Ikatan keluarga adalah ikatan yang paling kuat, kalau dipupuk sejak dini. Begitu juga keluarga kami yang terpisah pisak karena beragam alasan, profesi, ikut suami dan juga karena tugas dari perusahaan. Apapun itu kami tetap sebagai orang tua ttap berusaha menjaga tali silahturhami diantara kami dan juga mengajarkan kepada anak - anak kami bahwa mereka punya saudara - saudara jauh yang walaupun jarang mereka lihat, tetapi minimal dia mengetahui hal tersebut.
Kabar paling membahagiakan adalah ketika di tengah keluarga kami hadir seorang anggota baru, bayi itu lahir setelah lama ditunggu tunggu. berita baik itu datang dari adik sendiri. Setelah sempat berduka karena anak kembar pertama mereka tidak terselamatkan karena lahir prematur, Tuhan telah menggantikan dengan yang lebih baik, anak laki laki yang sehat dan tampan. Kedua peristiwa duka dan suka itu saya selalu sampaikan kepada anak perempuan saya yg berumur 5,5 tahun dan menginginkan dia belajar untuk berempati terhadap peristiwa yg terjadi disekitarnya.Â
Saat adik saya mengirimkan beruntun foto anak lelakinya yang baru lahir, anak saya turut juga melihatnya dan mengatakan betapa lucunya adek bayi. Spontan pertanyaan langsung terlontar dari mulut saya, "kakak mau kasih apa untuk adek bayi?" dia berpikir dan saya juga berpikir mengingat keponakan yg baru lahir tinggalnya di jakarta sedangkan kami jauh di pelosok Kalimantan. "Bagaimana kalo kakak menggambar untuk dedek bayi?" dan dia tanpa ragu dan berbinar binar menjawab "oke!" peralatan gambar langsung dikeluarkan dari dalam tasnya, dan dia langsung menggambar sesuai imajinasinya yg meluap luap walaupun sudah hampir jam 12 malam.
Pertama saya melihat gambar yang dihasilkan anak kami ada rasa bangga terselip melihat bagaimana dia bisa mencurahkan perasaannya kedalam media lukisan, bagi orang lain mungkin gambar itu sangat -sangat biasa. tetapi bagi dia dan terutama bagi kami sebagai orang tua. kami sangat bangga terhadap apa yang dihasilkannya.
Keesokan harinya saya kirimkan via whatsapp kepada adik saya dan dia bersama istrinya kagum melihat apa yang sudah anak saya persembahkan untuk mereka dan bayinya. Bagi saya, suatu kebanggaan tersendiri berhasil mendorong anak saya untuk punya keinginan membahagiakan orang disekitarnya dengan tindakan yang dia mampu kerjakan sendiri. Walupun itu sangat sederhana. Setidaknya dia bisa memberikan sesuatu yang menurut kami dalam ukurannya adalah sesuatu yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H