Mohon tunggu...
Lin Majazaah
Lin Majazaah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Yuk, Kita Kenalkan Anak Sejak Dini Untuk Belajar ‘Berani’ dalam Kebenaran dan Kebaikan

29 November 2015   14:35 Diperbarui: 29 November 2015   19:36 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menceritakan kisah para nabi dan rasul serta pahlawan pemberani bisa pula dijadikan jalan untuk menumbuhkan sikap pemberani pada anak. Melalui gaya cerita mendongeng, hikmah cerita akan mudah tersampaikan. Pernah suatu hari saat membeli buku di sebuah toko, ternyata kembaliannya berlebih. Ihsan meminta ibunya mengantar kembalian tersebut ke karyawan toko buku Sehari sebelumnya, ia membaca buku dengan kisah pedagang yang jujur di dalamnya.

 

Di toko buku
  1. Hindari mencela/ memarahinya berlebihan di depan umum.

Memarahi dan membentak di depan umum ketika anak melakukan kesalahan bukanlah tindakan yang etis. Karena hal itu akan membuat si anak merasa minder, pemalu, dan sulit untuk mengungkapkan perasaannya pada orang lain. Selain itu, kejadian tersebut akan tersimpan dalam ‘long term memory’ si anak, yang tentu akan sulit untuk dilupakan.

Anak akhirnya selalu ragu-ragu dalam melakukan aktivitas apapun. Ia khawatir melakukan kesalahan, lalu peristiwa yang menurutnya memalukan dan menakutkan itu terulang kembali. Hindari pula menakut-nakuti anak dengan hantu agar cepat tidur.

  1. Bekali diri dengan ilmu pengetahuan, dan agama.

Ini tidak hanya berlaku bagi si anak, tapi juga untuk orang tua. Anak usia SD masih sering bertanya tentang hal-hal baru yang masih asing baginya. Kita sebagai orang terdekat mereka, seringkali menjadi sasaran utama untuk dijadikan tempat mereka bertanya.

Ilmu pengetahuan yang luas akan membantu masa depan anak. Sedangkan ilmu agama akan membentengi anak dari perilaku menyimpang. Poin ini merupakan poin paling penting agar kita melahirkan generasi yang tidak hanya ‘berotak’, namun juga berakhlak, dan bukan generasi ‘tong kosong nyaring bunyinya’.

  1. Membiasakan diri meminta maaf dan memaafkan.

Orang dewasa seringkali merasa sulit untuk bisa meminta maaf lebih dulu. Meski dalam hati mengakui kesalahan yang telah diperbuat, namun masih berat untuk sekedar mengucap kata maaf. Nah, jangan sampai buah hati kita pun seperti itu. Ajari ia untuk meminta maaf pada orang lain dan memaafkan kesalahan orang lain padanya.

  1. Mendidik dengan kasih sayang.

Ini dia poin tips yang tak kalah penting. Mendidik anak dengan kasih sayang sehingga memperkuat jalinan hubungan antara orang tua dan anak. Berbeda dengan anak yang dididik dengan kelembutan, anak yang dididik dengan kekerasan akan menjadi anak yang penakut.

Contohnya, si anak dijewer telinganya saat nilai ulangannya kurang memuaskan. Bukan tidak mungkin jika justru kita sendiri yang menciptakan gap yang membuat jarak komunikasi antaranggota keluarga.

Itulah trik dan tips yang bisa kita usahakan dan pernah dilakukan olehku serta kakakku dalam menumbuhkan keberanian pada Ihsan. Selamat mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun