Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada tanggal 16 oktober 2021 di Kota Blitar, Kecamatan Kanigoro, Jawa Timur disibukkan dengan pembuatan laporan kegiatan menurut format buku pedomannya. Kegiatan ini membuahkan hasil, salah satunya mahasiswa dapat menulis publikasi media massa. Blog ini akan menjadi arsip individu dan orang-orang yang ingin mengetahui Desa Ekonomi Minggirsari Blitar, khususnya dalam bercocok tanamnya.
Untuk melengkapi pengumpulan tugasnya, mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya mengarsipkan kegiatan mereka dengan blog publikasi media massa ini.Â
Blog ini dapat diakses oleh umum sebagai salah satu bahan penilaian dosen pembimbing lapangan dan juga referensi bagi teman-teman lain yang sedang menjalani kegiatan KKN. Blog ini berisi KKN dan beberapa program kerja yang sudah terlaksana.
Hery Murnawan, S.T., M.T., Hilyatun Nuha, S.T., M.T., Drs. Achmad Maqsudi, M. Si, Ak., Ca. selaku dosen pembimbing lapangan saya menyampaikan bahwa dengan adanya arsip kegiatan dalam bentuk blog ini, maka masyarakat umum dapat membaca, memberikan masukan, saran, kritik, bahkan bisa juga mengadaptasi kegiatan yang telah dilakukan oleh maahsiswa-maahsiswa ditempat masing-masing.Â
Di sana kami bertemu dengan Narasumber, yaitu Pak Saiful selaku pengelola bengkel tani (GAPOKTAN) Sekarsari di Desa Minggirsari. Dalam pengelolaan bengkel tani, Pak Saiful ditemani oleh Pak Dadang selaku warga dan pengembang bengkel tani.Â
"Tanaman pada dasarnya membutuhkan nutrisi yang kurang lebih sama dengan manusia. Bahan-bahan yang ada di sekitar hanya perlu sedikit diolah menjadi bahan yang mudah diaplikasikan ke tanaman." ucap Pak Saiful.
Dengan wawancara dengan Pak Saiful, kami mendapatkan hasil wawancara bahwa subsidi pupuk kimia sudah mulai berkurang, sehingga terkadang kekurangan pupuk.Â
Selain itu, dampak jika terlalu sering menggunakan pupuk kimia dengan jumlah besar, maka kesuburan tanah akan berkurang dan mikroorganisme di dalam tanah ikut mati juga.
"Biaya perawatan yang diperlukan untuk satu batang cabai apabila menggunakan pupuk kimia buatan mencapai Rp2000,- sedangkan untuk penggunaan pupuk organik hanya sebesar Rp1000,-" kata Pak Saiful. Dapat terlihat bahwa biaya yang digunakan dapat dihemat hingga 50%.