Hari ini adalah hari ke-54 kepergian mamaku ke Surga.Â
Yap, itulah alasan aku sudah lama tak menulis. Karena mamalah, semuanya berubah.
Karena sepsis (bakteri masuk peredaran darah dan menimbulkan gejala syok), metastasis (penyebaran) sel kanker ke otak, ginjal, paru, dan tulang belakang, mamaku dipanggil Tuhan tanggal 27 Desember 2015. Tahun lalu adalah tahun terakhir kami merayakan Natal bersama, dan tahun terakhir kami merayakan ulang tahunnya, yang ke-50.
Sungguh kejadian luar biasa dalam hidupku ini, dan inilah tulisan yang kupersembahkan untuk mama.
Â
Mamaku sayang,
Tak kusangka hidup begini susah tanpamu..
Tak kusangka begini susah menahan rindu..
Tak kusangka begini susah menahan air mata..
Ma, mama gak bisa melihat aku sumpah dokter nanti
Mama tak bisa melihatku menikah nanti
Apalagi cucu
Banyak hal yang akan aku lewati tanpamu ma..
Tapi tak apa..
Dulu aku harus bolak balik Tegal-Bogor untuk bertemu denganmu
Sekarang, hanya dengan melipat tangan aku sudah bisa berbicara denganmu
Dulu, aku harus menahan air mata melihat mama kesakitan
Sekarang, aku bebas menangis di kala aku rindu sama mama
Ma..
Aku ingin bermanja-manja, cerita suka dan duka
Cerita koas itu banyak lho ma..
Pasien ku aneh-aneh semua
Sekarang aku sudah bisa jahit luka lho ma..
Hebat, kan?
Mama bangga sama aku, kan?
Aku yakin kehidupan kekal mama bersama Tuhan di Surga sangat indah
Aku yakin mama sudah sembuh selamanya
Mama sudah bahagia..
Tunggu aku di sana, ya, hingga pekerjaan di dunia ini berakhir..
Aku sangat sangat kangen sama mama..
Â
Â
Owkeey,, daripada leptop aku basah semua karena air mata, lebih baik dihentikan saja. Besok, ada bangsal untuk di-follow-up, ada IGD untuk dijaga, ada pasien untuk diurus. Dan, aku tidak boleh terlihat lesu.
Selamat malam dunia.
Selamat malam mama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H