BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
       Pendidikan sering diartikan sebuah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaannya. Pendidikan anak usia dini dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan maupun pengalaman yang maksimal agar tumbuh kembang anak dapat terfasilitasi sesuai dengan nilai agama dan norma serta harapan masyarakat. Rangsangan yang diberikan kepada anak harus mempu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak karena akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak ketika dewasa. Selain pengembangan nilai dan moral ada berbagai macam pengembangan lain yang harus dikembangkan pada anak seperti kemampuan motorik halus dan motorik kasar, bahasa, sosial emosional, kognitif maupun seni agar anak dapat mandiri dalam kehidupannya. Sehingga proses pendidikan di taman kanak-kanak harus benar dan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak karena apabila tidak dikembangkan dengan baik akan menyebabkan penyimpangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dan akan sulit untuk diperbaiki.Â
       Aspek yang menjadi fokus pada anak usia dini adalah pengembangan motorik halus. Perkembangan motorik halus sangat penting dikembangkan secara optimal. Perkembangan motorik halus ditandai dengan kesanggupan untuk menggunakan otot tangan dengan baik terutama jari-jai tangan antara lain dengan melipat jari, menggenggam, menjepit dengan jari dan menempel. Motorik halus harus dikembangkan agar anak mampu menggunakan anggota tubuh untuk melakukan gerakan halus yang terkontrol sehingga keterampilan itu dapat diterapkan oleh kehidupan sehari-hari anak. Salah satu upaya untuk mengembangkan motorik halus anak adalah menstimulasi otot-otot kecil pada jari-jari anak yaitu dengan kegiatan kolase (karya seni rupa dengan menempel bahan-bahan media loose part yang ada disekitar) misalnya; biji-bijian, daun-daunan, kertas, kapas, lidi, tusuk gigi, cotton bud dan ampas kelapa. Dengan melakukan kegiatan kolase, koordinasi mata, tangan, dan otot-otot kecil pada jari akan bekerjasama sehingga mampu menghasilkan karya yang diinginkan. Selain itu, anak-anak akan terlatih untuk memegang benda, memegang pensil, crayon, dan gunting.Â
B. Tujuan
          Tujuan penulis melakukan observasi ini, ingin meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Negeri 1 Muara Enim melalui kegiatan kolase dengan menggunakan media loose part. Dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung, terdapat banyak anak yang masih kaku dalam memegang pensil, memegang crayon, menggunting dan menempel. Oleh karena itu, penulis tertarik dalam melakukan Upaya Meningkatkan Kemampuan Anak Melalui Kegiatan Kolase Dengan Menggunakan Media Loose Part pada Kelompok B di TK Negeri 1 Muara Enim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemampuan Motorik Halus
       Kemampuan motorik halus adalah kemampuan manipulasi halus (fine manipulative skills) yang melibatkan penggunaan tangan dan jari secara tepat seperti dalam kegiatan menulis, menggambar dan menempel. Kemampuan motorik halus berfokus pada kemampuan koordinasi mata dan tangan, pada saat anak berusia 4-6 tahun anak akan menunjukkan kemampuan motorik halus sederhana. Kemampuan motorik halus meningkat pada saat anak berusia 5-12 tahun yang ditandai dengan meningkatnya keterampilan motorik halus secara signifikan dibagian pergelangan tangan anak.
B. Tantangan
        Tantangan yang saya hadapi :Â
 1. Membutuhkan waktu untuk menyiapkan media,Â
2. Fasilitas sekolah yang terbatas,
C. Solusi
1. Menyiapkan media pembelajaran dari jauh hari,
2. Meminta bantuan teman sejawat agar bisa membantu melengkapi alat dan bahan yang masih kurang.