Gawai adalah gadget yaitu peralatan serba mini mulai dari yang super canggih hingga yang setengah hati - setidaknya itu adalah persepsiku...
sudah setahun aku melakukan berbagai pengamatan terhadap aspek sosial yang muncul karena penggunaan gawai secara masif oleh masyarakat. Salah atu aspek sosial gawai yang menarik untuk diwacanakan adalah typo karena penggunaan gawai.
Typo menurut Bang Wiki adalah kependekan dari 'typographical error' alias kesalahan ketik. Sebuah kesalahan ketik, secara historis, disebabkan kegagalan mekanis atau slip dari tangan atau jari, tetapi tidak termasuk kesalahan ketidaktahuan, seperti kesalahan ejaan. Kebanyakan kesalahan ketik melibatkan duplikasi sederhana, kelalaian, transposisi, atau substitusi dari sejumlah kecil karakter.
Sindrom 'jari gemuk', mengacu pada hal yang tidak diinginkan saat mengetik. Ketika jari seseorang lebih besar dari zona sentuh, bisa ada ketidaktepatan gerakan dan terjadilah typo . Hal ini biasa terjadi dengan layar sentuh. Secara tidak sengaja jari dapat menekan dua tombol yang berdekatan pada keyboard dalam keystroke tunggal.
Proposisi #1: typo terjadi karena tombol keyboard gawai yang terlalu kecil dibanding ukuran jari orang dewasa.
Dari pengamatan terhadap berbagai typo itu, kukelompokkan menjadi dua bagian, yaitu typo bahasa Inggris dan typo bahasa Indonesia. Berikut hasil pengamatanku terhadap 100 typo sms/bbm yang menggunakan istilah dari kedua bahasa tersebut dengan jenis gawai berkeyboard QWERTY:
Berikut ini adalah contoh typo yang sering terjadi:
1. uktah, maksudnya ultah
2. mama, maksudnya mana
3. yelp, maksudnya telp
4. tolomg, maksudnya tolong
5. kirin, maksudnya kirim
6. spevial, maksudnya special
7. konsulnyasi, maksudnya konsultasi
dll.
Dari data di atas sistem keyboard QWERTY dari gawai yang digunakan nampaknya tidak cocok untuk bahasa Indonesia. Dan kalau ditilik sejarahnya, QWERTY yang asalnya dikembangkan oleh C. L. Sholes berdasarkan pengetikan untuk bahasa Inggris. Dan menurut penelitian Jasmine & Casasanto (2012) sistem QWERTY dapat menimbulkan apa yang disebut dengan 'perubahan semantik dalam bahasa'.
Proposisi #2: Sistem keyboard gawai QWERTY perlu disesuaikan terhadap bahasa Indonesia
Untuk menguatkan argumen proposisi #2 ada fenomena yang menguatkan bahwa perlu menyesuaikan QWERTY agar dapat menghindarkan typo masif yang dilakukan masyarakat di Indonesia. Dan aku berasumsi bahwa apabila tidak dilakukan penyesuaian QWERTY yang digunakan pada gawai berbahasa Indonesia kemungkinan perubahan semantik bahasa Indonesia akan lebih cepat prosesnya.
Foto berikut menunjukkan betapa masifnya penggunaan gawai di tengah masyarakat kita. Foto diambil dari beberapa sudut kota Pontianak dimana masyarakat disana sudah menjadikan gawai sebagai kebutuhan komunikasi mereka sehari-hari. Di kedai kopi yang sederhana sekalipun sebagaimana ditunjukkan foto, Obrolan suara bergeser ke obrolan 'jari-jemari'.
[caption id="attachment_348375" align="alignnone" width="864" caption="Salah satu kedai kopi malam hari di sudut kota Pontianak dipenuhi oleh masyarakat dengan laptop dan gawai memanfaatkan hotspot yang disediakan di Kedai"]
[caption id="attachment_348376" align="alignnone" width="832" caption="Di siang hari, kedai kopi pinggir sungai di Pontianak penuh dengan muda-mudi bergawai-ria"]
Ponsel pintar dan laptop mengantarkan orang mengetik pesan hampir di mana saja. Secara rutin, bahasa mulai diproduksi tanpa bicara. Ketika ahli bahasa dan psikolog berbicara tentang artikulator yang digunakan dalam produksi bahasa, mereka biasanya memaknainya sebagai bagian dari saluran vokal. Tapi fenomena yang ditunjukkan foto menunjukkan bahwa artikulator bahasa sehari-hari semakin mengarah pada hasil jari. Dan itu berkorelasi dengan QWERTY. Dan bila benar typo terjadi pula karena QWERTY yang digunakan pada gawai, ada argumen kuat bahwa QWERTY pada gawai yang dipasarkan di Indonesia butuh diteliti ulang untuk disesuaikan dengan Bahasa Indonesia.
Bahan Bacaan
Jasmin, K., & Casasanto, D. (2012). The QWERTY effect: How typing shapes the meanings of words. Psychonomic Bulletin & Review, 19(3), 499-504. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1020164904?accountid=25704
Knable, K. (2011). Smartphone duel. Arkansas Business, 28(29), 1. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/882169670?accountid=25704
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H