Mohon tunggu...
Lintang A
Lintang A Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ngaji, Belajar, Ngabdi!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lawan Berita Hoaks di Dunia Maya

25 November 2020   23:10 Diperbarui: 25 November 2020   23:30 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita Hoax atau berita bohong, bukanlah hal baru di kalangan masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hoax atau Hoaks adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Sehingga berita hoaks merupakan berita atau informasi yang sesungguhnya tidak benar, namun dibuat seakan-akan benar dan nyata. Sehingga orang yang membaca akan langsung mempercayainya.

Terdapat berbagai macam jenis Hoaks yang telah berkembang, diantaranya adalah :

1. Hoax Virus

Biasanya dikembangkan oleh hacker dan melakukan penyebarannya lewat email atau aplikasi chatting dengan memberi informasi adanya virus berbahaya di komputer atau smartphone yang sebenarnya tidak terinfeksi.

2. Hoax Kirim Pesan Berantai

Biasanya di WhatsApp atau Pesan terdapat sms atau pesan  yang meminta seseorang untuk melanjutkan pesan atau share ke teman-teman dan keluarga mereka. Alasan yang digunakan pun berbeda-beda, biasanya orang yang mengirimkan pesan akan didoakan yng baik-baik,  dan akan mengalami hal buruk jika tidak mengirimkannya..

3. Hoax Urban Legend

Banyak orang yang suka membuat hoax soal cerita urban legend seram tentang tempat, benda, atau kegiatan tertentu. Hoax jenis ini biasanya menghimbau netizen untuk tidak mengunjungi, membeli, atau melakukan hal yang telah disebutkan pembuat hoax tadi. Hoax jenis ini dapat berimbas negatif pada si objek kabar hoax, seperti mulai dijauhi sampai nilai ekonomisnya menurun. Sekilas hoax ini mirip dengan black campaign.

4. Hoax dapat Hadiah Gratis

Hoax satu ini modusnya mirip dengan penipuan online. Oknum akan mengirimkan pesan boradcast atau pop-up message berisikan pengumuman pemberian hadiah gratis. Di sini, memang korban jarang ada yang mengalami kerugian uang, namun mereka tertipu dengan mengisi survei-survei internet untuk iklan. Dampak negatif akan semakin besar apabila si korban tidak sengaja menggunakan email kantor atau email utama untuk mendaftarkan diri di survei tersebut. Jika terjadi, maka email-email iklan dipastikan mengalir deras dan susah untuk dihentikan.

5. Hoax tentang Kisah Menyedihkan

Hoax satu ini berupa surat yang berisikan tentang kabar dari seseorang yang tengah sakit dan membutuhkan dana guna operasi atau obat. Hoax jenis ini biasanya menggunakan foto dari Google demi mendapatkan simpati. Oknum dari penyebar hoax ini turut menyertakan nomor rekening agar korban yang tertipu bisa mengirimkan beberapa jumlah uang.

Oleh karena itu, bagaimana cara menghadapi kabar hoax dan bagaimana cara membedakan kabar asli dan palsu?

1. Judul Berita yang Provokatif

Judul yang provokatif biasa digunakan oleh penulis artikel atau berita untuk menarik jumlah pengunjung. Tidak jarang judul dan isi dari berita tidak sesuai karena hanya mencari sensasi saja.

2. Periksa Sumber dan Fakta yang Sebenarnya

Seringkali berita hoax datang dari sumber yang tidak jelas. Sekalipun sumber yang dicantumkan mengatasnamakan lembaga resmi, namun apabila berita tersebut datang dari situs yang tidak jelas, bukan dari situs resmi, berdomain blog, maka berita tersebut perlu diragukan.

3. Cek Keaslian Foto

Semakin berkembangnya teknologi saat ini, banyak sekali hal-hal yang dapat dimanipulasi. Salah satunya adalah foto dan video. Tidak jarang foto atau video yang tersebar atau yang dicantumkan dalam berita bukanlah foto atau video dari berita yang dimaksud.

4. Baca Secara Menyeluruh

Saat mendapat berita, lebih baik jangan hanya membaca judul dan membaca sekilas saja. Karena biasanya berita hoax memang dibuat panjang dan bertele-tele sehingga membuat banyak orang tidak benar-benar membacanya. Oleh karena itu, saat mendapatkan berita alangkah baiknya dibaca secara keseluruhan atau dibaca berulang kali  sebelum benar-benar mengirimkannya kepada yang lain.

5. Saring Sebelum Sharing

Saat mengahadapi berita yang kita tidak tahu kebenarannya atau ragu akan kebenarannya, lebih baik tahan berita tersebut dan tidak menyebarkannya kepada yang lain. Hal tersebut untuk menghindari semakin meluasnya berita hoax yang didapat. Dan ketika mendapat berita, sebaiknya mengecek dulu kebenaran sumbernya, mengecek di sumber yang lain, serta diskusikan dengan teman.

Jika Anda menemukan kabar hoax, ada dua hal yang bisa  Anda lakukan, diamkan dangan jangan disebar atau laporkan. Hal tersebut untuk mencegah agar kabar tersebut tidak tersebar. Anda bisa melaporkan kabar hoax tersebut melalui sarana yang tersedia pada masing-masing media.

Media sosial Facebook, dapat menggunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening atau kategori lain yang sesuai. Jika banyak aduan dari pengguna, Facebook akan menghapus status tersebut.

Untuk Google, Anda bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung kabar palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.

Kemudian, bagi pengguna internet Anda dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun