Mohon tunggu...
Lingkar Hijau Tebo
Lingkar Hijau Tebo Mohon Tunggu... Penulis - Penggiat lingkungan dan budaya /Seppayung hijau

Sepriadi, Hoby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Stagnasi Inovasi Dalam Sekenario Politik Dinasti & Oligarki Kaki Lima

6 Oktober 2024   09:44 Diperbarui: 8 Oktober 2024   13:33 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
karikatur Dinasti POlitik (DigoID)

Konsekuensi dari Oligarki Kaki Lima dalam Politik Dinasti

1. Stagnasi dan Kurangnya Inovasi: Karena dinasti politik terus didukung oleh kelompok oligarki kecil yang mendominasi ekonomi lokal, ini sering kali mengarah pada stagnasi. Tidak ada insentif bagi para penguasa lokal untuk mengubah status quo atau mendorong inovasi yang bisa membuka ruang bagi pemain baru di politik atau ekonomi.

2. Pengabaian Kepentingan Rakyat Kecil : Politik dinasti yang didukung oleh oligarki kaki lima sering kali lebih fokus pada mempertahankan kekuasaan dan memastikan bahwa kepentingan bisnis para pendukung mereka terlindungi. Hal ini bisa mengakibatkan kebijakan yang mengabaikan kepentingan rakyat kecil atau masyarakat lokal yang tidak memiliki akses ke kekuasaan atau sumber daya ekonomi.

3. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Konsentrasi kekuasaan dan ekonomi di tangan segelintir elite lokal bisa memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi di Tebo. Pengusaha kecil, pedagang pasar, atau pekerja sektor informal yang tidak memiliki hubungan dengan kelompok oligarki kaki lima mungkin tidak mendapatkan akses yang sama ke peluang ekonomi atau dukungan pemerintah.

4. Korupsi dan Nepotisme: Karena dinasti politik dan oligarki kaki lima saling bergantung untuk mempertahankan kekuasaan, praktik korupsi dan nepotisme bisa menjadi hal yang lazim. Proyek-proyek pemerintah sering kali diberikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan elite lokal, bukan berdasarkan kualitas atau kompetensi, melainkan karena kedekatan politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun