Mohon tunggu...
Lintang Larasanti
Lintang Larasanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan saya Lintang Larasanti Utami seorang mahasiswa Universitas Airlangga prodi Akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ayah dalam Pembentukan Karakter Anak: Kondisi Fatherless di Indonesia

31 Mei 2023   18:03 Diperbarui: 31 Mei 2023   18:11 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyum dan kebahagiaan setiap anak adalah hasil dari kebutuhan yang tidak dapat tergantikan, yaitu peran ayah yang besar dan aktif. Sayangnya, ribuan anak kehilangan sosok ayah saat mereka mengembangkan karakternya di tengah kondisi fatherless di Indonesia yang semakin memprihatinkan. 

Apakah kita benar-benar memahami betapa pentingnya peran seorang ayah dalam mengarahkan, menjaga, dan membimbing anak-anak? Dalam upaya untuk memahami dan mengatasi masalah fatherless di Indonesia, mari kita telaah peran penting ayah dalam mempengaruhi masa depan generasi penerus Indonesia.

Pengaruh seorang ayah terhadap perkembangan karakter anaknya tidak dapat digantikan. Seorang ayah memiliki dampak signifikan dalam membentuk nilai-nilai, perilaku, dan kepribadian anak. Ayah juga berperan sebagai sosok yang diteladani oleh anak, pendukung emosional, dan pembimbing bagi perkembangan anak.

Jumlah anak di Indonesia yang tidak merasakan kehadiran seorang ayah dalam pertumbuhannya terus meningkat. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut seperti faktor perpindahan kerja sang ayah yang membuat ayah dan anak terpisah jauh serta minimnya komunikasi, perceraian, kematian sang ayah atau bahkan ayah sebenarnya berada di rumah tetapi minimnya keterlibatan peran ayah dalam perkembangan fisik dan karakter anak. 

Kondisi ketika kehilangan figur ayah sebagai teladan dapat memengaruhi perkembangan emosional, sosial, dan psikologis anak. Anak-anak kehilangan sumber pendampingan yang khusus untuk mengembangkan moralitas dan karakternya ketika ayah mereka tidak mendampinginya. Sang anak mungkin berjuang untuk mengendalikan emosi mereka, membangun hubungan antarpribadi yang positif, dan membentuk rasa percaya diri yang kuat.

1. Pengaruh positif ayah dalam pembentukan karakter 

  • Peran ayah dalam memberikan teladan dan dukungan emosional kepada anak-anak

Ayah memiliki peran penting dalam memberikan contoh yang baik kepada anak-anak. Melalui interaksi dan komunikasi yang penuh kasih, ayah memiliki kemampuan untuk membentuk persepsi anak-anak tentang hubungan yang sehat dan saling menghormati. Anak-anak bisa mendapatkan kepercayaan diri, rasa aman, dan kestabilan emosi yang mereka butuhkan untuk pengembangan karakter dari sang ayah, yang merupakan sumber dukungan emosional yang signifikan bagi mereka.

  • Pengaruh positif ayah dalam membentuk nilai-nilai moral dan etika pada anak

Ayah memainkan peran penting dalam membina nilai-nilai moral dan etika anak-anak. Ayah mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai seperti moralitas, tanggung jawab, kejujuran, dan keadilan melalui interaksi mereka sehari-hari. Ayah juga dapat memberikan contoh yang kuat ketika dihadapkan pada dilema moral, yang menyoroti pentingnya bertindak secara moral dan membuat keputusan moral. Ayah juga menekankan pentingnya menghormati orang lain, bekerja keras, dan menghargai perbedaan dengan orang lain.

  • Contoh kasus yang mendukung pentingnya peran ayah dalam pembentukan karakter anak

Bahlil Lahadalia, pemilik 11 perusahaan dan  Ketua Umum HIPMI merupakan gambaran nyata betapa pentingnya peran ayah dalam membangun karakter dan moral anak-anaknya. Ayahnya menjadi teladan dan seseorang yang menginspirasinya dalam bekerja meskipun dalam kondisi ekonomi yang sulit. Bahlil memperoleh mentalitas kerja keras, keberanian menghadapi rintangan, dan semangat pantang menyerah melalui pengalaman dan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh ayahnya. Hal ini menunjukkan betapa signifikannya pengaruh ayah dalam membentuk karakter anak-anak, bahkan dalam keadaan yang sulit.

2. Dampak Negatif Ketidakadaan Ayah dalam Kehidupan Anak

  • Dampak psikologis dan sosial bagi anak-anak yang tumbuh tanpa hadirnya sosok ayah

Terdapat dampak psikologis yang sangat besar pada anak-anak yang tumbuh tanpa sosok ayah dalam hidupnya. Anak-anak mungkin akan tersesat, bingung tentang jati dirinya, dan secara emosional akan merasa gelisah. Anak-anak akan berjuang untuk mendapatkan kepercayaan diri dan harga dirinya tanpa adanya sosok ayah.

Bukan hanya dalam segi psikologis, ketidakadaannya sosok ayah dapat berdampak pada perkembangan sosial anak. Sang anak akan berjuang untuk mencari dan membangun hubungan dengan orang lain secara positif, memahami peran antar gender, dan keterampilan sosial lainnya. Dinamika kelompok sosial anak dapat berubah juga akibat dari ketidakstabilan keluarga yang akan berdampak pada kehidupan sosialnya secara menyeluruh.

  • Resiko perkembangan emosional dan perilaku anak-anak yang kehilangan figur ayah

Tidak adanya figur ayah dalam hidup bagi anak-anak akan beresiko terjadinya pertumbuhan emosi dan perilaku yang tidak sehat. Anak-anak mungkin akan sulit menemukan cara untuk mengendalikan emosinya, seperti kemarahan, kecemasan, dan depresi dan bagaimana cara mengekspresikannya.

Selain itu, anak-anak yang kehilangan figur ayah juga beresiko untuk mengembangkan perilaku negatif seperti cepat marah, kenakalan remaja, dan sebagainya. Ketidakstabilan perilaku ini dapat disebabkan kurangnya arahan yang baik dan ketidakstabilan pada kehidupan keluarganya.

  • Contoh kasus yang menggambarkan dampak negatif kondisi fatherless di Indonesia

Di Kampung Kranji, Banjarbaru, ketiadaan sosok ayah memiliki dampak negatif yang mendalam, khususnya bagi remaja atau dewasa muda pengangguran yang beresiko terhadap tindakan kekerasan dan minum minuman keras. 

Menurut pengamatan, hal ini terjadi karena kurangnya interaksi dan komunikasi antara orang tua dan anak yang menyebabkan kurangnya pendidikan dan kebersamaan dalam keluarga.  Untuk memperbaiki keadaan ini dilakukan pendekatan pada hubungan emosional, yang menyoroti pentingnya ayah dalam kehidupan anak-anak dan pentingnya komunikasi dua arah dalam keluarga untuk mencegah perilaku negatif pada remaja. 

3. Solusi dan langkah-langkah yang dapat diambil

  • Pengetahuan untuk masyarakat tentang pentingnya peran ayah dalam keluarga khususnya anak

Peran ayah dalam keluarga tidak hanya sebagai pencari nafkah dan penanggung jawab ekonomi keluarga, ayah juga memiliki peran sebagai pendukung emosional dan panutan untuk membentuk karakter anak. Pengetahuan ini perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat dan juga mengedukasi tentang nilai-nilai yang dapat diwariskan ayah kepada anak-anaknya, seperti tekun, tanggung jawab, dan komunikasi yang efektif.

  • Upaya penguatan peran ayah sebagai upaya mengatasi kondisi fatherless

Program-program pemerintah dan masyarakat dapat menjadi tempat untuk berkembangnya pengetahuan para ayah terhadap perannya di keluarga. Pemerintah dapat mendukung keterlibatan ayah dalam perkembangan anak-anaknya melalui keterampilan mengasuh anak, dan mengadakan komunitas untuk para ayah. 

Selain itu, masyarakat dapat berperan secara aktif dengan mengadakan forum, seminar, atau pelatihan yang mendorong kontribusi ayah terhadap pengembangan karakter anak. Program-program tersebut dapat membantu para ayah dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya untuk mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

Ayah memainkan peran penting dalam membentuk cara anak-anak untuk berperilaku, berpikir, dan merasakan. Ayah berperan sebagai pembimbing dan panutan dalam perkembangan anak. Ketidakhadiran sosok ayah dalam hidup anak akan mempengaruhi secara negatif perkembangan emosional, sosial, dan psikologis anak. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk mensosialisasikan pentingnya keterlibatan ayah dalam perkembangan anak dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran ayah dalam keluarga melalui program-program yang dicanangkan tersebut.

Sebagai pembaca, tugas kita adalah untuk menyebarkan informasi dan membuat tindakan untuk mengatasi kondisi fatherless ini. Hal ini dapat dimulai dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya peran ayah dalam keluarga dan mendukung program-program yang diadakan oleh pemerintah atau komunitas yang mensosialisasikan peran ayah dalam keluarga. 

Dengan berpartisipasi secara aktif, diharapkan kita dapat berpartisipasi secara aktif dalam memperbaiki lingkungan anak-anak yang tidak memiliki sosok ayah dalam hidupnya. 

Kami berharap agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan hadirnya sosok ayah dan keluarga yang positif dalam kehidupan mereka. Anak-anak akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan karakter yang kuat, mandiri, dan bersemangat jika ayah dan keluarga mendampingi dalam kehidupan mereka secara aktif. Kami berharap bahwa dengan meningkatnya kesadaran akan mengurangi kasus fatherless di Indonesia agar masa depan anak-anak lebih cerah dan penuh potensi.

Penulis: Lintang Larasanti Utami

Penulis adalah mahasiswa di Universitas Airlangga (UNAIR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun