Mohon tunggu...
Lintang Prameswari
Lintang Prameswari Mohon Tunggu... Jurnalis - Content Writer

Bukan penulis, hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kibar

19 Agustus 2018   17:07 Diperbarui: 19 Agustus 2018   20:30 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: img.antaranews.com

Bulan ini kita, Indonesia, sedang dihelat oleh berbagai macam perayaan yang mesti disambut dengan lantang...

Tegap, tegak, langkah gagah yang kita ambil mulai dari sekarang harus tegas gemilang...

Siapa bilang negeri ini sedang sakit?

Di tengah pertarungan demi pertarungan, kita telah berhasil melewati masa-masa sulit..

Tujuh belas Agustus kemarin Bandung telah ramai dipadati beragam kebisingan...

Hanya saja, di beberapa titik terlihat lengang karena tengah menjalani upacara penghormatan.

Dari kotak kecil televisi dapat kita saksikan sedang ada bahagia yang sama-sama sedang kita jalankan,

Mengapa sibuk mempertanyakan kita sudah merdeka jika proklamasi selalu lantang didengungkan?

Kawan, kita sibuk meneriakkan toleransi dengan suara yang melengking...

Jadi mengapa tidak kita sudahi saja segala kritisi dengan menghargai setiap orang yang mengartikannya dengan cara masing-masing?

Boleh jadi kita beda dengan jutaan teriak yang bersuara maha benar...

Di ujung Atambua, ada pemanjat kecil yang dengan ikhlas memanjat tiang tinggi demi Sang Saka agar tegak berkibar.

Semoga masih belum terlambat untuk mengucap kata Merdeka...

Di kala publik sibuk membabi buta pada pertarungan mendapat kuasa,

Nun jauh di seberang masih ada anak-anak dengan mata-mata yang gemar membaca.

Mengapa kita tak saling bersatu saja sambil sibuk berkarya?

Boleh saja kita terus mencaci betapa hitamnya politik di negeri ini...

Lantas apakah dengan begitu, kita mesti sibuk hujat sana sini sambil terus menghakimi?

Di ruang-ruang diskusi masih ada harapan bangsa pada anak-anak muda yang sibuk membaca dan meneliti...

Beberapa pengrajin dan pekerja sibuk menghasilkan rupa tanpa sorot media yang berlomba mencari citra...

Kawan, sekali lagi boleh ku bertanya siapa bilang negeri ini sedang sakit hingga kita lupa untuk menghargainya?

Kita masih baik-baik saja asal bisa mengapresiasi setiap kemenangan dengan prestasi..

Kita perlu memandang optimis setiap merah putih yang berkibar terpasang di halaman rumah tanpa ada dendam,

Di balik segala halau yang menghalangi kita untuk tidak merasa tentram, kita patut memilih untuk bekerja sambil meredam segala lebam.

Selamat Ulang Tahun, Tanah Air yang tegar...

Kami masih menunggumu berbinar dengan mata yang tak gentar menyuarakan kibar..

Berjuang tak butuh sinar yang menyilaukan,

Di ufuk segala pengorbanan, Indonesia masih jadi tempat pulang dengan segala kesederhanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun