Kegemaran membaca ini membawa saya kepada hobi lain yang tak kalah menyenangkan, yaitu, menulis. Melalui tulisan, saya mengeluarkan kata-kata yang menyumbati kepala. Awalnya tulisan saya memang masih jelek dan tak ada media yang mau memuatnya. Terang saja, saya hanya belajar otodidak dan berproses sendiri.Â
Pada 2012 saya bergabung dengan komunitas sastra di Solo. Di tempat inilah saya bertemu dengan penulis-penulis senior yang sudah melahirkan banyak buku. Saya banyak belajar dari karya-karya mereka.Â
Sayangnya, tidak begitu lama saya bergabung dengan komunitas ini. Sebab, saya harus kembali ke kampung halaman setelah menyelesaikan studi. Saya kembali menekuni dunia literasi seorang diri.Â
Akan tetapi, ketika terisolasi itulah karya saya untuk kali pertama dimuat di media dan mendapat honor. Dua esai saya ditayangkan di Mojok.co pada 2016. Tahun-tahun berikutnya giliran cerpen saya yang lumayan laris dimuat media lokal. Cerpen terbaru saya dapat dibaca di Basabasi.co.Â
Kini, di era serba digital, keasyikan membaca buku fisik memang terasa berkurang. Terdistraksi oleh bunyi kluntingan di ponsel. Jujur, nafsu membaca memang tak seganas dulu. Akan tetapi saya masih menjadikan ritual membaca swbagai penemuan dan penyembuhan diri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H