Tidak Bergantung pada Perangkat.Â
Ketergantungan memang sulit diselesaikan. Tapi dengan tidak bergantung pada apapun bisa membuat kita mandiri. Cara yang bisa saya tempuh untuk tidak bergantung mungkin bisa dengan melatih diri untuk tetap produktif dalam keadaan apapun. Orang penulis yang sedang dipenjara bisa jadi mencoret-coret dinding penjara untuk menulis. Berarti saya harus mulai mencoba menulis dimanapun, itu.Â
Bising.Â
Jangan biarkan faktor luar mempengaruhi kita. Kalau merasa bising mungkin mencari tempat sepi adalah solusi bagi saya. Atau menyalakan musik di earphone keras-keras supaya tidak mendengar orang-orang di sekitar kita. Memang penulis kadang sedikit egois dalam bekerja. Tapi kadang justru ada orang yang merasa nyaman dalam keramaian.Â
Ya Disipllinlah!Â
Satu-satunya obat dari 'maag menulis' adalah menulis itu sendiri. Tidak terlalu menuntut diri untuk selalu menulis, melainkan lebih kepada mendisiplinkan diri untuk produktif. Apa bedanya? Entahlah. Menulis terpaksa itu tidak ada salahnya. Mungkin dari terpaksa bisa jadi biasa, lalu bisa dan luar biasa. Â
Itu yang ada dipikiran saya saat ini. PR bagi saya sekarang adalah melakukan solusi yang saya tulis sendiri. Ini memang biat saya. Tapi tidak ada salahnya juga Anda untuk mencoba. Mungkin kita sama. Mungkin. Siapa tahu nyaman. Eh!Â
Ya sudah itu saja. Yang terpenting sebenarnya adalah mengikuti kata hati. Tapi juga melawan kata hati secara persuasif. Hati memang kadan benar. Kadang juga salah. Tapi tidak bisa disalahkan. Harus diarahkan. Halah ngomong apa se ini?Â
Yasudahlah, penting lagi adalah memotivasi diri sendiri. Karena dorongan eksternal kadang tidak bertahan lama. Dan dorongan dari diri sendiri adalah yang terbaik. Karena yang paling mengerti diri kita adalah kita sendiri. Baiklah saya harus mulai membiasakan untuk memotivasi diri sendiri.Â
Yang terakhir, sadar atau tidak, saya sudah menulis tulisan sepanjang ini. Padahal tulisan ini ditulis dalam keadaan hati yang sangat malas untuk menulis, pikiran lelah dan perasaan yang kacau balau. Katanya tidak bisa menulis, katanya malas untuk menulis, tapi kok malah tulis panjang begini? Ya mungkin ini bagian dari mukjizat itu tadi.Â
Saya sendiri juga tidak menyangka. Dari 'memaksakan' tulisan ini, ada sedikit inspirasi yang muncul Â