Mohon tunggu...
Akbar Linggaprana
Akbar Linggaprana Mohon Tunggu... Seniman - Melukis, Menulis dan Mengajar merupakan aktifitas yang mengasyikkan

Lahir di Yogyakarta 16 Oktober 1956. Tahun 1981 memenuhi panggilan Perwira Wajib Militer ABRI dan aktif sebagai prajurit TNI Angkatan Udara. Setelah mengikuti berbagai macam jenjang pendidikan, latihan dan penugasan, pada tahun 2014 mendapat promosi jabatan bintang. Jabatan terakhir militer yang diemban adalah Perwira Tinggi Staf Ahli Kepala Staf TNI Angkatan Udara bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan pada akhir penugasannya diperbantukan kepada Presiden RI ke-6 sebagai Asisten Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Publikasi dan Dokumentasi. Setelah pensiun dari TNI Angkatan Udara pada tahun 2015, kembali aktif menekuni profesinya sebagai pelukis, penulis dan pengajar dan aktif mengikuti pameran lukisan di berbagai tempat, baik di dalam negeri maupun luar negeri. https:www://facebook.com/Akbar Linggaprana https://www.instagram.com/akbarlinggaprana_arts https://www.youube.com/Lingga Prana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidupku Untuk Negara dan Bangsa

25 Mei 2021   11:21 Diperbarui: 25 Mei 2021   11:49 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seri 1 : Catatan Harian Sarwo Edhie Wibowo

Setiap tokoh selalu terpadu dalam sejarahnya, karena lewat peran seorang tokohlah sebuah sejarah dapat lahir. Barangkali, bukan hanya terpadu, seorang tokoh juga sekaligus terikat di dalam sejarah. Kadang, sejarah dapat dibingkai melalui representasi dan idealisasi terhadap sang tokoh, dan kesejarahan seorang tokoh selalu dapat ditelisik kembali, diantaranya, melalui catatan harian atau biografinya.

Namun, hal demikian tidak berlaku terhadap Sarwo Edhie Wibowo. Hingga tutup usianya di Jakarta, pada 9 November 1989, Catatan harian Sarwo Edhie nampaknya tercecer dan biografi resminya belum dpublikasikan. Sehingga ada yang terasa tidak lengkap, saat tokoh sejarah itu pergi.  Siapakah gerangan Sarwo Edhie Wibowo, apakah generasi milenial mengenalnya ?

Sarwo Edhie Wibowo merupakan seorang tokoh yang mempunyai peran paling gemilang dalam menumpas peristiwa G.30 S/PKI 1965, buku-buku sejarah/militer kala itu mencatat bahwa sebagai Komandan RPKAD kini Kopassus, Sarwo Edhie Wibowo memimpin langsung dan turun ke lapangan saat menaklukan pemberontak dan mampu menenangkan massa. 

Kolonel inf Sarwo Edhie Wibowo di tengah kerumunan mahasiswa, 1966 
Kolonel inf Sarwo Edhie Wibowo di tengah kerumunan mahasiswa, 1966 
Setelah itu, berbagai jabatan militer dan sipil ia jalani, walaupun tidak sampai menjabat sebagai menteri. Jenderal yang brilian dan jujur ini terakhir berpangkat Letnan Jenderal TNI dan menjabat sebagai Kepala BP7 mulai tahun 1984 sampai 1990. Sebelumnya, ia menjabat Irjen Deplu (1978-1983) dan Dubes RI di Korea Selatan. Jabatan militer tertinggi yang pernah dipegangnya adalah Gubernur Akabri (1970-1973), setelah sebelumnya menjabat Panglima Kodam XVII Cendrawasih (1968-1970) dan Panglima Kodam II Bukit Barisan (1967-1968). 

Sarwo Edhie tidak pernah membayangkan dirinya berperan besar di panggung sejarah. Ketika masih kecil, ia bercita-cita mengikuti jejak ayahnya seorang priyayi yang menjabat sebagai kepala rumah gadai di masa Belanda. Kehidupan priyayi serba tenang, berpenghasilan tetap, dan kebanyakan sebagai abdi negara. Ksatria-priyayi, itulah gambaran seorang Sarwo Edhie. Seorang ksatria memiliki kebenaran yang diyakini, dan menjadi motivasi dasar dari setiap tindakannya.  

Dengan latar belakang kepribadian seperti itulah, ia menjalankan pilihan hidupnya sebagai prajurit baret merah. Seorang yang taat dalam menjalankan tugas dan pengabdian militer, berdasarkan disiplin pantang menyerah dan sikap teguh dalam menjalankan amanat. Transformasi nilai-nilai ini tercermin dalam ucapannya yang legendaris : "Tidak pernah ada seorang prajurit pun yang salah, yang salah adalah komandannya". 

Baris berbaris merupakan olahraga yang paling digemari Sarwo Edhie sejak kecil. Keadaan fisiknya memang mendukung. Sarwo kecil dikenal oleh sebayanya sebagai jagoan renang di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah, tanah kelahirannya. Namun, masa kecilnya diwarnai pula dengan kenakalan yang khas anak-anak; seperti berkelahi dan adu berenang di arus deras sungai. Tetapi, setelah belajar pencak silat dan ju jit su secara otodidak, ia malah tidak lagi pernah berkelahi. "Baru saja membuka jurus, lawan sudah kabur," begitu pernah diucapkannya sambil tertawa. 

Keterlibatan Sarwo Edhie di usia muda dalam dunia militer dimulai ketika Jepang masuk Indonesia tahun 1941. Ia merupakan seorang pengagum berat cerita kepahlawanan Jepang yang berhasil mengalahkan Sekutu pada pertempuran di Pasifik. Dari membaca koran-koran bekas, Sarwo mengagumi Jepang dengan kemenangan demi kemenangannya menghadapi Sekutu. Oleh karena itu, ketika Jepang mengumumkan hendak mencari Heiho, pembantu tentara, ia mendaftarkan diri di Surabaya. Ketika itu usianya baru 17 tahun. Begitu kuat keinginannya menjadi tentara, Sarwo nekat menuakan umurnya sendiri. Ia mengubah tahun kelahirannya dari 1927 menjadi 1925. 

Sesudah diterima sebagai anggota Heiho, Sarwo Edhie merasa kecewa. Di asrama, kerjanya hanya memotong rumput, membersihkan WC, dan mengatur tempat tidur tentara Jepang. "Kalaupun diajak perang, hanya memakai senjata kayu". Untunglah, tidak berapa lama, kemudian ia ditunjuk menjadi komandan Barisan Pemuda Desa, membawahi sekitar 40 anak muda. Barisan Pemuda Desa itu sendiri tidak berumur panjang. 

Nasib baik masih berpihak padanya. Sarwo Edhie kemudian terpilih mengikuti pendidikan Renseitai di Magelang. Usai pendidikan, sekitar seratus siswa terbaik dari segi fisik dan prestasi, termasuk Sarwo Edhie, dipindahkan ke Bogor mengikuti Shodancho (sekolah pimpinan setingkat Peleton dalam PETA) pada tahun 1943, ia merupakan salah satu perwira yang lulus terbaik dan mendapat penghargaan sebuah pedang sewaktu dilantik, kemudian Sarwo Edhie ditugaskan di daerah Kedu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun