Mohon tunggu...
linggabelron
linggabelron Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

apapun harus kita jalanin dengan sabar

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial 2024: Mendorong Inovasi Kolaboratif untuk Perubahan Positif Global

22 Desember 2024   23:49 Diperbarui: 23 Desember 2024   00:02 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, 22 Desember 2024 -- Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial (ICSE) 2024 yang diselenggarakan di Universitas Merana Yogyakarta resmi dibuka dengan meriah. Acara ini menghubungkan akademisi, profesional, dan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia dalam rangka membahas inovasi sosial yang dapat menciptakan perubahan positif di tingkat global.

Upacara pembukaan diawali dengan tarian persembahan yang memukau, dibawakan oleh mahasiswa Universitas Merana. Tarian tradisional ini menggambarkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama, sesuai dengan tema konferensi kali ini, yaitu "Inovasi Kolaboratif untuk Perubahan Positif Global." Tarian tersebut, yang biasanya dilakukan oleh pasangan penari pria dan wanita, menunjukkan interaksi yang harmonis, sejalan dengan esensi kolaborasi lintas sektor dalam kewirausahaan sosial.

Setelah upacara pembukaan, Ketua ICSE 2024, Bapak Arif Nurana, SC, MICOM CICS, dalam pidatonya menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara ini. Ia menekankan bahwa kewirausahaan sosial memiliki peran penting dalam menciptakan solusi inovatif untuk tantangan global. Model kewirausahaan sosial, yang mengintegrasikan prinsip bisnis dengan komitmen sosial dan lingkungan, mampu menciptakan dampak yang berkelanjutan meskipun dihadapkan pada tantangan seperti regulasi yang kompleks dan keterbatasan dana.

"Kewirausahaan sosial tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak sosial yang signifikan, seperti mengatasi masalah pendidikan, kemiskinan, dan keberlanjutan," ujar Bapak Arif dalam sambutannya. Ia juga menyampaikan bahwa konferensi ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi dan kolaborasi antara pemimpin, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk mendukung pertumbuhan kewirausahaan sosial yang berkelanjutan.

Dr. Aus Lamut, STP, MP, MP dari Universitas Merana Jakarta, juga memberikan pidato sambutan yang menggarisbawahi pentingnya peran inovasi dalam kewirausahaan sosial. Menurutnya, konferensi ini menjadi platform yang sangat strategis dalam mempercepat pencapaian tujuan kewirausahaan sosial secara global.

Tahun ini, ICSE 2024 diikuti oleh 139 kontributor dari berbagai negara, dengan 99 makalah akademis, 10 rencana bisnis, dan 20 poster yang disajikan. Konferensi ini menjadi kesempatan emas untuk berbagi wawasan, menciptakan kolaborasi, serta merancang strategi yang lebih efektif untuk mendukung kewirausahaan sosial di tingkat global.

"Semangat kolaborasi yang ada dalam konferensi ini memberi energi dan inspirasi untuk terus maju bersama-sama menciptakan perubahan yang positif bagi masyarakat dunia," tambah Bapak Arif.

Sebagai bagian dari agenda konferensi, para peserta juga diajak untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang tantangan serta peluang dalam mengembangkan kewirausahaan sosial. Salah satu topik utama yang dibahas adalah bagaimana teknologi dan inovasi digital, seperti kecerdasan buatan dan blockchain, dapat memperluas dampak sosial kewirausahaan.

Sesi foto bersama di akhir acara pembukaan juga menunjukkan semangat persatuan dan kolaborasi antara peserta dari berbagai negara. Konferensi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh pihak untuk mendukung gerakan kewirausahaan sosial dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan merata.

Dengan tema "Inovasi Kolaboratif untuk Perubahan Positif Global," ICSE 2024 berhasil memberikan landasan bagi pergerakan sosial yang lebih progresif dan berdampak luas. Diharapkan, melalui kolaborasi lintas sektor, tantangan besar yang dihadapi dunia dapat diselesaikan dengan solusi-solusi yang inovatif dan berkelanjutan.

Pada tahun 2024, dunia menyaksikan sebuah langkah maju yang signifikan dalam bidang kewirausahaan sosial melalui Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial yang bertujuan untuk mendorong inovasi kolaboratif guna menciptakan perubahan positif di seluruh dunia. Dengan menghadirkan para pemimpin akademik, peneliti, wirausahawan sosial, dan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai penjuru dunia, konferensi ini tidak hanya menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga sebagai titik awal untuk menciptakan kemitraan yang berkelanjutan dalam memecahkan tantangan sosial yang semakin kompleks.

Kolaborasi: Kunci untuk Mencapai Tujuan Akademik dan Sosial

Seperti yang dijelaskan oleh Profesor Muhammad Ali, seorang pakar dari UC Riverside California, kolaborasi adalah inti dari segala bentuk inovasi dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan sosial. Menurutnya, kerja sama yang erat antara siswa, pendidik, dan peneliti di seluruh dunia adalah faktor utama dalam mencapai keberhasilan akademik dan sosial yang lebih tinggi. Dalam konteks pendidikan, kolaborasi memfasilitasi komunikasi yang lebih baik, mengakui nilai-nilai kerja tim, serta membuka kesempatan untuk melihat beragam perspektif yang sangat penting dalam membentuk inovasi yang bermakna.

Kolaborasi lintas disiplin ilmu dan antaruniversitas, serta keterlibatan aktif dengan masyarakat dan sektor bisnis, merupakan langkah yang sangat diperlukan untuk membangun etos ilmiah yang kokoh dan produktivitas akademik yang berkelanjutan. Inovasi tidak hanya terwujud dalam riset atau publikasi akademik, tetapi juga dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan mampu menjawab tantangan global yang dihadapi masyarakat saat ini.

Inovasi dan Kolaborasi dalam Kewirausahaan Sosial: Mendorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Dalam sesi kedua konferensi, Dr. Ian Ariga, seorang akademisi terkemuka dari Universitas Filipina, memaparkan bagaimana kewirausahaan sosial dapat memainkan peran penting dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. Ia mengungkapkan bahwa kewirausahaan sosial, yang fokus pada pemberdayaan masyarakat dan solusi berkelanjutan, dapat membantu mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, ketidaksetaraan gender, dan perubahan iklim.

Dr. Ariga menyoroti contoh-contoh perusahaan sosial di Filipina yang telah berhasil mengimplementasikan solusi inovatif untuk menciptakan lapangan pekerjaan, memberikan akses pendidikan dan kesehatan, serta mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan lembaga pendidikan, perusahaan sosial ini berperan dalam menciptakan dampak positif yang mendalam bagi masyarakat lokal, sekaligus mendorong tercapainya SDGs.

Kolaborasi Antar Sektor untuk Mencapai Produktivitas dan Aksesibilitas

Dalam upaya membangun ekosistem yang mendukung kewirausahaan sosial yang efektif, konferensi ini juga menekankan pentingnya aksesibilitas terhadap pengetahuan dan informasi. Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah membuat pengetahuan akademik dan inovasi dapat diakses oleh lebih banyak orang, tanpa terkendala oleh hambatan bahasa atau lokasi geografis. Kolaborasi antara universitas, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah menjadi sangat penting dalam memastikan bahwa hasil riset dan solusi inovatif dapat diakses secara luas.

Profesor Ali menambahkan bahwa untuk meningkatkan hasil pendidikan dan penelitian, birokrasi yang efisien dan kepemimpinan yang transformatif diperlukan. Selain itu, kebebasan akademis harus dijaga untuk memastikan bahwa semua pihak dapat mengekspresikan ide dan pandangan mereka tanpa takut adanya intimidasi atau pembatasan.

Memperkuat Jaringan Akademik dan Kemitraan Global

Salah satu fokus utama konferensi ini adalah memperkuat jaringan akademik global. Kerja sama antara universitas, lembaga penelitian, dan pemerintah sangat penting untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dan akademik bersama. Salah satu contoh nyata dari kolaborasi ini adalah pengembangan kemitraan pendidikan internasional yang melibatkan program-program seperti Fullbright di Amerika Serikat dan program-program pertukaran akademik di Indonesia.

Dalam sesi ini, Dr. Ariga juga berbagi pengalaman mengenai pentingnya kolaborasi antara wirausahawan sosial, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah dalam menciptakan inisiatif yang tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal. Ia menyoroti pentingnya pelatihan bagi wirausahawan sosial dalam mengelola bisnis secara berkelanjutan dan menciptakan dampak sosial yang luas.

Mencapai Kemajuan Bersama melalui Kolaborasi Lintas Negara

Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial 2024 menjadi bukti bahwa kolaborasi antarnegara dan antar disiplin ilmu merupakan langkah penting dalam mencapai kemajuan sosial yang lebih besar. Keberagaman perspektif, kemampuan untuk bekerja dalam tim, dan komunikasi yang efektif adalah elemen-elemen yang akan mendorong tercapainya tujuan-tujuan besar dalam pendidikan dan kewirausahaan sosial.

Kedepannya, konferensi ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi banyak pihak untuk terus bekerja bersama dalam menghadapi tantangan global, menciptakan inovasi yang membawa perubahan positif bagi masyarakat, serta memastikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan kesempatan ekonomi bagi semua kalangan.

Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial 2024: Mendorong Inovasi Kolaboratif untuk Perubahan Positif Global

Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial 2024 yang baru saja selesai dilaksanakan di Universitas Merana Yakarta, Indonesia, telah menjadi ajang penting untuk mendorong inovasi kolaboratif dalam kewirausahaan sosial guna mempercepat perubahan positif global. Mengangkat tema "Mendorong Inovasi Kolaboratif untuk Perubahan Positif Global", konferensi ini menyatukan para praktisi, akademisi, pembuat kebijakan, dan pelajar dari berbagai penjuru dunia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan terhadap tantangan sosial yang dihadapi masyarakat global saat ini.

Dalam pembicaraannya, para narasumber menekankan pentingnya kewirausahaan sosial sebagai alat yang efektif untuk mengatasi permasalahan mendesak seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, degradasi lingkungan, dan ketidakstabilan sosial. Melalui berbagai studi kasus, salah satunya dari provinsi Capiz di Filipina, konferensi ini menunjukkan bagaimana perusahaan sosial dapat memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi. Kewirausahaan sosial tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada penciptaan dampak sosial yang berkelanjutan, selaras dengan tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB.

Selama acara ini, para peserta juga mempelajari bagaimana kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat, dapat mempercepat pencapaian SDGs. Dengan mengembangkan model bisnis yang berbasis pada keberlanjutan dan prinsip-prinsip sosial, seperti yang dilakukan oleh perusahaan sosial di Filipina, para peserta konferensi mendapatkan wawasan yang berharga mengenai tantangan dan peluang dalam menerapkan kewirausahaan sosial di berbagai sektor.

Di provinsi Capiz, misalnya, berbagai inisiatif kewirausahaan sosial berhasil memberdayakan komunitas lokal melalui pelatihan keterampilan, akses ke pendanaan, dan promosi produk lokal. Ini menunjukkan betapa pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari lembaga pemerintah dan organisasi non-pemerintah, sektor sosial di Capiz berhasil mendorong peningkatan ekonomi lokal sekaligus melindungi dan melestarikan lingkungan.

Salah satu hal penting yang dibahas adalah pentingnya pendidikan integratif yang memadukan kewirausahaan sosial dengan disiplin ilmu lain, seperti rekayasa sosial dan pertanian. Hal ini menjadi dasar bagi pengembangan program akademik yang mendukung pertumbuhan wirausahawan sosial yang inovatif dan tangguh di masa depan. Kolaborasi internasional juga menjadi sorotan utama, dengan harapan dapat menciptakan kemitraan yang lebih kuat antara universitas, organisasi, dan sektor swasta dalam memajukan kewirausahaan sosial secara global.

Konferensi ini mengingatkan kita bahwa kewirausahaan sosial bukan hanya soal menciptakan peluang ekonomi, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Melalui inovasi, kolaborasi, dan komitmen bersama, kita dapat menghadapi tantangan global dan mendorong perubahan sosial yang positif.

Sebagai penutup, mari kita semua mengambil pelajaran dari konferensi ini untuk terus berkolaborasi, berinovasi, dan bekerja sama dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan semangat kewirausahaan sosial, kita dapat membangun dunia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan penuh harapan. Terima kasih kepada seluruh peserta, panitia, dan pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini. Kita berharap dapat terus melanjutkan upaya kolaboratif ini demi perubahan sosial yang lebih besar dan berdampak global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun