Bermain game memang sejatinya adalah hiburan alternatif untuk melepas penat dari kesibukan sehari-hari. Namun, jika Anda berulang kali mengalami kekalahan, bermain game justru bisa membuat Anda semakin stres. Sama halnya seperti saat bermain "Mobile Legends".
Butuh kerja keras untuk bisa mendapatkan bintang di ranked. Tidak hanya soal kill, tapi kekompakkan tim juga sangat dibutuhkan agar dapat meraih kemenangan. Nah, memang akan lebih mudah jika kalian melakukan party dengan teman yang memang sudah mengetahui peran dan gaya permainan masing-masing.
Namun, bagi para pejuang solo ranked, kenyamanan ini tidak terbayangkan. Faktanya, terkadang bukan hanya musuh yang Anda lawan, tetapi juga rekan satu tim Anda. Ini adalah tantangan umum saat Anda mencoba bermain solo.
Perasaan Cemas Ketika Mau Main
Sejak membuka aplikasi Mobile Legends, Anda harus berusaha sekuat tenaga bermain sebagus mungkin untuk mendapatkan bintang. Tentu saja, saya berharap memiliki tim yang solid dan pengertian. Namun nyatanya, Anda bisa merasakan betapa sulitnya menemukan rekan setim yang sesuai dengan ekspektasi Anda.
Sebelum memasuki Land of Dawn, tantangan pertama yang harus Anda lalui adalah mencoba memahami apa yang ada di benak rekan satu tim Anda. Pasalnya, tidak jarang kalian menemukan bocil yang egois hingga pro-player yang sotoy nya minta ampun.
Dari awal tahap drafting, bakat-bakat toxic ini muncul. Misalnya, tiga orang rekan satu tim Anda telah memilih hero dengan komposisi yang tepat. Tapi tiba-tiba, kami dikejutkan dengan pilihan hero yang tidak berdasar. Kalau sudah begini, maka mau tidak mau Anda masih harus menghadapi pertarungan dengan komposisi yang cacat.
"Saya solo mid!", "Saya ambil buff!". Walaupun mereka benar-benar tahu bahwa hero yang mereka gunakan tidak cocok untuk posisi tersebut, kamu mungkin sering menghadapi hal-hal yang kacau seperti ini. Namun karena paksaan, orang-orang toxic ini akan membuat meta timmu semakin membingungkan.
Pada akhirnya, Anda harus mengalah lagi kepada orang yang sangat ahli dalam hal itu. Namun yang pasti, orang-orang seperti itu hanya akan membawa bencana bagi tim. Yang lebih menyebalkan adalah mereka yang membuatnya gagal, kita juga menjadi sasaran penghinaan.
Jika Anda bertemu orang seperti itu saat bermain solo, saya hanya akan memberikan satu saran, yaitu menyerah. Apa yang harus terjadi akan selalu terjadi. Karena hanya Tuhan yang bisa membuat mereka sadar akan sifat toxic mereka.
Diabaikan oleh Rekan Tim Sendiri