Mohon tunggu...
LINTA NALURITA ANWAR
LINTA NALURITA ANWAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis, Membaca, memasak dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Bunuh Ibu dan Aniaya Ayah: Pola Asuh Orang Tua, Pengaruh Nature-Nurture Pada Kepribadian Individu

14 Desember 2023   20:30 Diperbarui: 15 Desember 2023   18:36 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
animationolpor.weebly.com

Pola asuh yang diterapkan pada tiap anak akan berpengaruh pada proses tumbuh kembangnya, khususnya dalam membentuk kepribadian anak. Setiap pola asuh tentu memiliki dampaknya masing-masing. Dalam hal ini, anak yang berada dibawah pola asuh otoriter menuntut tiap anak untuk patuh dan tunduk pada setiap aturan dan perintah yang ditetapkan oleh orang tuanya dan anak cenderung tidak diberi kebebasan untuk berpendapat. Orang tua juga cenderung menghukum fisik, memaksakan kehendak, dan bersikap keras untuk membuat anak tunduk padanya. Alhasil pola asuh ini akan membentuk anak menjadi tempramental, sulit mengontrol dirinya, cenderung bersikap egois dan memaksa, anak juga sering merasa tidak berharga karena tidak pernah diberi ruang untuk bersuara dan tingkat percaya dirinya rendah.

Anak akan cenderung meniru orang tuanya, karena anak adalah cerminan dari orang tua. Bagaimana anak dididik hari ini akan menentukan bagaimana anak berperilaku di masa depan. Seperti sikap kasar atau sifat temprament pada anak bisa jadi ia dapatkan dari hasil meniru orang tuanya, meniru bagaimana perlakuan orang tua kepada dirinya. Anak dengan pola asuh seperti ini juga cenderung ambisius untuk keinginan pribadinya tercapai, misalnya ia ingin HP baru, maka ia akan memaksa dan bisa jadi menghalalkan segala cara untuk keinginannya terwujud. Hal seperti ini ia dapatkan dari pengalamannya saat dituntut untuk memenuhi keinginan-keinginan pribadi orang tuanya, jadi cenderung berpikir “aku sukses kalau aku bisa wujudin mimpi aku dan aku bodoh kalau aku gak bisa gapai impian aku”. Anak akan terbentuk menjadi pribadi yang egois dan mengedepankan kepentingan pribadinya seperti orang tua yang menuntut anak harus berhasil agar dapat membanggakan orang tua.

Pada RA sendiri, perasaan “harus dipenuhi” itu selalu muncul dalam dirinya sebagai bentuk pemenuhan pribadi dan berpengaruh besar dalam kepribadiannya, dilihat saat ia harus memenuhi hasratnya (membunuh) untuk melampiaskan emosinya.

Kemudian dalam teorinya, Jean Piaget berpendapat bahwa ada 4 tahapan perkembangan kognitif pada anak hingga dewasa, salah satunya adalah tahapan Operasi Formal yang berlangsung dalam usia 11-15 tahun dan berkembang hingga masa dewasa. Pada tahap ini, anak akan melakukan operasi-operasi konkretnya untuk berpikir logis dan memecahkan masalah yang abstrak. Anak mulai mengembangkan gambarannya mengenai kehidupan yang ideal, berpikir bagaimana orang tua yang ideal. Dapat kita lihat pada kepribadian yang terbentuk selama masa perkembangan di hidup RA, mengantarkannya pada pemikiran untuk menciptakan kehidupan yang ideal, bebas dari perlakuan orang tua yang menindasnya (mengatur), bersikap berani dan egois. Karena dalam pemikirannya, hal ini merupakan bentuk dari kehidupan ideal menurut standarnya dan mulai berpikir orang tuanya tidaklah orang tua yang ideal.

Kepribadian anak juga didukung oleh pengaruh lingkungan sosial. Selain menjadikan orang tua sebagai role model, anak juga akan cenderung menjadikan lingkungannya sebagai tolak ukur dalam berperilaku. Lingkungan juga ikut membentuk kepribadian anak, pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan dalam lingkungannya turut seta membentuk pemahamannya pada dunia. Nature-Nurture saling mempengaruhi satu sama lain dalam pembentukan kepribadian anak. Nature merupakan faktor biologis yang melekat pada diri seseorang (karakteristik genetik/hereditas) dan nurture merupakan faktor yang berasal dari lingkungan, bagaimana ia memperoleh pengalamannya di lingkungan dan kemudian diimplementasikan dalam hidupnya. Faktor nature merupakan faktor yang diturunkan dari orang tua kepada anak, bahwa hereditaslah yang sepenuhnya mengendalikan anak. Misalnya tempramental adalah sebuah sifat yang diwariskan dari orang tua kepada anak, sifat ini akan ia gunakan saat ia berinteraksi dengan sosialnya. Dan faktor nurture hanyalah faktor yang mendukung anak dalam berperilaku. Layaknya sebuah tanaman yang diberi pupuk, diberi sinar matahari, disiram air dan dibersihkan dari rumput-rumput liar disekitarnya, yang dimana hal ini akan menunjang potensi untuk tumbuh pada tanaman tersebut. Seorang anak pun dalam perkembangannya akan bergantung pada bagaimana stimulus lingkungan yang ia dapatkan.

Begitu pun yang terjadi pada RA, dimana karakteristik genetiknya telah dibawa melalui pewarisan kromosom dan gen-gen dari orang tuanya, kemudian bertemu dengan lingkungan yang mendukung sifat-sifat tersebut berkembang.

Kepribadian yang terbentuk juga akan mempengaruhi seseorang dalam perkembangan emosional dan psikososialnya. Oleh karena itu, penting bagi kita para calon orang tua dan para orang tua untuk lebih menyiapkan segala hal, mulai dari kesiapan finansial hingga kesiapan mental sebelum memiliki anak, agar anak yang lahir dapat berkembang secara optimal dengan stimulus lingkungan yang baik. Selain itu, kesiapan mental para orang tua juga sangat dibutuhkan, dengan harapan agar anak mendapatkan kesejahteraan psikologis, tidak dibawah tekanan orang tua yang hanya akan membunuh karakter pada anak. Parenting atau pola asuh juga perlu dipelajari matang-matang, agar anak merasa berada di tempat yang aman, menjadikan orang tua sebagai rumah ternyaman, tumbuh menjadi pribadi yang baik dan tidak menjadi boomerang (ancaman) dalam kehidupan di masa yang akan datang.

Meskipun manusia pasti memiliki kekurangan, contohnya memiliki sikap tempramental, para orang tua dan calon orang tua tidak perlu khawatir anaknya menjadi tempramental juga, sebab lingkungan akan memupuknya tumbuh menjadi pribadi yang seperti apa. Manusia akan memiliki pemahaman pada dunia dari pengalaman-pengalaman yang didapatnya pada lingkungan. Meskipun sikapnya tempramental, tetapi bila dibesarkan dalam lingkungan penuh kelembutan, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang lembut dan penyayang. Mari ciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi tumbuh kembang anak. Tidak ada anak yang terlahir nakal, yang ada hanyalah anak yang belum cukup mengerti dalam mengendalikan diri.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun