Mohon tunggu...
Linggar Kharisma
Linggar Kharisma Mohon Tunggu... Politisi - Political Scientist In Digital Creative Industry

Political Scientist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menebak Arah Gerakan Makar

28 April 2017   17:03 Diperbarui: 28 April 2017   19:05 2827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Allan Nairn, Wartawan Investigasi Amerika Serikat / (Foto: www.suaradewan.com)

Maka serangkaian peristiwa yang melibatkan aksi masyarakat besar-besaran lalu, sejatinya merupakan sebuah pola test the water, untuk mengukur sejauh mana dan sedalam apa gerakan ini siap untuk tujuan yang lebih besar tadi. 

Sial bagi rezim. Cara-cara ini berhasil berjalan secara mulus lewat kekalahan telak pasangan Basuki-Djarot di Pilkada DKI, yang akhirnya membuat pihak Istana belakangan ini tak bisa tidur nyenyak.

Akan tetapi, ada argumentasi Nairn yang saya tak sepakati. Model kudeta yang dianggap Nairn akan dilakukan oleh (mengutip terminologi The Wall Street Journal) kelompok Islam garis keras (hard-line), yang bekerjasama dengan kekuatan militer, menurut saya merupakan kesimpulan yang agak terburu-buru. 

Meski memang, tiga faktor yang mendorong terciptanya sebuah aksi kolektif menurut Charles Tilly, sudah terlihat mendukung. Seperti, struktur kesempatan politik; mobilisasi sumber daya/massa; dan proses framing. 

Namun persiapan tiap-tiap elemen ini, dalam hemat saya, masih terlalu prematur dan belum matang teruji jika hanya melihat pada contoh dua peristiwa saja (411 dan 212).

Pada kenyataannya, hadirnya tiga faktor pendorong itu saja belum cukup menciptakan sebuah gerakan sosial yang masif. Bagi Natalie Fenton, gerakan sosial yang masif membutuhkan satu faktor penentu lain, yakni sebuah invisible hand, bernama momentum.

Untuk itu, diperlukan cukup banyak peluang bagi terciptanya momentum yang melibatkan aksi massa jauh lebih besar lagi, dan secara gradual akan menguji seberapa besar kekuatan gerbong ini melakukan hal paling sukar dalam era kepemimpinan demokrasi modern saat ini. Yaitu proses makar terhadap pemerintahan yang sah dan didukung oleh rakyat banyak.

Berdasarkan hal tersebut, maka satu-satunya tindakan 'makar' yang paling logis dan absah secara konstitusional untuk ditempuh kelompok oposan ini, tak ada jalan lain yakni melalui proses hajatan akbar demokrasi, seperti Pemilu, yang kelak diselenggarakan dalam tempo dua tahun mendatang.

 

Panas Menjelang 2019

Dalam tahun-tahun menjelang 2019 ke depan, sudah barang tentu kelompok ini akan terus mengkonsolidasikan kekuatan-kekuatan politik yang memang dibutuhkan, demi tercapainya tujuan tersebut. Lahirnya fusi kekuasaan baru di berbagai bidang yang dikuasai dan diprakarsai para tokoh oposisi ini, menjadi penting untuk diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun