Tampaknya isu mengenai rencana di akuisisinya BTN oleh salah satu Bank BUMN di Indonesia semakin sering dibicarakan sepekan terakhir ini. Bahkan cenderung di politisasi.Hal mengenai politisasi ini diucapkan oleh Arif Budimanta di DPR-RI.
Bukan tanpa alasan kata "politisasi" tersebut dari mulut Arif Budimanta. Dia mengatakan ada sejumlah manuver politik dilakukan oleh beberapa pihak dalam menyikapi rencana akuisisi tersebut. Bentuknya, antara lain berupa aksi massa yang dikaitkan dengan momentum pemilu presiden.
Memang, jika melihat foto-foto aksi demonstrasi kemarin sangat marak dengan bentuk politisasi tersebut. Tampaknya banyak pihak yang tidak menginginkan BTN di akuisisi. Alasannya jelas, karena tidak ingin kehilangan celah di Bank yang banyak cacatnya ini.
Akuisisi BTN sendiri tujuannnya jelas, untuk memperbaiki sistem yang cacat yang ada di BTN dengan mengalihkan saham yang ada pada BTN kepada Bank paling sehat di Indonesia, pada saat ini yaitu Bank Mandiri. Daripada BTN terkena likuidasi memang lebih baik diakuisisi saja. Apalagi BTN sudah menjadi mitra rakyat dalam hal perumahan, sayang jika harus terlikuidasi karena buruknya menejemen di BTN.
Sangat disayangkan memang kalau isu mengenai diakuisisinya BTN ini mendapatkan tekanan politis. Karena akuisisi ini sebenarnya sangat sederhana dan simpel asal transparan dan akuntabel. Kalau semuanya harus dipolitisasi demi kepentingan-kepentingan yang tidak memberikan manfaat maka siap-siap saja Indonesia tidak akan maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H