Mohon tunggu...
Stephanie Lintang Lumaris
Stephanie Lintang Lumaris Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendidikan Sebagai Piramida Teratas di Korea Selatan

11 November 2020   19:35 Diperbarui: 11 November 2020   19:43 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah diantara teman-teman pernah menonton drama Korea bertema pendidikan? Sebenarnya apa yang ada di drama benar-benar terjadi di kehidupan nyata atau tidak sih? Untuk lebih jelasnya simak artikel ini sampai habis yuk!

Korea Selatan terkenal dengan drama-drama seru yang akhir-akhir ini sangat digemari oleh orang-orang dari berbagai kalangan. Tetapi, dibalik drama-drama yang seru tersebut, sebagian besar adegan yang disuguhkan terutama yang berkaitan dengan sekolah sebenarnya sesuai dengan keadaan asli sistem pendidikan di Korea Selatan. 

Kalau teman-teman pernah menonton drama SKY Castle, di drama tersebut terdapat banyak pesan-pesan tersirat yang ingin disampaikan sebagai upaya mengkritik sistem pendidikan di negara tersebut. Korea Selatan adalah negara yang dikenal dengan kedisiplinannya, terutama apabila hal tersebut berkaitan dengan masa depan seseorang. Itulah mengapa bagi sebagian besar orang tua di Korea Selatan menganggap pendidikan terletak pada piramida yang paling atas.

Sumber Ilustrasi: Drama Korea School 2017 (KBS2).
Sumber Ilustrasi: Drama Korea School 2017 (KBS2).
Berdasarkan pengalaman pribadi teman-teman penulis yang berkewarganegaraan Korea Selatan menganggap bahwa sistem pendidikan di Korea Selatan sangat-sangat melelahkan dan merupakan sebuah beban yang berat. Itulah mengapa kasus bunuh diri para siswa di Korea Selatan cukup tinggi. Rata-rata siswa-siswi di tingkat akhir (SMA) memulai kegiatan di sekolah pada pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 19.00. 

Tidak berhenti sampai disitu, sepulang sekolah mereka harus melanjutkan kelas tambahan atau bimbingan belajar (Hagwon) hingga tengah malam, dan rata-rata sampai di rumah pagi dini hari. Mereka memiliki waktu kira-kira 5 jam untuk beristirahat sebelum akhirnya kembali berangkat ke sekolah.

Hagwon merupakan tempat bimbingan belajar di Korea Selatan yang ramai didatangi pelajar sepulang sekolah. Jika sekolah umumnya selesai pada malam hari, maka yang dilakukan setelahnya bukan pulang ke rumah untuk istirahat, melainkan mengikuti bimbingan belajar hingga larut malam. Sebagian ada yang mengikuti secara private, ada pula yang datang ke tempat berisi beberapa siswa. Biaya yang diperlukan untuk mengikuti Hagwon ini tidak sedikit. 

Semakin besar nama suatu Hagwon, biasanya semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Sebagian besar orang tua seolah tidak merasa terbebani dengan biaya yang besar, mereka akan berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi segala kebutuhan pendidikan anak-anaknya, bahkan sebagian besar rela menghabiskan setengan dari penghasilannya untuk membiayai segala kebutuhan pendidikan putra putrinya.

Di Korea Selatan, terdapat tiga universitas paling populer yang menjadi dambaan setiap siswa, yaitu Seoul National University (SNU), Korea University, dan Yonsei University. Ketiganya populer dengan singkatan SKY. Bisa dikaitkan bagaimana singkatan tersebut menjadi alasan mengapa judul drama SKY Castle muncul. SKY dianggap sebagai universitas unggulan dan elite sebab terbukti telah menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang berperan penting bagi negara.

Sumber: https://www.flickr.com/photos/65817306@N00
Sumber: https://www.flickr.com/photos/65817306@N00
Mayoritas orang tua di Korea Selatan menganggap pendidikan merupakan hal terpenting, itulah mengapa mereka akan bekerja keras menghasilkan uang untuk mencukupi pendidikan anak-anaknya yang jumlahnya sangat tidak sedikit. Bagi orang tua, memasukkan anak-anaknya ke Hagwon dianggap sangat membantu putra putrinya supaya tidak tertinggal dengan anak-anak yang lain. 

Persaingan di Korea Selatan sangat ketat, menjadikan siswa dan siswi terus dituntut untuk berjuang supaya lulus ujian seleksi perguruan tinggi sebagai penentu masa depannya. Bahkan, hari dimana ujian perguruan tinggi dilaksanakan, segala hal yang sekiranya dapat menjadi gangguan terpaksa harus dihentikan. 

Contohnya seperti pesawat tidak diizinkan berlalu-lalang di udara sehingga penerbangan tertunda, jam kerja kantor mundur supaya tidak mengganggu jalanan, truk-truk besar dilarang beroperasi supaya tidak menimbulkan kemacetan, bahkan polisi mengutamakan para pelajar yang hendak mengikuti ujian dan memastikan pelajar sampai ditujuan tanpa terlambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun