Mohon tunggu...
luzzi writer
luzzi writer Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam, Angin Sejuk Perdamaian Dunia

14 Mei 2018   06:52 Diperbarui: 14 Mei 2018   08:20 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

"Rasulullah itu mendirikan daulah untuk menjaga darah, bukan menumpahkan darah. Kalau ada yang ngakunya mendirikan khilafah tapi dengan cara menumpahkan darah, maka jela-jelas ini salah pikir" (Yudi Zulfahri, mantan jihadis)

Kucuran keringat yang bercampur dengan rasa takut menyelimuti orang-orang nasrani di dalam gereja itu. Baru saja sebuah bom bunuh diri meledak di depan gereja tempat mereka beribadah. Diduga pelakunya adalah orang seorang perempuan berjilbab dan bercadar yang membawa anak kecil. Tergantung sebuah tas dan rompi di badannya. Isinya adalah bom. Lalu meledak. Menewaskan beberapa korban. Yang sampai sekarang terus bertambah jumlahnya.

 Terhitung sejak kemarin pagi hingga pagi ini (14/05/18), Kompas.com secara rutin mengabarkan konflik terorisme yang terjadi akhir-akhir ini, mulai konflik di napi teroris di mako Brimod hingga teror pengeboman tiga gereja di Surabaya. Kerusuhan yang didalangi oleh kelompok terorisme itu, dilatarbelakangi oleh ideologi islam radikal yang mencita-citakan negara berkedaulatan islam dengan jalan kekerasan. Dampaknya, agama islam dicap sebagai agama teroris yang tidak mengenal toleransi. Sehingga, virus Islamophobia terus berkembang di mana-mana.

Organisasi terorisme itu terus mengalami perkembangan lantaran pasukan jihadis yang tidak hanya berasal dari negara satu daerah, melainkan juga dari negara-negara daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Tentu saja para pemuda-pemudilah yang menjadi sasaran dakwahnya. Mengingat para remaja seusia itu masih memiliki pemikiran yang labil dan belum memahami ajaran islam secara mendalam.

Untuk melancarkan dakwahnya, kelompok ekstrimis ini memanfaatkan perkembangan tekhnologi yang dikuasai oleh para pemuda milenial. Terutama media sosial. Banyak sekali bertebaran akun-akun mereka yang menyajikan konten-konten persuasif tentang urgensi menjadi jihadis dengan bergabung dengan mereka. Dan karena lemahnya ideologi beragama para pemuda itu, tidak sedikit dari kaum pemuda yang tertarik dan bergabung dengan mereka.

Islam Bukan Teroris, Islam Adalah Kasih Sayang

Padahal pada hakikatnya, tindak terorisme itu tidak dilakukan oleh kebanyakan umat islam yang benar-benar mengamalkan nilai keislamannya. Karena sesungguhnya, Islam diturunkan ke bumi sebagai sebagai Rahmatan Lil 'Alamiin. Yang artinya kasih sayang bagi seluruh alam semesta dan menebarkan salam perdamaian kepada seluruh mahluk di dunia ini. Islam yang sesungguhnya adalah islam yang mencintai perdamaian dan toleransi. Dan pada konsepnya, agama ini memiliki ajaran yang sangat agung, seperti ukhwah (Persaudaraan), Itihadiyah (Persatuan), Salam ( Perdamaian), 'Adalah (Keadilan), dan Musyawaroh (Demokrasi).

Dibuktikan dengan realitas yang terjadi saat ini. Tidak satupun negara yang mayoritas penduduknya muslim mendiskriminasi penduduk lain yang beragama non islam. Seperti yang terjadi pada Bangsa Indonesia. Republik Indonesia adalah negara yang berdiri diatas kepluralisan masyarakatnya dalam beragama. Pemeluk non islam yang ada di Indonesia memiliki hak setara dengan penduduk muslim sebagai mayoritas. Di kancah politik sekalipun, semua agama yang secara de jure diakui di Indonesia, berhak menempati kursi pemerintahan.

Justru sebaliknya, banyak kita saksikan umat muslim yang berada di negara mayoritas non islam, tidak hidup dengan keadilan dan kesejahteraan beragama. Ribuan muslim Rohingnya yang mengungsi di Bangladesh menjadi saksi nyata adanya diskriminasi terhadap warga muslim sebagai pemeluk agama minoritas di negara asalnya, Myanmar.

Saat islam masuk ke Indonesia, saat itu pula folklor keislaman berkembang hingga saat ini. Terlepas dari banyaknya teori masuknya islam di Indonesia, agama ini masuk melalui jalan damai yang dibawa oleh para pedagang dan sufi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun