Perhitungan waktu, kecuali Tokyo, yang agak meleset, semua sesuai target. Jalan2 di Osaka juga tidak optimal, timbunan capek selama 10 hari, menghilangkan minat jalan2
Perhitungan daya tahan tubuh, juga pas. Kecuali kaki yang sakit karena membengkak (akhirnya memakan korban 2 kuku kaki menghitam dan akhirnya si kuku lepas, karena sepatu tidak mampu menampung pembengkakan). Yang terpenting, sebelum, selama, dan sesudah jalan2 ‘TIDAK SAKIT’. Ini rekor, karena dalam perjalanan sebelumnya, salah satu point itu pasti sakit.
Di setiap perjalanan, yang paling memakan waktu adalah perpindahan dari satu tempa ke tempat lain. Selain itu juga menghabiskan banyak biaya. Tapi untuk di Jepang ini, untuk menghemat waktu gunakan kereta, untuk yang jarak jauh pakai shinkansen. dan untuk menghemat biaya perjalanan bisa menggunakan japan rail pass. Ini semacam kartu langganan naik kereta api, khusus untuk orang asing yang menjadi turis di jepang.
Untuk orang Jepang sendiri dan untuk orang asing dengan visa sekolah atau bekerja tidak boleh pakai kartu ini. Saya membeli kartu ini seharga 28.300 yen. Tapi setelah diperhitungkan biaya wira-wiri kesana kemari saya bisa saja menghabiskan sampai 80.000-an yen. Jadi untung lebih dari 50.000 yen.
Begitulah, setiap orang punya gaya jalan-jalan. Untuk di jepang ini, beginilah cara saya. Kalau anda ?
(untuk ulasan berbahasa Inggris, mengingat saya juga sedang belajar bahasa Inggris, tolong, kalau kurang tepat, beri tahu yang lebih tepat pengungkapannya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H