Mohon tunggu...
Umi Latifah (LinguistikAsik)
Umi Latifah (LinguistikAsik) Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Pencinta Linguistik

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sibak Kata "Terserah" Yuk!

22 Desember 2023   09:28 Diperbarui: 22 Desember 2023   09:46 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kata "terserah" sering menjadi kata misterius dalam tindak komunikasi. Bagaimana tidak jika kata tersebut digunakan sebagai cara mengutarakan pendapat dengan makna yang tidak objektif. Sehingga yang sering terjadi ketika kata "terserah" terlontar yaitu kesalahpahaman antar pihak.

Sebagaimana contoh pada sepasang kekasih ketika salah paham. Sebut saja nama mereka adalah Femas dan Wati. Setelah lama Wati menunggu Femas datang menjemputnya, Femas akhirnya datang dan bertanya, "kita mau makan apa?" lalu Wati dengan raut cemberut menjawab "terserah." Contoh tersebut kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak perlu berjam-jam untuk berselisih paham.

Untuk memahami tentang pertuturan, bahasa mempunyai kajian yang disebut sebagai pragmatika. Hal yang mendasari lahirnya teori tindak tutur saat ahli bernama J.L Austin menyatakan "pada dasarnya saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu." Sehingga tindak tutur melekat pada komunikasi apapun.

Tindak tutur erat hubungannya dengan peristiwa tutur sehingga peristiwa tutur merupakan bagian dari tindak tutur yang mempunyai tujuan. Peristiwa tutur juga merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual. Dengan demikian, pada contoh di atas, komunikasi salah paham antara Femas dan Wati merupakan peristiwa tutur, sedangkan kalimat yang diucapkan Femas dan Wati merupakan tindak tutur.

Menurut Austin (1962) menyatakan bahwa setiap kali seseorang bertutur maka seseorang tersebut secara langsung melakukan tiga tindakan yaitu (1) tindak lokusi, (2) tindak ilokusi, dan (3) tindak perlokusi.

(1) Tindak lokusi, yaitu jika seorang penutur berniat mengutarakan sesuatu yang pasti secara langsung tanpa ada keharusan bagi mitra tutur untuk melaksanakan isi tuturannya, maka niatnya tersebut disebut sebagai tindak lokusi;

(2) Tindak ilokusi, yaitu jika seorang penutur mengutarakan sesuatu yang pasti dan membuat mitra tutur melakukan apa yang dimaksud penutur, maka niatannya disebut sebagai tindak tutur ilokusi;

(3) Tindak perlokusi, yaitu jika si penutur berniat menimbulkan respons tertentu kepada mitra tuturnya, maka respon dari niatannya disebut sebagai tindak perlokusi.

Dari ketiga tindakan yang disampaikan Austin, bagaimana jika kata "terserah" dibedah menggunakan tindakan tersebut?

(1) Tindak Lokusi

Dalam tindak lokusi, makna "terserah" diberi makna literal sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti "sudah diserahkan (kepada)". Berdasarkan contoh, jika kata "terserah" disampaikan oleh Wati kepada Femas maka Femas punya kuasa atas keinginannya ingin makan apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun