Mohon tunggu...
Lintang Matahari
Lintang Matahari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

JKT 41. JKT 28'15. Mein Traum ist es in Deutschland zu studieren. Meine Webseite - http://sternundsonne.wix.com/lintangmataharihasan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Prediksi Finalis x Factor Indonesia: Fatin dan Mikha Relatif Aman

30 April 2013   03:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:23 2957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer “Divi Lintang” telah menyarankan beberapa hal untuk lebih memahami data popularitas masing-masing peserta X Factor Indonesia per gala pada tulisan saya terdahulu. Lihat popularitas fatin pendekar2 simfatin di youtube dan komennya. Berbeda dengan tulisan tersebut yang mengkaji popularitas peserta berdasarkan data di Youtube, dalam tulisan ini saya mencoba mengkaji popularitas Google dan Twitter untuk memprediksi kemungkinan peserta yang lolos ke 3 besar Finalis X Factor Indonesia. Setidaknya ada 3 alasan tulisan ini perlu dipublikasikan: 1.Perlu melengkapi data dari tulisan sebelumnya untuk memberikan gambaran popularitas yang lebih rinci agar dapat digunakan untuk melakukan prediksi, 2.Pandangan bahwa halaman web dan blog memiliki andil besar dalam hal mempengaruhi peningkatan popularitas di internet, sedangkan Tweet (twitter) atau media jejaring sosial lainnya dapat melengkapi data popularitas dalam sebuah pemikiran bahwa dengan twitter atau facebook kita dapat mencari, membagi, dan memberi informasi kepada orang lain dengan sangat cepat. 3.Kajian dengan data google dan twitter lebih mudah diikuti oleh para pembaca yang tertarik melakukan kajian sejenis dibandingkan dengan kajian popularitas video di Youtube terkait dengan sebaran datanya. Kajian popularitas video di youtube relative memaksa kita memahami penggunaan API yang disediakan oleh pengelola Youtube – dan itu berarti kita perlu memahami pemrograman skrip yang didukungnya. Sedangkan untuk Google kita hanya perlu memahami query input dan memahami hasilnya. Untuk itu, Google Guide dapat memandu kita. Untuk Statistik Twitter, data sudah tersedia cukup banyak melalui aplikasi TwitterCounter yang disediakan oleh pengelola Twitter. Popularitas Finalis 4 Besar di XFI Sebagai catatan - Popularitas Google atau juga populer dengan sebutan “Page Rank” pada dasarnya menggunakan algoritma pemeringkatan halaman web-berbasis jumlah link dari setiap halaman web, ditulis oleh Sergey Brin & Lawrence Page  (pendiri Google) melalui thesisnya doktoralnya dan telah  disarikan ke dalam makalahnya: “ The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web Search Engine (1998), dokumen citation-nya dapat diunduh di CiteseerX. Langsung kepada hasil kajian, kita dapat melihat grafik berikut ini. Pada grafik Tren Popularitas Google: Judul Halaman Web menggunakan input query: allintitle:X Factor peserta) dan Konten Halaman Web dengan  input query: X Factor Indonesia peserta, diperoleh hasil sebagaimana dilihat pada gambar. Mungkin ada yang bertanya mengapa sintaks query pencariannya di Google seperti itu? – Secara singkat saya memohon pembaca untuk membaca Google Guide – agar tulisan dalam blog Kompasiana kita ini lebih singkat.

13672597331963186478
13672597331963186478
13672597571663231085
13672597571663231085
Dalam konteks ini, popularitas Fatin tidak diragukan lagi. Sedangkan fluktuasinya terkait dengan penampilan dan pilihan lagu yang dipersepsikan baik oleh juri maupun oleh masyarakat. Grafik Fatin fluktuatif. Pada Bulan Maret, karena penampilan atau pilihan lagu dianggap tidak sesuai dengan karakternya terjadi penurunan popularitas. Tapi penampilannya membaik pada bulan April sehingga meningkatkan popularitasnya kembali. Peserta lainnya secara standar terus meningkat popularitasnya walaupun tidak tajam dan belum menyamai popularitas terendah Fatin. Dalam hal melihat popularitas Google, dapat dikatakan bahwa potensi Fatin untuk terus melaju peluangnya paling besar. Sementara Nu Di memiliki popularitas Google terendah. Namun bila menganalisis data twitter, penulis memprediksikan hal yang berbeda.
13672597671201636825
13672597671201636825
Walaupun follower Fatin jumlahnya paling besar (430,724) tetapi tweet rata-ratanya di urutan ke tiga (412) dengan pertambahan rata-rata 10 per harinya. Ini menunjukkan bahwa aktivitas tweet follower Fatin  masih kalah dengan Mikha (2755) dan Novita (1277). Data dari sebaran geografi follower dan demografi follower Fatin dan Nudi memang lebih merata dari seluruh Indonesia. Sedangkan Mikha dan Novita terkonsentrasi di Jakarta dan sekitarnya (data sebaran demografi dan geografi dapat dilihat langsung di TwitterCounter masing-masing peserta). Dengan data kemampuan tweet rata-rata perhari dapat disimpulkan  bahwa potensi follower Mikha dan Novita lebih tinggi dari pada follower Nudi dan Fatin dalam membelanjakan pulsa untuk melakukan vote. Lalu siapakah yang akan berpeluang melaju ke babak berikutnya? Berikut peluangnya dari analisis Popularitas Google (G) dan Potensi Twitter (T):
1367268257795607884
1367268257795607884
Dengan demikian peluang peserta yang diprediksikan kajian ini, sebagai berikut:
  • Fatin: 41%
  • Mikha: 33%
  • Novita: 17%
  • Nudi: 9%

Berikut tip sederhana bagi follower finalis XFI untuk mendorong peserta idamannya masuk ke 3 besar XFI:

  • Bila setiap Follower Fatin melakukan 1 kali vote (1 sms), akan diperoleh 430,724 vote
  • Setiap Follower Novita, setidaknya rata-rata harus melakukan 21 kali vote atau 21 x 21,348 = 448,308  vote
  • Setiap Follower Nudi, setidaknya rata-rata harus melakukan 4 kali vote atau 4 x 115,347 = 461,388 vote
  • Setiap Follower Mikha, setidaknya rata-rata harus melakukan 2 kali vote atau 2 x 296,555 = 593,388 vote

Catatan: Voter mengambang, pilihan dukungannya sulit diprediksikan secara kuantitatif . Namun mengacu pada popularitas Google, peluang voter mengambang akan mendukung Fatin dihipotesiskan lebih besar dari peserta lainnya. Namun demikian, penampilan dan pilihan lagu dari finalislah yang akan lebih kuat berpengaruh. Teori di banyak buku dan nasihat para guru mengatakan bahwa memprediksi dengan menganalisis data jauh lebih baik daripada menduga-duga tanpa fakta. Dalam menganalisis data boleh salah tapi tidak boleh bohong. Salam Simfatin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun