Mohon tunggu...
Linggahayu
Linggahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi

Mahasiswi mendekati semester akhir yang dapat dikontak melalui Instagram @linggahayu. Menyukai segala sesuatu yang tidak buru-buru, cita-cita slow living di kota yang dingin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

#BreakTheBias, Tema International Women's Day 8 Maret 2022

7 Maret 2022   19:42 Diperbarui: 7 Maret 2022   19:45 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.internationalwomensday.com/

Jatuh pada tanggal 8 Maret, Hari Perempuan Nasional atau International Womens Day resmi diperingati setiap tahun sejak lebih dari 1 abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1900-an awal.

Apakah peristiwa yang terjadi pada saat itu sehingga pada 8 Maret ditetapkan menjadi salah satu hari perayaan Internasional? Mari membaca sedikit rangkaian peristiwa dibawah ini!

Tahun 1908, terjadi ketimpangan yang dialami oleh perempuan. Penindasan sampai kerusuhan besar terjadi pada saat itu yang membuat perempuan menjadi lebih vokal dalam mengkampanyekan perihal perubahan.

Demi menuntut keadilan, perempuan dengan jumlah besar yang mencapai kurang lebih 15 ribu jiwa turut andil dalam turun aksi di New York, AS. Mereka menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap jam kerja yang lebih panjang, gaji yang rendah dan tidak diberikan hak untuk bersuara. Ketidaksetaraan sangat nampak pada saat itu.

Pada tahun berikutnya dengan adanya deklarasi Partai Sosialis Amerika, negara tersebut merayakan Hari Perempuan Nasional atau National Womens Day pada 28 februari dan terus dilaksanakan setidaknya sampai tahun 1913. Perayaan Hari Internasional Perempuan berarti sudah dirayakan sejak perempuan belum 'eksis' di bangku pemerintahan.

Selanjutnya pada tahun 1910, Clara Zetkin selaku Pemimpin 'Kantor Perempuan' mengajukan gagasannya mengenai penetapan hari Perempuan Internasional yang mengubah perayaan dari cakupannya yang awalnya hanya dirayakan negara, menjadi perayaan dunia dalam rangka mendukung aksi tuntutan perempuan pada masa itu.

Gagasan cemerlang dari Clara Zetkin disetujui Konferensi Perempuan yang berasal dari 17 negara dengan anggota total 100 perempuan yang berbeda latar belakang. Sehingga pada 19 Maret 1911 berhasil disepakati sebagai perayaan pertama Hari Perempuan Internasional di Austria, Jerman, Denmark dan Swiss.

Perayaan tersebut terus berlanjut hingga pada tahun 1975 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnya mengesahkan bahwa di tanggal 8 maret terdapat sebuah peringatan Hari Perempuan Internasional. Dengan itu perayaan Hari Perempuan Internasional semakin ramai diperingati di seluruh penjuru dunia.

Pada masa sekarang, hal mengenai kesetaraan gender bukanlah suatu hal tabu. Beralihnya zaman, pandangan mengenai perempuan dengan pencapaian yang tinggi bukan suatu hal baru. Perempuan saat ini telah mendapatkan hak bersuara, hak legislatif, bahkan bukan suatu hal yang aneh ketika melihat perempuan berada di kursi pemerintahan.

Perempuan dapat menjadi apa yang mereka cita-citakan. Perempuan mendapatkan pendidikan yang tinggi dengan kebebasan bekerja atau memiliki keluarga, serta memiliki kebebasan dalam hal menentukan tujuan hidup mereka sendiri.

Funfact! Perayaan Hari Perempuan Internasional dirayakan berbeda-beda di setiap negara.

Di Italia, Hari Perempuan Internasional disebut juga 'la Festa della Donna'. Masyarakat Italia merayakannya dengan memberikan mimosa blossom. Asal usul tradisi ini belum jelas tetapi diyakini bahwa tradisi tersebut dimulai di Roma setelah Perang Dunia II. Sedangkan di AS bulan maret menjadi Bulan Sejarah Wanita.

Di beberapa negara Hari Perempuan Internasional juga diperingati sebagai Hari Ibu. Karena itu, pada tanggal tersebut anak-anak akan memberikan hadiah untuk ibu atau neneknya. Pada beberapa negara, hari ini dijadikan 'tanggal merah' atau hari libur dan mulai hari itu penjualan bunga meningkat selama 4 hari. Lalu ditemukan peringatan Hari Perempuan Internasional di China yang dirayakan dengan cara memberikan cuti setengah hari untuk perempuan. Tidak ketinggalan, PBB pun menyelenggarakan acara virtual untuk merayakan Hari Perempuan Internasional.

Dirayakan dengan tema yang berbeda pada setiap tahunnya, International Women's Day pada 2022 mengusung tema Break The Bias. Pada 8 Maret 2022 IWD mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut merayakan Hari Perempuan Sedunia dengan menolak seluruh bias gender pada lingkungan terdekat.

Adapun pengertian dari 'bias gender' sendiri adalah:

Pandangan dan sikap yang lebih mengutamakan salah satu jenis kelamin daripada jenis kelamin lainnya sebagai akibat pengaturan dan kepercayaan budaya yang lebih berpihak kepada jenis kelamin tertentu, misalnya, lebih berpihak kepada laki-laki daripada kepada perempuan atau sebaliknya. (koalisiperempuan.or.id)

Peringatan Hari Perempuan Internasional identik dengan warna ungu, hijau dan putih. dilansir situs resmi Hari Perempuan Internasional atau IWD.  "Ungu melambangkan keadilan dan martabat. Hijau melambangkan harapan. Putih melambangkan kemurnian, meskipun konsep kontroversial. Warnanya berasal dari Serikat Sosial dan Politik Perempuan (WSPU) di Inggris pada tahun 1908,"

Untuk berkontribusi pada kegiatan perayaan Hari Perempuan Sedunia, dengan resmi IWD mengatakan pada websitenya untuk mengirimkan foto atau video dengan pose menyilangkan tangan didepan yang bermakna menunjukkan bahwa dengan itu kita menolak diskriminasi, melanggar ketidaksetaraan dan menghancurkan stereotip. 

Foto tersebut dapat diunggah pada website https://www.internationalwomensday.com/Theme dengan ketentuan pengiriman gambar dapat berupa foto atau ilustrasi komposisi individu atau kelompok yang menonjolkan pose #BreakTheBias - idealnya rasio aspek 16:9 (komposisi lanskap; lebar maksimum 3000 piksel) dan semua identitas gender diterima.

Selain itu, kita juga dapat  meramaikan peringatan Hari Perempuan Sedunia dengan cara memposting foto dengan pose Break The Bias di berbagai sosial media untuk mendukung kampanye ini dengan menuliskan tagar #BreakTheBias pada caption.

Kampanye dengan tema Break The Bias bertujuan untuk mencapai kebebasan dari bias dan stereotipe. Selain itu Break The Bias dalam peringatan International Women's Day tahun ini juga bertujuan untuk membangun budaya kerja yang inklusif bagi perempuan, seperti halnya tujuan perempuan turun aksi pada satu abad yang lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun