Mohon tunggu...
Lintang Pualam
Lintang Pualam Mohon Tunggu... Guru - Puitis bukan hanya milik sang penyair

Lahir di Cilacap, kota indah dengan pantai yang membentang di sisi selatan pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nikmat yang Perlahan Kau Cabut

28 Juni 2021   20:55 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:17 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seberapa kali kau mengeluh hari ini?

Sekali? Dua kali?

Atau mungkin berkali-kali?

Lihat tubuhmu sekarang

Sehat, sempurna, dan tangkas

Sudahkah kau syukuri nikmat itu

Hari ini sudah?

Atau sebulan ini sudah?

Jika belum, kau akan menyesal

Bila perlahan-lahan pemberian Tuhan ini diambil

Telinga lama-lama menjadi tuli

Mata terkadang buram bahkan berbayang

Hidung yang dulunya tajam pembauannya

Karena covid kini tak lagi apapun bisa dibaui

Naas,,,

Saat ini yang bisa dilakukan hanya menyesal

Kenapa dahulu tidak dimanfaatkan dengan baik

Daripada menyesal nanti

Syukuri dari sekarang

Nikmat Tuhan yang luar biasa ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun