Mohon tunggu...
Lintang Gumilang
Lintang Gumilang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penikmat senja

Seorang ibu pembelajar yang jatuh cinta pada literasi dan gila membaca. Penulis kelahiran asli kota Malang ini sangat bersyukur bisa menulis dan menerbitkan antologi dengan harapan agar tulisannya bisa bermanfaat bagi semua pembacanya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Rubah Kertas, Ubah Limbah Kertas Meretas Kehidupan Baru

9 November 2024   09:09 Diperbarui: 9 November 2024   09:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sIumber gambar: https://www.instagram.com/rubahkertas/)

"Awalnya saya berpikir, kenapa kertas yang masih bisa digunakan harus berakhir sebagai sampah? Padahal dengan sedikit usaha, kita bisa memberinya kehidupan baru,"

(Afifah Luthfiya Hanum)

Gadis itu nampak resah, banyak sekali kertas berserakan di kamarnya. Ia mulai kesal, melihat begitu banyaknya kertas yang berakhir di tempat sampah, tanpa ada upaya memanfaatkannya kembali.

Ya! Kertas telah melekat dalam keseharian manusia. Meskipun teknologi semakin canggih dan muncul konsep paperless, namun banyak orang masih memilih kertas dalam berbagai keperluan. Misalnya dalam pencetakan dokumen, berita, buku, dan packaing produk.

Ancaman yang Ditimbulkan Industri Kertas

(sumber gambar: https://waste4change.com/blog/kenali-bahaya-sampah-kertas-bagi-lingkungan/)
(sumber gambar: https://waste4change.com/blog/kenali-bahaya-sampah-kertas-bagi-lingkungan/)

Tidak main-main, sebagai salah satu sektor industri terbesar dunia, industri pulp and paper telah menjadi ancaman deforestasi bagi hutan.

Dilansir dari World Wide Fund for Nature (WWF), sebesar 30-40% dari semua kayu industri global digunakan untuk memenuhi produk berbasis kertas, seperti katalog kantor, kertas glossy, buku, tisu hingga kemasan produk.

Bukan itu saja, industri pulp juga membutuhkan sumber daya air yang cukup besar. Menurut Environtment Canada, dalam produksi 1 kg kertas, membutuhkan setidaknya 324 liter air.

Dilansir dari Environtmental Paper Network (2018), industri pulp dan kertas pada beberapa negara juga sudah menggunakan 10% persediaan air tawar guna memproduksi kertas.

Lantas bagaimana dengan limbahnya?

Bentuk limbah yang dihasilkan juga beragam, mulai dari partikel padat, cair, hinngga gas. Pun dalam pengelolaan limbah tersebut juga memberi ancaman serius bagi lingkungan. Seperti kandungan organik yang tinggi,patogen, abu, hingga jejak kandungan logam berat. Bagaimanapun hal ini perlu diperhatikan karena membahayakan kesehatan manusia ke depannya.

Lahirnya Rubah Kertas, Solusi Ubah Limbah Kertas Menjadi Berdaya Guna

Afifah melihat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia juga belum begitu masif, padahal sampah yang dihasilkan terus meningkat setiap harinya.

Setelah melihat ancaman yang timbul bila sampah kertas ini dibiarkan menumpuk, ia memutuskan mengambil tindakan dengan melahirkan Rubah Kertas pada 2018 silam.

(sumber gambar: https://www.instagram.com/rubahkertas/)
(sumber gambar: https://www.instagram.com/rubahkertas/)

Lulusan Teknik Lingkungan universitas Indonesia ini mengumpulkan kertas bekas dari perkantoran, sekolah, dan rumah tangga yang kemudian diolah menjadi barang baru dengan nilai lebih ekonomis.

Bahkan Afifah mampu menyulap limbah kertas ini menjadi produk seperti buku catatan,  hiasan dekoratif, label baju, kartu nama, kaligrafi, hingga souvenir ramah lingkungan.

Rubah Kertas menjadi sebuah socio-preneur yang fokus pada produk sustainable ramah lingkungan. Proses produksinya hingga konsep bisnisnya tak mengabaikan isu-isu lingkungan.

Pada tahun 2022, Rubah Kertas konsisten mendaur ulang kertas bekas menjadi kertas berdaya guna baru. Memang hal ini tak mudah, selalu ada tantangan yang muncul. Afifah selalu belajar bagaimana mengatasi segala masalah yang mungkin muncul.

Menghadapi Tantangan dengan Keteguhan

Harapan Rubah Kertas memang meminimalisir sampah kertas yang muncul untuk keberlanjutan lingkungan. Sampah kertas sebenarnya bisa terurai dengan tanah, namun waktunya juga ngga singkat. Setidaknya membutuhkan waktu 3-6 bulan tergantung kondisi tanah.

(sIumber gambar: https://www.instagram.com/rubahkertas/)
(sIumber gambar: https://www.instagram.com/rubahkertas/)

Proses penguraiannya juga bertahap yang diawali dengan proses pemilahan. Apabila tidak ada pemilahan, sampah kertas justru mempercepat perubahan iklim.

Kertas itu sifat dasarnya organik dapat bercampur dengan sampah anorganik. Ini yang mengakibatkan pembusukan berlangsung tanpa oksigen atau anaerobik. Pembusukan anaerobik yang memicu munculnya gas metana.

Tahu kan gas metana akan mempercepat perubahan iklim karena bisa menangkap panas di atmosfer bumi 25 kali lebih kuat dari karbon dioksida. Maka penguraian yang tak sempurna pasti akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kehidupan manusia.

Maka, Afifah juga mengedukasi masyarakat untuk keluar dari zona nyaman menggunakan kertas.  Memang tak mudah meningkatkan kesadaran dampak limbah kertas, namun ia berharap masyarakat lebih bijak dalam menggunakan kertas.

(sumber gambar: https://www.instagram.com/rubahkertas/)
(sumber gambar: https://www.instagram.com/rubahkertas/)

"Ini bukan hanya soal kertas, tetapi juga soal kesadaran kita semua. Saya ingin masyarakat sadar bahwa kita punya peran dalam menjaga lingkungan. Dengan langkah kecil, kita bisa bersama-sama membuat perubahan besar," jelasnya.

Apresiasi dari SATU Indonesia Awards 2021

(sumber gambar: https://kumparan.com/)
(sumber gambar: https://kumparan.com/)

"Saya percaya kalau kita konsisten, hasilnya akan mengikuti. Tidak apa-apa memulai dari langkah kecil, yang penting kita tidak menyerah.."ujar Afifah.

Konsistensi Afifah memang harus melewati jalan berliku panjang, namun bukan berarti tak membuahkan hasil. Atas dedikasinya yang luar biasa dalam mengurangi limbah kertas dan meningkatkan kesadaran lingkungan, Afifah mendapatkan anugerah penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards 2021 untuk kategori Lingkungan oleh Astra.

"Penghargaan ini bukan untuk saya, tetapi untuk semua yang mendukung dan percaya pada gerakan Rubah Kertas. Saya berharap ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli pada lingkungan, meski dengan langkah kecil," tutur Afifah dengan semangatnya yang luar biasa.

Anugerah penghargaan ini menjadi bukti sebuah keteguhan hari perempuan muda yang peduli pada keberlanjutan lingkungan. Semoga Rubah Kerta bisa semakin meretas kehidupan baru limbah kertas menjadi lebih berdaya guna. 

Referensi:

https://www.instagram.com/rubahkertas/

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/09/20/rubah-kertas-solusi-ramah-lingkungan

https://siap.viva.co.id/news/11497-gerakan-rubah-kertas-untuk-lingkungan-dan-masa-depan-yang-lebih-baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun