Mohon tunggu...
Karina Lin
Karina Lin Mohon Tunggu... profesional -

Seorang manusia biasa yang suka menulis. Mencintai dan hidup untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari Engeline, Kita Belajar Pentingnya Berasuransi

19 Juni 2016   23:55 Diperbarui: 20 Juni 2016   00:03 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Masih ingat kasuspembunuhan bocah perempuan Engeline yang terjadi di Denpasar, Bali pada setahunsilam (2015)? Saya yakin, kita semua pasti masih ingat. Pasalnya bukan karenakehebohan oleh pemberitaan media saja. Pasalnya pembunuhan bocah berusia 8tahun itu terbilang memilukan.

Bagaimana tidak, berdasarkan kronologis yang saya himpun danreka kembali – Engeline, si bocah manis itu awalnya diberitakan oleh pihakkeluarga angkatnya. Dibantu oleh media sosial (kalau tak salah facebook),informasi hilangnya Engeline, menyebar cepat. Namun beberapa minggu kemudian,kita dibuat terkejut lantaran si bocah yang dicari-cari itu ditemukan takbernyawa. Semakin terkejut karena lokasi penemuan mayatnya adalah di halamanrumah keluarga angkatnya sendiri.

Pihak berwajib segera melakukan penyelidikan dan berhasilmenetapkan tersangka pembunuhan gadis cilik nan malang itu. Ada dua tersangka,yakni Agus Tay – yang merupakan pekerja di rumah keluarga angkat almarhumahEngeline, dan Magriet Ch. Megawe – yang notabene ialah ibu angkat dariEngeline.

Pasca penetapan tersangka, tak berarti perhatian terhadap kasusini mereda. Justru, sepengamatan saya (saat itu) publik jadi sibuk menghujatdan mem-bully. Aksi ini rerata dilakukan oleh publik melalui media sosial.Adapun subyek atau yang menjadi sasaran hujatan tadi, siapa lagi kalau bukan siAgus Tay, si Magriet, dan tak ketinggalan – keluarga angkat dari Engeline.Tambahan pemberitaan dari media-media di Indonesia, maka klop-lah sudah.

Sebaliknya, publik menunjukkan simpati yang sangat terhadapkeluarga kandung dari almarhumah Engeline. Khususnya yang diekspos adalah ibukandungnya. Teringat jelas, betapa si ibu kandung Engeline ini terlihat sedih.Matanya selalu berurai airmata setiap kali ada media yang mewawancarainya. Rautwajanya memperlihatkan kekhawatiran – walau ada pertanyaan juga di hati saya,apakah kekhawatiran tersebut sungguh karena kehilangan Engeline.

Dalam perjalanannya, sidang atau proses hukum pun terusberjalan. Info terakhir yang saya baca di media, kedua tersangka telah dijatuhivonis penjara sekian tahun oleh majelis hakim. Apakah cukup adil? Saya kira itupenilaian dari masing-masing individu.

Tetapi saya mencoba untuk melihatnya jauh lebih dari sekadarkasus pembunuhannya saja. Menurut saya, petaka awal itu bermula dari orangtuakandung si Engeline sendiri. Saya lupa sumbernya, tetapi tetap dari pemberitaanmedia. Mengapa Engeline bisa menjadi anak (angkat) dari keluarga Margriet Ch.Megawe? Menurut penuturan si ibu kandungnya, saat dia melahirkan putrisulungnya itu – dia dan suaminya tak mampu membayar biaya persalinan. KeluargaMagriet-lah yang kemudian membayar biayanya sebesar Rp 2 juta dan adakesepakatan, setelah biaya persalinan dilunasi – Engeline diangkat menjadi anakdari keluarga Margriet.

BukanOrangtua Kandung Engeline Saja

Kalau merunut ceritanya, jelas artinya orangtua kandung darialmarhumah Engeline ini tidak memiliki persiapan yang matang untuk menyambutkelahiran putri sulungnya itu. Bahkan mungkin dari sejak melangsungkanpernikahan.

Hal seperti inilah yang kebanyakan terjadi padakeluarga-keluarga yang baru membina atau telah lama membina rumah tangga dan(tanpa bermaksud memojokkan salah satu pihak) kurang teredukasi dengan baikperihal kehidupan pernikahan atau membina rumah tangga. Darimana saya tahu? Takusah jauh-jauh, cukup kita perhatikan saja berita-berita kriminalitas yangberseliweran di televisi. Misalnya si ibu anu tertangkap mencuri susu bayi diminimarket, seorang tukang anu kedapatan maling baju untuk anaknya dan usutpunya usut, anaknya berjumlah lebih dari dua. Sedangkan profesi dari si ibuatau si tukang tidaklah jelas. Kedua contoh kasus di atas, secara ringkas dapatdisebut kondisi keuangan-lah yang menjadi pemicunya, yang sebenarnya sekaligusmembuktikan bahwa semakin perlunya perencanaan yang matang dalam membinakehidupan berkeluarga.

Hidup berkeluarga, tak cuma Anda bersama suami atau Anda bersamaistri. Hidup berkeluarga, pastinya akan bertambah individu (anak) baru dankebutuhan-kebutuhan baru.

Merencanakandengan Bantuan Pihak Bank

Lantas bagaimana sebaiknya? Menabung menjadi salah satualternatif termudah dan pilihan terbanyak yang dilakoni oleh sebagian besarorang Indonesia. Tak usah disebut angkanya. Setiap kali ke bank, saya cukupmengamati begitu banyak masyarakat kita yang datang ke sana untuk keperluanpembukaan rekening tabungan baru.

Selain menabung, adakah opsi lain yang dapat dilirik? Ada! Salahsatunya adalah asuransi. Sedikit catatan, selama ini asuransi identik denganmanfaat untuk perlindungan diri dan mesti daftar atau dibeli di perusahaan asuransi di Indonesia.Hal tersebut tidaklah salah. Hanya, dalam perkembangannya – asuransi taksebatas lagi ditujukan proteksi diri dan pendaftarannya melalui perusahaanasuransi.

Menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan pula, asuransiyang awalnya notabene ditujukan memberi manfaat perlindungan diri, kinidigabungkan bersama dengan manfaat investasi. Adapun jenis asuransi yangmenggabungkan dua manfaat tadi disebut unit link dan lini ini tidaklah lagididominasi oleh perusahaan asuransi.  

Diantara sekian banyak produk asuransi yang dikeluarkan olehperbankan, Commonwealth Life dari Commonwealth Bank dapat dilirik dan menjadiopsi tepat untuk mengelola keuangan keluarga Anda ini. Ada tiga jenis pilihanasuransi yang ditawarkan oleh bank yang berbasis di negeri kangguru ini.Pertama ialah Investra Link yang mana merupakan produk asuransi jiwa daninvestasi secara fleksibel. Investra link menawarkan perlindungan asuransi jiwadengan beragam pilihan perlindungan bagi ketenangan hidup Anda dan keluarga.

Melalui Investra link, kita dapat merencanakan berbagai tujuanmasa depan seperti kelahiran anak, pendidikan anak, pernikahan mereka,persiapan masa pensiun, serta pertumbuhan investasi individu peserta asuransi.

Lalu kedua, Investra Link Extra. Hampir sama dengan InvestraLink yang ditujukan untuk merencanakan berbagai tujuan masa depan. Bedanya padajenis ini menyediakan manfaat extra dimana nilai investasi telah terbentuksejak tahun pertama (pendaftaran).

Sedangkan yang ketiga, Investra Titanium. Produk dariCommonwealth Life ini sungguh berbeda dari dua produk sebelumnya. InvestraTitanium adalah solusi investasi yang dilengkapi asuransi dalam satu paketdengan beragam kelebihan. Dana yang disertakan oleh nasabah akan lebih cepatberkembang karena diinvestasikan sejak hari pertama polis nasabah aktif, denganpotensi hasil investasi yang optimal melalui rangkaian pilihan jenis danainvestasi yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan investasi dan profil risikonasabah.  

Apa saja jenis-jenis investasi yang dipilih dari CommonwealthLife Investra Titanium? Secara garis besar terdapat delapan pilihan dimanaempat diantaranya berprofil resiko tinggi, yaitu Investra Equity Fund, InvestraEquity Dynamic Fund, Investra Dynamic Strategic Fund, Investra Equity ShariaFund; dua berprofil resiko menengah yaitu Investra Balanced Progressive Fund,Investra Balanced Sharia Fund; dan dua berprofil resiko rendah yaitu InvestraBond Fund dan Investra Money Market and Fund.

Apapun jenis profil investasi asuransi yang dipilih, memberikanprofit yang berbeda. Namun intinya tetap merupakan investasi yang menguntungkan dan terutama investasi aman karena telah terdaftar di lembaga yangberwenang mengurusi bidang ini; Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kembali ke soal Engeline, saya berandai-andai – ah seandainyasaja sang orangtua kandung semenjak awal menikah dan mengandung Engeline telahmemiliki perencanaan keuangan yang baik, semisal dengan mendaftar di asuransiyang dikeluarkan oleh Commonwealth Life ini. Kemungkinan tragedi “kepergian”almarhumah bisa dicegah. Kisah pun akan menjadi berbeda. Namun apa mau dikatakarena nasi telah menjadi bubur. Kita berpikiran positif saja dan mengambilhikmah dari kasus tersebut. Satu yang paling utama adalah menyoal pentingnyaperencanaan keuangan dalam kehidupan berkeluarga. Pepatah bilang berakit-rakitdulu ke hulu, berenang-renang kemudian. Yuk rencanakan hari ini untuk hari esokyang lebih baik dan terjamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun