Yogyakarta, 22 Desember 2024Â -- Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial (ICSE) 2024 yang diselenggarakan di Universitas Merana Yogyakarta resmi dibuka dengan meriah. Acara ini menghubungkan akademisi, profesional, dan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia dalam rangka membahas inovasi sosial yang dapat menciptakan perubahan positif di tingkat global.
Upacara pembukaan diawali dengan tarian persembahan yang memukau, dibawakan oleh mahasiswa Universitas Merana. Tarian tradisional ini menggambarkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama, sesuai dengan tema konferensi kali ini, yaitu "Inovasi Kolaboratif untuk Perubahan Positif Global." Tarian tersebut, yang biasanya dilakukan oleh pasangan penari pria dan wanita, menunjukkan interaksi yang harmonis, sejalan dengan esensi kolaborasi lintas sektor dalam kewirausahaan sosial.
Setelah upacara pembukaan, Ketua ICSE 2024, Bapak Arif Nurana, SC, MICOM CICS, dalam pidatonya menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara ini. Ia menekankan bahwa kewirausahaan sosial memiliki peran penting dalam menciptakan solusi inovatif untuk tantangan global. Model kewirausahaan sosial, yang mengintegrasikan prinsip bisnis dengan komitmen sosial dan lingkungan, mampu menciptakan dampak yang berkelanjutan meskipun dihadapkan pada tantangan seperti regulasi yang kompleks dan keterbatasan dana.
"Kewirausahaan sosial tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak sosial yang signifikan, seperti mengatasi masalah pendidikan, kemiskinan, dan keberlanjutan," ujar Bapak Arif dalam sambutannya. Ia juga menyampaikan bahwa konferensi ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi dan kolaborasi antara pemimpin, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk mendukung pertumbuhan kewirausahaan sosial yang berkelanjutan.
Dr. Aus Lamut, STP, MP, MP dari Universitas Merana Jakarta, juga memberikan pidato sambutan yang menggarisbawahi pentingnya peran inovasi dalam kewirausahaan sosial. Menurutnya, konferensi ini menjadi platform yang sangat strategis dalam mempercepat pencapaian tujuan kewirausahaan sosial secara global.
Tahun ini, ICSE 2024 diikuti oleh 139 kontributor dari berbagai negara, dengan 99 makalah akademis, 10 rencana bisnis, dan 20 poster yang disajikan. Konferensi ini menjadi kesempatan emas untuk berbagi wawasan, menciptakan kolaborasi, serta merancang strategi yang lebih efektif untuk mendukung kewirausahaan sosial di tingkat global.
"Semangat kolaborasi yang ada dalam konferensi ini memberi energi dan inspirasi untuk terus maju bersama-sama menciptakan perubahan yang positif bagi masyarakat dunia," tambah Bapak Arif.
Sebagai bagian dari agenda konferensi, para peserta juga diajak untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang tantangan serta peluang dalam mengembangkan kewirausahaan sosial. Salah satu topik utama yang dibahas adalah bagaimana teknologi dan inovasi digital, seperti kecerdasan buatan dan blockchain, dapat memperluas dampak sosial kewirausahaan.
Sesi foto bersama di akhir acara pembukaan juga menunjukkan semangat persatuan dan kolaborasi antara peserta dari berbagai negara. Konferensi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh pihak untuk mendukung gerakan kewirausahaan sosial dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan merata.
Dengan tema "Inovasi Kolaboratif untuk Perubahan Positif Global," ICSE 2024 berhasil memberikan landasan bagi pergerakan sosial yang lebih progresif dan berdampak luas. Diharapkan, melalui kolaborasi lintas sektor, tantangan besar yang dihadapi dunia dapat diselesaikan dengan solusi-solusi yang inovatif dan berkelanjutan.
Pada tahun 2024, dunia menyaksikan sebuah langkah maju yang signifikan dalam bidang kewirausahaan sosial melalui Konferensi Internasional Kewirausahaan Sosial yang bertujuan untuk mendorong inovasi kolaboratif guna menciptakan perubahan positif di seluruh dunia. Dengan menghadirkan para pemimpin akademik, peneliti, wirausahawan sosial, dan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai penjuru dunia, konferensi ini tidak hanya menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga sebagai titik awal untuk menciptakan kemitraan yang berkelanjutan dalam memecahkan tantangan sosial yang semakin kompleks.