Mohon tunggu...
Linggar Rimbawati
Linggar Rimbawati Mohon Tunggu... Guru - Tidak punya jabatan

Penulis kelahiran Jambi yang selalu rindu Solo. Manulis cerpen, puisi, dan esai ringan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenang Kekonyolan Masa Muda, Rasakan Sensasi Manjat Tebing dalam Balutan Dress

27 Juli 2024   13:54 Diperbarui: 27 Juli 2024   13:59 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Vladimir Konoplev di Pexel.com

Pada episode mengenang kekonyolan masa muda kali ini, saya akan menceritakan lanjutan perjalanan ke Pantai Siung. 

Setelah semalaman menginap di pom bensin, keesokan paginya kami bertekad menuntaskan hajat kami yaitu menengok keindahan pantai selatan di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Dari Purwantoro kami hanya perlu menghabiskan satu jam untuk sampai ke pantai kecil ini. Meski harus melalui jalanan menanjak dengan hutan bambu di kiri kanannya, kami merasa aman sebab sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan para petani yang memulai aktivitas. 

Pantai Siung nan indah menampakkan dirinya setelah hutan bambu menipis dan berganti dengan daratan yang landai di ujung jalan. Saya menjerit-jerit kegirangan sementara Dina mencari tempat parkir. Tak jauh di belakang, Cery, Ika dan Lida menyusul dengan senyum lebar di wajah mereka. 

Pantai ini tak begitu luas dan masih sangat sepi. Di parkiran tadi hanya ada satu unit sepeda motor. Ada beberapa rumah papan milik warga lokal yang sekaligus difungsikan sebagai warung. 

Karena belum sarapan, kami memesan nasi dan ikan bakar serta kelapa muda. Untuk membayar lelah, kami sepakat akan menginap di tempat ini satu malam saja dan baru akan pulang keesokan harinya. 

Dina bertanya kepada pemilik warung apakah bisa kami menginap di warung ini. Wanita empat puluhan tahun itu mengiyakan. Ongkos menginap hanya sebesar Rp.5000 per orang. Murah sekali. 

Setelah sarapan, kami berjalan-jalan mejikmati keindahan pantai. Tak seperti Parangtritis yang berpasir putih dan lembut, di sini kami harus mengenakan alas kaki sebab banyak pecakan karang dan kulit kerang. Tak heran jika pasirnya berwarna hitam. 

Namun yang istimewa dari Pantai Siung adalah lautnya yang biru dan suasana tenang sebab tempat ini masih lengang. Kiri kanannya juga diapit oleh tebing karang yang terjal. 

Selagi kami asyik mengambil foto dengan kamera Nokia milik Ika, tiba-tiba Dina mengajak kami memanjat tebing. "Dari atas pasti kelihatan lwbih bagus." 

"Gila, kamu. Aku kan pake dress," protes saya yang waktu itu memang mengenakan long dress yang saya beli waktu liburan ke Bali. 

"Di dalamnya kamu pakai legging, kan? Pasti bisa," ujar Dina meyakinkan saya. 

Sebab hujan semalam, tebing menjadi sangat licin. Kami harus ekstra hati-hati dalam meniti jalan dengan Dina sebagai pemandunya. Oh, ya, kami memanjat dari punggung, ya, bukan dari permukaan laut di bawah sana seperti yang dilakukan atlet pemanjat. Jalan awalnya adalah kebun sayur milik warga setempat. 

Tidak mudah, lho, memanjat tebing yang becek dengan mengenakan gaun dan sandal jepit. Butuh usaha dan kesabaran. Harus konsentrasi dan tidak boleh mengeluh. Teman-teman terus menyemangati saya. 

Akhirnya setelah berlelah-lelah kami sampai juga di atas tebing. Betul kata Dina, dari sini pemandangan jauh lebih indah. Debur ombak di bawah sana terdengar riuh. Laut yang biru tampak luas dan megah. Kini kami tahu alasan tempat ini dinamai Pantai Siung, yaitu karena bentuknya seperti sepotong gigi taring.

Hari beranjak siang, perut kami mulai keroncongan. Untunglah Ika membawa bayak roti dan biskuit dalam tas ranselnya. Kami menikmati makanan itu sambil memandang laut. Sebuah kapal melintas. Mungkin kapal kargo yang mau ke Australia.

Tiba-tiba gerimis turun tipis-tipis. Kami berlindung di sebuah ceruk mirip goa. Sungguh sepotong momen yang tak akan terlupakan. 

Saya rasa, jika dalam perlintasan hidup saya tak bertemu Dina, barangkali saya tak akan pernah merasakan sensasi tidur di pom bensin dan memanjat tebing dalam balutan long dress. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun