Mohon tunggu...
Lintang Laxita
Lintang Laxita Mohon Tunggu... Administrasi - Universitas 17 Agustus 1945 Kota Surabaya

Mahasiswa Administrasi Negara di Kampus Merah Putih Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan kegiatan aktif pada organisasi kemahasiswaan, pengabdian, dan kegiatan akademik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Tepi Sungai, HIMANATA Melahirkan Literasi

25 Desember 2024   15:37 Diperbarui: 26 Desember 2024   09:52 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah Sungai untuk pembukaan kegiatan perdana di Bank Sampah (Sumber : Kredit PPK ORMAWA HIMANATA)

Di sudut tenang wilayah Gunung Anyar Tambak, Surabaya, berdiri sebuah inisiatif yang mengubah wajah pendidikan dan literasi masyarakat sekitar. Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melahirkan sebuah inovasi yang tak hanya berbasis edukasi, tetapi juga menyentuh aspek seni dan budaya. Sekolah Sungai Gunung Anyar Tambak menjadi saksi bagaimana literasi dan kreativitas bertumbuh dari tangan-tangan muda yang berkomitmen pada perubahan.  

Program ini diperkenalkan dengan nama yang sederhana namun penuh makna: pojok literasi. Dalam wujudnya, terdapat lima ruang kreatif yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri, yaitu Pojok Calistung, Pojok Kolase Diorama, English Corner, Pojok Seni, dan Pojok Film. Setiap pojok didesain untuk membangkitkan minat belajar masyarakat dengan pendekatan yang interaktif, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.  

Di Pojok Calistung, anak-anak diajak untuk belajar dasar membaca, menulis, dan berhitung dengan metode yang sederhana namun efektif. Pendekatan ini memberikan kepercayaan diri bagi anak-anak yang sebelumnya mungkin merasa tertinggal di bidang pendidikan. Tidak hanya itu, pembelajaran diberikan dengan suasana yang penuh semangat, membuat mereka antusias untuk terus belajar.  

Sementara itu, Pojok Kolase Diorama menawarkan pengalaman unik dalam bidang seni rupa. Anak-anak diajak membuat kerajinan tangan dari bahan bekas, seperti kardus, botol plastik, atau kertas bekas, yang diubah menjadi karya seni menakjubkan. Melalui kegiatan ini, mereka belajar menghargai lingkungan sekaligus mengasah kreativitas. Proses ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga membuka wawasan anak-anak tentang pentingnya daur ulang dalam kehidupan sehari-hari.  

English Corner menjadi daya tarik lain yang membantu anak-anak belajar dasar-dasar bahasa Inggris. Dengan fokus pada percakapan sehari-hari, kegiatan ini memberikan bekal komunikasi yang penting untuk masa depan mereka. Anak-anak diajarkan melalui permainan, lagu, dan aktivitas interaktif lainnya, sehingga bahasa Inggris tidak lagi terasa sebagai beban tetapi menjadi hal yang menyenangkan.  

Pojok Seni memfokuskan diri pada pelestarian budaya lokal. Melalui pelajaran seni tari khas Indonesia, anak-anak diajak untuk mengenal dan mencintai warisan budaya bangsa. Mereka belajar gerakan tari tradisional yang sarat makna, yang tidak hanya menghibur tetapi juga menanamkan nilai-nilai kearifan lokal.  

Tak kalah menarik, Pojok Film menyuguhkan pengalaman menonton film yang sarat edukasi. Film-film yang diputar tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan moral dan pembelajaran hidup. Anak-anak diajak berdiskusi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam film, sehingga mereka belajar menganalisis dan memahami cerita dengan cara yang lebih mendalam.  

Setiap minggunya, kegiatan di sekolah sungai ini berlangsung dengan penuh antusiasme. Pengajaran tidak hanya berfokus pada satu bidang, tetapi mencakup berbagai aspek yang memperkaya wawasan anak-anak. Misalnya, mereka belajar membuat kerajinan, melukis, berkomunikasi dalam bahasa Inggris, hingga mengenal seni tari tradisional. Pendekatan yang holistik ini memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan potensi mereka di berbagai bidang.  

Sekolah Sungai untuk pembukaan kegiatan perdana di Bank Sampah (Sumber : Kredit PPK ORMAWA HIMANATA)
Sekolah Sungai untuk pembukaan kegiatan perdana di Bank Sampah (Sumber : Kredit PPK ORMAWA HIMANATA)

Keberhasilan program ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat sekitar. Kehadiran para mahasiswa UNTAG Surabaya tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga membangun kolaborasi dengan warga setempat. Program ini membuktikan bahwa pendidikan tidak harus berlangsung di dalam kelas formal; justru dengan pendekatan yang kreatif dan inklusif, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih efektif dan menyenangkan.  

Namun, misi ini tidak berhenti di Sekolah Sungai. Harapan besar dari program ini adalah menjadikan pojok literasi sebagai model yang dapat diterapkan di seluruh kampung di Kecamatan Gunung Anyar Tambak. Dengan menggandeng masyarakat sebagai penggerak utama, program ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak anak-anak dan warga, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara luas.  

Salah satu langkah penting untuk keberlanjutan program ini adalah pemberdayaan masyarakat. Para mahasiswa berkomitmen untuk melatih warga setempat agar dapat menjalankan pojok literasi secara mandiri. Dengan demikian, program ini tidak hanya menjadi sekadar inisiatif sesaat, tetapi menjadi gerakan yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.  

Program ini menjadi bukti nyata bagaimana kepedulian terhadap pendidikan dapat mengubah wajah suatu komunitas. Dari tepi sungai yang sederhana, lahirlah semangat literasi yang membakar antusiasme belajar generasi muda. Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara UNTAG Surabaya telah menunjukkan bahwa inovasi dalam pendidikan tidak harus rumit, tetapi harus menyentuh hati dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.  

Dengan semangat kebersamaan dan visi yang jelas, Sekolah Sungai Gunung Anyar Tambak bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga simbol harapan akan masa depan yang lebih baik. Literasi bukan lagi sekadar kata-kata, tetapi telah menjadi gerakan nyata yang menginspirasi dan memberdayakan. Inisiatif ini, dari mahasiswa untuk masyarakat, membuktikan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dari tepi sungai, literasi pun lahir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun