Dalam dunia pendidikan, setiap pengalaman mengajar selalu membawa cerita yang unik dan penuh makna. Salah satu kisah inspiratif yang layak dibagikan adalah pengalaman asistensi mengajar di SMA Laboratorium UM yang dijalani oleh saya, Lintang. Perjalanan ini bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan sebuah perjalanan penuh inspirasi yang membuka wawasan dan memperkaya batin.
Program Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang resmi mulai dilaksanakan sejak 19 Februari lalu. Sesuai dengan namanya, mahasiswa/i yang mengikuti program ini diharuskan untuk melakukan kegiatan mengajar di sekolah. Asistensi Mengajar ini adalah salah satu dari beberapa program dari Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Program ini dilaksanakan selama satu semester atau setara dengan 20 SKS dengan waktu pelaksanaan sekitar 16 minggu. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa/i akan dibimbing oleh Guru pamong dan Dosen pembimbing di satuan pendidikan formal secara kolaboratif. Terdapat 4 (empat) empat kategori aktivitas yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa/i yang mengikuti kegiatan Asistensi mengajar diantaranya adalah, akademik, non-akademik, administrasi, dan publikasi.
Melaksanakan program asistensi mengajar di SMA Laboratorium UM adalah pengalaman yang memberikan banyak pelajaran berharga, baik secara profesional maupun pribadi. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang dunia pendidikan, tetapi juga memperkuat keyakinan akan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter dan kemampuan siswa.
Ketika pertama kali mendapatkan kesempatan untuk menjadi asisten mengajar di SMA Laboratorium UM, perasaan antusias dan sedikit cemas menyelimuti. Sebagai institusi pendidikan terkemuka, SMA Laboratorium UM dikenal dengan komitmennya terhadap pendidikan berkualitas dan penerapan nilai-nilai Pancasila.
Saya menyadari bahwa tugas ini bukan hanya tentang mengajar mata pelajaran, tetapi juga tentang mendidik dan membimbing siswa agar menjadi individu yang berkarakter dan kompeten di era digital. Sebagai asisten mengajar, saya juga terlibat aktif dalam berbagai aktivitas pembelajaran, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi.
Salah satu fokus utama di SMA Laboratorium UM adalah pengembangan karakter siswa sesuai dengan profil Pelajar Pancasila. Sebagai mahasiswi PPKn, saya berperan dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek pembelajaran.
Misalnya, dalam kegiatan Jumat Bersih, Morning Motivation, dan Pondok Ramadhan, gotong royong melibatkan seluruh siswa, menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu. Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) juga dapat mendorong siswa untuk menghargai keberagaman dan berpikir kritis tentang isu-isu sosial yang relevan.
Ada banyak momen inspiratif selama asistensi mengajar. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika melihat perkembangan signifikan dari siswa-siswa yang awalnya memiliki kesulitan dalam belajar. Melihat mereka mulai memahami materi, bersemangat dalam belajar, dan meningkatkan nilai akademisnya memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Momen-momen ini mengajarkan tentang pentingnya kesabaran, dedikasi, dan pendekatan yang personal dalam mengajar.
Rekan-rekan guru yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap pendidikan juga sangat menginspirasi saya. Mereka tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mentor dan teman bagi siswa. Dukungan dan kerjasama yang terjalin diantara para guru dan rekan-rekan asistensi mengajar dari Program Studi lain menjadi sumber inspirasi yang mendorong saya untuk terus belajar dan berkembang.
Tentu saja, menjadi asisten mengajar tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah mengelola waktu dan energi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing siswa yang berbeda-beda. Setiap siswa memiliki gaya belajar dan tingkat pemahaman yang berbeda, dan saya harus belajar untuk bersabar dan fleksibel dalam pendekatan saya. Namun, tantangan ini juga memberikan banyak pembelajaran.
Saya belajar untuk lebih peka terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan berbagai strategi pengajaran yang efektif. Selain itu, saya juga menyadari pentingnya kolaborasi dengan guru-guru lain dan orang tua siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
Pengalaman menjadi asisten mengajar di SMA Laboratorium UM adalah pengalaman yang sangat berharga dan membentuk. Tidak hanya belajar tentang praktik mengajar yang efektif, tetapi juga tentang pentingnya pendidikan karakter dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa menjadi pendidik adalah sebuah panggilan yang memerlukan dedikasi, kesabaran, dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang. Saya merasa beruntung telah diberikan kesempatan ini dan bertekad untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan, menginspirasi dan membimbing generasi muda menuju masa depan yang lebih baik.
“Pengalaman Inspiratif Asistensi Mengajar di SMA Laboratorium UM” bukan hanya cerita tentang mengajar, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi, dedikasi, dan keinginan untuk membuat perbedaan. Ini adalah kisah yang menginspirasi siapa saja yang membacanya untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik dalam setiap peran yang dijalani, khususnya dalam dunia pendidikan.
