Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 9 menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang inklusif memerlukan pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas industri, dan inovasi. Indonesia telah mengalami berbagai kemajuan dan kesulitan di sektor ini dalam lima tahun terakhir.
1. Mewujudkan Infrastruktur Transportasi yang Baik
Proyek besar pemerintah Indonesia, seperti pembangunan jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatra, berhasil meningkatkan konektivitas antara daerah. Data dari Kementerian PUPR (2023) menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, lebih dari 2.000 kilometer jalan tol baru telah dibangun, yang telah mempercepat transportasi barang dan jasa.
2. Peralihan Infrastruktur Telekomunikasi ke Digitalisasi
Dengan pembangunan jaringan internet yang cepat, transformasi digital menjadi prioritas utama, terutama di daerah tertinggal. Setelah program Palapa Ring dimulai pada tahun 2020, 514 kabupaten/kota di Indonesia telah terhubung ke jaringan serat optik. Namun, masalah masih ada, seperti keterbatasan dalam mendapatkan akses internet di daerah timur Indonesia.
3. Perluasan Perusahaan Manufaktur
Kebijakan substitusi impor dan peningkatan daya saing ekspor mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Sektor otomotif dan elektronik sangat berkembang. Laporan BPS (2022) mencatat pertumbuhan industri sebesar 4,3% per tahun dari 2018 hingga 2022, meskipun pandemi sempat menghentikan pertumbuhan.
4. Perkembangan dalam Inovasi Teknologi
Startup teknologi Indonesia berkembang pesat, terutama fintech, agritech, dan e-commerce. Laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (2023) menyatakan bahwa ekosistem startup Indonesia menjadi salah satu yang paling dinamis di Asia Tenggara.
5. Masalah Keberlanjutan Energi
Di Indonesia, kemajuan industri masih menghadapi masalah keberlanjutan, terutama terkait emisi karbon. Pergerakan menuju energi terbarukan, seperti pembuatan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu), masih sangat lamban. Menurut data IESR (2022), kapasitas energi terbarukan hanya mencapai 11% dari kapasitas energi nasional.
6. Ketimpangan dalam Infrastruktur di antara Daerah
Keterbatasan pembangunan infrastruktur antara wilayah Jawa dan wilayah luar Jawa masih merupakan masalah utama. Di wilayah timur Indonesia, akses ke transportasi dan fasilitas publik masih terbatas, yang menghambat pertumbuhan ekonomi lokal.
7. Konsekuensi Pandemi COVID-19
Sektor industri dan infrastruktur sangat terpengaruh oleh pandemi. Banyak proyek infrastruktur tertunda, dan sektor kecil dan menengah menghadapi tantangan untuk bertahan. Namun, pandemi juga mendorong inovasi di sektor kesehatan, seperti pembuatan peralatan medis di negara sendiri.
8. Kebijakan yang Memberikan Dukungan Industri
Pemerintah menerapkan kebijakan seperti UU Cipta Kerja untuk mendorong investasi di sektor industri, tetapi dikritik karena tidak memperhatikan hak pekerja dan masalah lingkungan.
9. Kerjasama dengan Sektor Pribadi
Dalam pembangunan infrastruktur, kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta telah menunjukkan hasil yang baik, seperti proyek MRT Jakarta dan LRT. Namun, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek ini masih perlu ditingkatkan.
10. Peluang di Masa Depan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020--2024 pemerintah bertujuan untuk meningkatkan inovasi teknologi dan mempercepat pembangunan infrastruktur hijau. Untuk mencapai target ini, berbagai pemangku kepentingan harus berkolaborasi dan berkomitmen secara kuat.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai dan tantangan yang dihadapi, Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung tercapainya SDGs nomor 9. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat akan sangat penting untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur, industri, dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H