Mohon tunggu...
Linggahayu
Linggahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi

Mahasiswi mendekati semester akhir yang dapat dikontak melalui Instagram @linggahayu. Menyukai segala sesuatu yang tidak buru-buru, cita-cita slow living di kota yang dingin.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengulas Strategi "Bakar Uang" ala Startup, Efektif kah?

20 Maret 2022   21:03 Diperbarui: 20 Maret 2022   22:49 1970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Dampak Negatif bagi Persaingan Usaha

Ditambah lagi karakter masyarakat Indonesia yang Pra-Sensitivity-nya tinggi. Artinya, berkurangnya promosi dan penawaran oleh Startup mudah membuat para pelanggan beralih. Oleh karena itu, perilaku Bakar-Bakar Uang bukan hanya membuat pengguna layanan bertahan, tapi juga mematikan pesaing. Adanya kecenderungan ini sebetulnya menunjukkan metode Bakar-Bakar Uang bukanlah merupakan strategi yang sehat, karena hanya menimbulkan permintaan semu (Artificial Demand) dan persaingannya menjadi tidak sehat.

3. Menimbulkan Bubble Economic (Gelembung Ekonomi)

Menurut Ekonom senior INDEF, Aviliani, pertumbuhan Startup yang melesat namun dengan tingkat keuangan yang masih merah wajib diwaspadai. Hal ini dikarenakan walaupun Startup memiliki valuasi dan traksi yang tinggi, namun dengan minimnya keuntungan, belum Break Even Point (BEP) dan belum mencapai Roll of Investment (ROI), berpotensi menimbulkan dampak ekonomi seperti krisis. Terlebih jika Startup itu sampai mencapai IPO (Penawaran Umum Perdana) dan sahamnya telah dibeli masyarakat, jika bisnisnya jatuh pasti akan menimbulkan chaos perekonomian. Ibaratnya mengapa disebut sebagai teori gelembung ekonomi karena diibaratkan seperti gelembung. Semakin besar ukuran suatu gelembung, semakin rentan untuk pecah atau meletus. Valuasi atau traksi Startup diibaratkan sebagai ukuran gelembung. Sedangkan kondisi keuangan diibaratkan sebagai kerentanan suatu gelembung.

4. Merugikan Investor (dan Startup Sendiri)

Kenyataannya walau banyak Startup yang menggunakan strategi Bakar-Bakar Uang, tidak sedikit juga investor yang memiliki pandangan kontra terhadap metode ini. Tentu hal ini tidak baik bagi perusahaan karena demand yang dikalkulasi dan diproyeksi bukanlah permintaan jangka panjang. Jika pandangan ini mulai terbukti dan mulai menyebar, investor akan meninggalkan Startup. lalu untuk mencari investor yang ingin mengeluarkan dana hanya untuk dibakar saja sudah sulit ketika dilakukan pada saat bisnis Startup sedang naik daun. Apalagi ketika mulai banyak investor yang berpikir bahwa model usaha Startup tidak lagi prospektif.

5. Merusak Reputasi Bisnis Digital

Bisnis Startup dengan segala karakteristiknya (termasuk menggunakan strategi Bakar-Bakar Uang) digadang-gadang merupakan bisnis digital yang akan eksis di masa yang akan datang. Tapi semakin kesini, metode Bakar-Bakar Uang semakin dinilai bukanlah metode yang menyehatkan dan justru menambah beban perusahaan. Bahkan saat post ini dibuat, sudah banyak artikel serupa yang bahkan membahas saat inilah pudarnya era Bakar-Bakar Uang. Karena memang strategi ini sangat riskan dan banyak membuat bisnis Startup rontok satu persatu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan stigma negatif bagi reputasi bisnis digital kedepannya. Citra yang melekat bahwa Startup akan mendisrupsi bisnis-bisnis konvensional tentu saja akan rusak dan malah mempermalukan pemain Startup yang terkesan "menantang para pemain lama".

cr: rewangrencang.com

Mungkin anda akan asing dengan Stoqo, startup karya anak bangsa yang berfokus pada bidang penjualan sembako khusus untuk pengusaha kuliner UMKM. Dikutip dari asiaquest Indonesia, startup ini gagal menggunakan teknik bakar uang dan akhirnya gulung tikar pada april 2020.

Lainnya, Blanja.com. dengan dua nama besar dibelakang startup ini (Telkom dan Ebay), ternyata tidak berhasil mempertahankan E-commerce yang akhirnya gagal menggunakan teknik bakar uang. Banyak juga startup yang lain yang gagal bertarung karena belum siap bertanding, antara lain : Hooq, Sorabel, Iflix, Airy rooms, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun