentunya dapat menjadi pemantik bagi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra dari Universitas Sebelas Maret untuk mengembangkan minatnya di bidang jurnalistik. Sekaligus menjadi pengingat bahwa ruang gerak informasi sejak dahulu sudah menjadi kekuatan dan embusan napas bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H