Waktu kelompok 1 yang mana itu juga kelompok saya melaksanakan praktek. Saya dan teman-teman praktek di Laboratorium Gawat Darurat. Praktek tentang pemeriksaan TTV. Pada awalnya memang susah sih, karena harus mencari denyut nadi dulu. Ketika teman saya mencari denyut nadi yang berada di lipatan siku sangat susah karena tidak terasa, sedangkan denyut nadi teman saya mudah untuk di temukan. Mereka bilang denyut nadi saya terasa tapi sangat pelan dan harus ditekan lama baru terasa denyutnya. Disitu saya tertawa, mungkin denyut nadinya malu-malu. Setelah itu teman saya memeriksa tekanan darah saya, tangan saya di lapisi oleh ya yang biasa dilingkari di lengan itu. Setelah stetoskopnya di tempel di denyut nadi tadi sambil ditekan stetoskopnya. Saya memastikan jarum ya ada di angka nol, lalu di pompa sampai terasa berat dan setelah itu dilepas dan terdengan bunyi deg, sampai deg terakhir. Ya saya dari anak IPS jadi saya tidak paham, tetapi saya terus belajar walaupun tetap saja pusing. Setelah deg terakhir baru kita bisa menyipulakan deg 1 per deg yang terakhir itu tadi. Saya coba ke teman saya, yag membuat saya susah adalah mendengar bunyi deg. Mendengar itu harus dengan cermat, kalau tidak nanti bisa salah ukuran, dan pasien bisa salah paham juga. Selain itu saya juga diajari mencari denyut nadi yang ada di pergelangan tangan, dihitung sampai 1 menit. Selain itu saya diajari oleh dosen pemeriksaan head to toe. Hingga matkul selesai sekitar jam 18.00 WIB, dan saya pulang dengan ilmu baru saya. Begitulah pengalaman saya memeriksa tekanan darah.
Nama: Lintang Prikaning Mahabah
Kelas: 1-A
Prodi: S1 Keperawatan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H