Mohon tunggu...
Lintang Hayyu
Lintang Hayyu Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

An Undergraduate degree student majoring in Public Health at Airlangga University who has an interest in writing, either fiction or non-fiction. Had published an independent book with an ISBN entitled "Luna(r)". Participated in several National and International Scientific Writing competitions.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencegahan dan Penekanan Penyakit Demam Berdarah sebagai Salah Satu Ancaman Dunia

15 September 2024   20:22 Diperbarui: 15 September 2024   20:27 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu ancaman kesehatan global yang serius, terutama di wilayah tropis dan subtropis. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 100 negara melaporkan kasus demam berdarah setiap tahun, dengan jutaan infeksi terjadi. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini semakin menyebar seiring perubahan iklim, urbanisasi yang tidak terkendali, dan infrastruktur kesehatan yang lemah. Untuk mengatasi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat menjadi sangat penting.

Penyebaran demam berdarah dipicu oleh beberapa faktor. Urbanisasi yang tidak terencana menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk aedes untuk berkembang biak. Kepadatan penduduk yang tinggi, kurangnya sistem pengelolaan sampah, dan infrastruktur air yang buruk memperparah kondisi ini. Perubahan iklim juga memperluas area geografis tempat nyamuk dapat hidup, sehingga memperluas jangkauan demam berdarah. Selain itu, upaya pengembangan vaksin dan obat yang efektif masih menghadapi banyak kendala. Meski vaksin seperti dengvaxia telah ada, penggunaannya terbatas dan memiliki risiko bagi sebagian populasi. Akibatnya, pengendalian nyamuk dan pencegahan masih menjadi strategi utama dalam menekan penyebaran penyakit ini.

Oleh karena itu, kesehatan masyarakat memiliki peran sentral dalam mengendalikan dan mencegah demam berdarah melalui beberapa pendekatan. Pertama, yaitu edukasi dan kesadaran masyarakat. Masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya pencegahan demam berdarah melalui edukasi yang tepat. Melalui kampanye kesehatan, masyarakat didorong untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti menguras wadah air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Selain itu, tindakan pencegahan pribadi seperti menggunakan obat nyamuk dan mengenakan pakaian pelindung juga harus diperkenalkan secara luas. Kedua ialah pengelolaan lingkungan. Kesehatan masyarakat berperan dalam memperbaiki pengelolaan lingkungan, seperti memastikan sistem drainase yang baik dan pengelolaan sampah yang tepat. Program kesehatan lingkungan yang efektif dapat mengurangi habitat nyamuk, sehingga menekan penyebaran penyakit. Ketiga yaitu surveilans dan pemantauan. Pemantauan epidemiologis penting untuk mengetahui pola penyebaran demam berdarah dan merespons wabah dengan cepat. Surveilans yang baik memungkinkan pemerintah dan lembaga kesehatan untuk mengidentifikasi wilayah berisiko tinggi dan segera melakukan tindakan pencegahan serta intervensi. Keempat adalah partisipasi komunitas dalam pengendalian vektor. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang melibatkan masyarakat penting untuk menekan populasi nyamuk. Melalui program seperti "Gerakan 3M Plus" (Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan kembali barang bekas), masyarakat dapat dilibatkan secara langsung dalam upaya pengendalian nyamuk, yang terbukti efektif dalam mengurangi penyebaran demam berdarah. Terakhir adalah kolaborasi antar lembaga. Kerjasama antar lembaga, baik lokal maupun internasional, sangat penting untuk mengatasi tantangan demam berdarah. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat lokal dapat memperkuat sistem kesehatan dan memastikan respons yang cepat dan tepat terhadap wabah demam berdarah. Selain itu, lembaga seperti WHO dan UNICEF juga memiliki peran penting dalam mendukung program-program kesehatan masyarakat di berbagai negara.

Tantangan global dalam menghadapi demam berdarah memerlukan pendekatan holistik, di mana kesehatan masyarakat memainkan peran utama. Dengan meningkatkan edukasi, pengelolaan lingkungan, serta surveilans yang efektif, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman demam berdarah. Partisipasi aktif masyarakat dan kolaborasi antar lembaga sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini dan melindungi populasi yang rentan.

KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Penyakit, Peran

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Y. dan Budi, I. S. (2017). Analisis Partisipasi Kader Jumantik Dalam Upaya Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 200--207.

Candra, A. (2010). Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, Dan Faktor Risiko Penularan, 2(2), 110--119.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun