Mohon tunggu...
Lingkar Hijau Tebo
Lingkar Hijau Tebo Mohon Tunggu... Penulis - Penggiat lingkungan dan budaya /Seppayung hijau

Sepriadi, Hoby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Filosofi "Takkan Melayu Hilang di Bumi" Dalam PILKADA Damai 2024

17 Oktober 2024   01:31 Diperbarui: 17 Oktober 2024   02:42 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filosofi "Takkan Melayu Hilang di Bumi" adalah ungkapan yang mencerminkan keyakinan mendalam bahwa identitas, nilai, dan budaya Melayu akan selalu bertahan, terlepas dari segala perubahan atau tantangan yang dihadapi. Ungkapan ini juga melambangkan kebanggaan dan optimisme masyarakat Melayu terhadap kelangsungan budaya, adat-istiadat, dan nilai-nilai mereka. Dalam konteks Pilkada 2024 di Kabupaten Tebo, filosofi ini dapat memberikan makna mendalam bagi masyarakat dalam menentukan pilihan pemimpin yang diharapkan dapat menjaga dan memperkuat jati diri serta nilai-nilai Melayu di daerah tersebut.

1. Pemimpin yang Menjaga Identitas dan Kearifan Lokal

   Filosofi "TakKan Melayu Hilang di Bumi" menuntut adanya pemimpin yang tidak hanya mengedepankan pembangunan fisik, tetapi juga melestarikan nilai-nilai budaya dan identitas Melayu. Dalam Pilkada Tebo 2024, masyarakat Melayu akan mencari calon pemimpin yang peduli terhadap pelestarian budaya, adat-istiadat, serta tradisi setempat. Pemimpin ini diharapkan dapat mengintegrasikan budaya Melayu ke dalam kebijakan pemerintahannya, seperti dalam pelestarian seni, bahasa, dan kegiatan adat.

   - Penghormatan terhadap Tradisi Lokal:  Calon pemimpin yang menunjukkan penghormatan terhadap tradisi Melayu, misalnya dengan mendukung upacara-upacara adat, bahasa Melayu, dan kegiatan budaya lainnya, akan lebih diterima oleh masyarakat Melayu di Tebo. Ini mencerminkan komitmen pemimpin untuk memastikan bahwa budaya Melayu tetap hidup dan relevan di tengah modernisasi.

2. Kepemimpinan Berlandaskan Agama dan Adat

   Filosofi ini juga mengisyaratkan bahwa nilai-nilai "agama" (Islam dalam konteks Melayu) dan "adat" merupakan fondasi penting dalam memilih pemimpin. Masyarakat Melayu di Tebo, yang sangat memegang teguh prinsip "Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah", cenderung mencari pemimpin yang memiliki moralitas yang kuat dan bersikap adil berdasarkan ajaran agama dan adat.

   - Kepemimpinan Berbasis Nilai Moral:  Calon yang dikenal memiliki integritas dan menjalankan kepemimpinan yang bersandar pada nilai-nilai agama dan adat Melayu akan lebih dihormati. Pemimpin ini diharapkan mampu menjadi contoh yang baik, memimpin dengan keadilan, dan menjaga harmoni dalam masyarakat, terutama dalam menjaga kerukunan dan nilai-nilai kearifan lokal.

 3. Pelestarian Sumber Daya Alam dan Keseimbangan Lingkungan

Dalam pandangan Melayu, bumi dan alam adalah bagian penting dari kehidupan dan keberlanjutan budaya. Filosofi "Tak Kan Hilang Melayu di Bumi" juga mencerminkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, karena bumi dan alam adalah tempat di mana kehidupan Melayu berlangsung. Dalam konteks Pilkada Tebo, masyarakat Melayu akan cenderung mendukung calon pemimpin yang memiliki kebijakan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya alam, seperti hutan, lahan, dan sungai yang menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.

   - Pemimpin Pro-Lingkungan: Pemimpin yang berkomitmen pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, menjaga ekosistem lokal, dan melawan eksploitasi yang berlebihan akan mendapat dukungan lebih. Mereka dipandang mampu menjaga warisan alam yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Melayu di Tebo, sehingga budaya dan cara hidup Melayu bisa tetap lestari.

 4. Kepemimpinan yang Mengutamakan Kesejahteraan Kolektif

Filosofi ini juga menekankan pentingnya "kesejahteraan bersama". Dalam konteks Pilkada, masyarakat Melayu akan mencari pemimpin yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip keadilan sosial. Hal ini tercermin dalam nilai gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas kehidupan Melayu.

   - Pemimpin yang Memperjuangkan Kesejahteraan Rakyat:  Calon yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat, terutama di sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat kecil, akan lebih diterima. Pemimpin ini diharapkan mampu membangun daerah tanpa mengorbankan nilai-nilai sosial dan budaya yang dipegang oleh masyarakat.

5. Kepemimpinan yang Menjaga Persatuan dan Kesatuan

   Masyarakat Melayu sangat menjunjung tinggi persatuan, sebagaimana tercermin dalam filosofi ini. Dalam Pilkada Tebo 2024, masyarakat Melayu akan lebih memilih pemimpin yang mampu menjaga "persatuan dan kerukunan" di tengah-tengah masyarakat yang beragam. Pemimpin ini diharapkan bisa menjadi perekat sosial, menjaga keharmonisan antara berbagai kelompok masyarakat di daerah tersebut.

   - "Pemimpin yang Pemersatu:"Calon yang mampu merangkul semua golongan, menghindari politik identitas yang memecah belah, serta menunjukkan komitmen untuk menjaga persatuan akan lebih didukung oleh masyarakat. Hal ini karena pemimpin yang memperjuangkan persatuan mencerminkan kekuatan dari filosofi "Tak Kan Hilang Melayu di Bumi" dalam menjaga kelangsungan hidup sosial masyarakat Melayu.

 6. Pengaruh Tokoh Adat dan Ulama

   Tokoh adat dan ulama memiliki peran penting dalam masyarakat Melayu, terutama dalam menjaga warisan budaya dan agama. Dalam Pilkada Tebo 2024, dukungan dari tokoh adat atau ulama yang dihormati bisa menjadi penentu bagi masyarakat Melayu dalam menentukan pilihannya. Tokoh-tokoh ini sering kali dipandang sebagai penjaga dari filosofi "Tak Kan Hilang Melayu di Bumi" karena mereka secara aktif memelihara nilai-nilai budaya dan agama.

   - Dukungan Moral dari Tokoh Berpengaruh: Masyarakat cenderung melihat kepada bimbingan tokoh adat dan ulama dalam menentukan pilihan politik. Dukungan dari tokoh-tokoh ini menandakan bahwa calon yang dipilih telah memenuhi kriteria nilai-nilai adat dan agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun