Satu-satunya suara solid yang masih berada di barisan Ridwan Kamil sekarang, hanyalah kelompok (meminjam istilah Kuntowijoyo) Islam tanpa Masjid, sebagai basis kelompok Muslim urban yang moderat (jika tidak mau disebut liberal), di samping kantung-kantung suara kelompok minoritas.
Namun lagi-lagi, kita harus kembali mengingatkan seorang Ridwan Kamil akan proses kontestasi yang terjadi di DKI bulan lalu. Suara kelompok ini pun, pada akhirnya tak bisa menahan elektabilitas Ahok yang kian menurun dan mengalami kekalahan di Jakarta.
Pada akhirnya kelak, Ridwan Kamil harus berhadapan dengan politik identitas dalam wujud yang lain, persis dengan ramalan Huntington lebih dari dua dekade silam. Bahwa benturan dalam politik akan lebih terpolarisasi bukan hanya dalam hal ideologi, namun juga urusan identitas.
Meski memang jenis politik identitasnya tidak dalam bentuk yang dialami Ahok di Jakarta kemarin. Spektrum dan skalanya memang jauh lebih kecil, namun rasa-rasanya cukup mendalam. Bukan pada persoalan etnis, suku, dan agama. Melainkan dalam hal kultur atavistik kepartaian dan kepemimpinan di Jawa Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H