Mohon tunggu...
lintang prp
lintang prp Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Ilmu komunikasi UM

saya suka dengan film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ontologi dan Reinkarnasi

14 Oktober 2024   22:10 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:14 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi dari ontologi yaitu berasal dari kata Yunani "ontos" yang berarti "ada" dan "logia" yang berartikan "ilmu". Ontologi merupakan studi yang membahas tentang keberadaan, realitas, dan sifat dari segala sesuatu. Dengan begitu, ontologi dapat dipahami sebagai suatu studi tentang: Apa yang ada? Apa arti dari keberadaan? Dan bagaimana kita memahami keberadaan itu. Dalam konteks ini, penting untuk menyelidiki bagaimana konsep reinkarnasi berinteraksi dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Sedangkan apa itu reinkarnasi? Reinkarnasi atau dilahirkan kembali merupakan konsep yang diyakini bahwa jiwa seseorang akan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain setelah kematian biologis. Dalam artikel ini, mari kita lebih mendalami tentang ontologi reinkarnasi.

Definisi dari reinkarnasi yaitu berasal dari kata Latin re-in-carnis, artinya "lahir kembali" atau "kelahiran semula". Ini merujuk kepada keyakinan bahwa jiwa dari seseorang yang sudah mati secara biologis akan dilahirkan kembali menjadi bentuk-bentuk tertentu seperti manusia maupun binatang sesuai dengan hasil perbuatannya di kehidupan yang lalu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reinkarnasi adalah penjelmaan (penitisan) kembali ke dalam tubuh lain setelah mati atau kelahiran kembali.

Jika dilihat dari perspektif filosofis, Mulla Sadra seorang filsuf Islam menolak konsep reinkarnasi dengan argumen-argumen yang filosofis. Argumen-argumen filosofis tersebut didasarkan pada prinsip filsafat utama Sadra, yaitu gerak substansial jiwa. Meskipun menolak konsep dari reinkarnasi, beliau tetap meyakini perihal tentang kebangkitan jiwa dan raga setelah kematian biologis yang akan melanjutkan perjalanan menuju suatu kesempurnaan tertinggi di alam akhirat nanti. Dalam pandangannya, jiwa adalah entitas yang terus bergerak menuju tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi, dan proses ini tidak memerlukan siklus kelahiran kembali.

Jika dilihat dari perspektif religius, agama yang sangat mempercayai filsafat reinkarnasi yaitu agama Hindu dan Buddha. Konsep yang diyakini mereka merujuk kepada siklus kelahiran dan kematian yang dipengaruhi oleh karma. Jiwa atau roh yang ada di dalam suatu tubuh berpindah ke tubuh lain sesuai perbuatan yang telah dilakukan di kehidupan sebelumnya. Proses ini terus berlanjut hingga jiwa atau roh telah mencapai moksa (Hindu) atau nirvana (Buddha). Dalam konteks ini, karma berfungsi sebagai hukum sebab-akibat; setiap tindakan memiliki konsekuensi yang akan menentukan bentuk kehidupan selanjutnya.

Jika dilihat dari bukti ilmiah tentang reinkarnasi, beberapa ilmuwan percaya bahwa ada bukti-bukti ilmiah yang dapat mendukung adanya reinkarnasi. Ian Stevenson, mantan Profesor Psikiatri di Universitas Virginia, telah melakukan studi tentang anak-anak yang mengaku ingat kehidupan sebelumnya. Dia menemukan bahwa sekitar 25% anak-anak ini memiliki tanda lahir ataupun cacat lahir yang mereka tunjukkan sebagai luka pada kehidupan sebelumnya. Profesor Stevenson juga menemukan bahwa 92% pernyataan anak-anak ini benar-benar terjadi sesuai dengan pernyataan mereka. Jim Tucker, mantan profesor Psikiatri di Universitas Virginia, melanjutkan penelitian dari Professor Ian Stevenson dan telah mempelajari lebih dari 2.500 kasus anak-anak yang telah melaporkan kenangan mereka tentang kehidupan mereka di masa lalu. Tim dari Professor Jim Tucker mencoba menentukan apa yang mereka katakan serta apakah hal ini cocok dengan kehidupan seseorang yang telah hidup dan mati sebelumnya.

Reinkarnasi adalah konsep yang melibatkan berbagai dimensi dari ontologis terkait hakikat jiwa, hubungan antara tindakan dan eksistensi, serta realitas multi dimensional. Melalui lensa ontologi, reinkarnasi mengajak kita untuk mempertimbangkan pertanyaan mendasar tentang apa yang berarti menjadi manusia. Apakah jiwa kita abadi? Bagaimana tindakan kita di satu kehidupan mempengaruhi eksistensi kita di kehidupan berikutnya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya bersifat filosofis tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam cara kita menjalani hidup sehari-hari.

Dilihat dari implikasi etis reinkarnasi, salah satu aspek menarik dari reinkarnasi adalah implikasinya terhadap etika dan moralitas. Keyakinan bahwa tindakan kita di satu kehidupan dapat mempengaruhi kehidupan berikutnya mendorong individu untuk bertindak lebih baik dan bertanggung jawab dalam hidup mereka saat ini. Konsep karma mengajarkan bahwa setiap tindakan baik atau buruk akan membawa konsekuensi di masa depan. Hal ini dapat mendorong individu untuk berbuat baik tidak hanya demi kepentingan pribadi tetapi juga demi kesejahteraan orang lain.

Dilihat dari kepopulerannya, topik reinkarnasi  juga telah menjadi tema populer dalam berbagai bentuk seni dan budaya pop. Banyak film, buku, dan karya seni lainnya mengeksplorasi ide tentang kehidupan setelah mati dan perjalanan jiwa melalui berbagai inkarnasi. Ini menunjukkan betapa menariknya konsep ini bagi banyak orang dan bagaimana ia terus mempengaruhi cara kita berpikir tentang eksistensi kita.

Kesimpulan yang di dapat yaitu dengan demikian, reinkarnasi bukan hanya sekadar kepercayaan spiritual; ia mencerminkan pencarian manusia akan pemahaman lebih dalam tentang hidup, kematian, dan apa yang mungkin terjadi setelahnya. Diskusi tentang reinkarnasi tetap relevan dan penting dalam konteks modern, mendorong kita untuk menjelajahi makna keberadaan kita di dunia ini dan di luar batasan fisik yang terlihat.

Ontologi reinkarnasi menawarkan wawasan mendalam mengenai hubungan antara jiwa dan tubuh serta dampak tindakan individu terhadap eksistensi selanjutnya. Ini merupakan pengingat bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan bahwa pencarian makna hidup adalah bagian integral dari perjalanan spiritual manusia. Oleh karena itu, memahami reinkarnasi melalui lensa ontologis dapat membantu kita lebih menghargai keberadaan kita saat ini dan mendorong refleksi tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup kita ke depan.

Lintang Pramitaloka Rakhsyah Putri
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun