Oleh Erni Suhaina Ilham Fadzry*
Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) dicetuskan pada Tahun 2003 oleh Handi Irawan, chairman Lembaga Riset Pemasaran Frontier Consulting. Idenya itu, merupakan salah satu upaya agar para pemangku kepentingan (pemerintah, pengusaha, dan karyawan) dapat memberikan perhatian khusus kepada para pelanggan. Ia berharap, ada apresiasi khusus dan penghargaan yang diberikan atas loyalitas pelanggan terhadap produk dari suatu perusahaan. Salah satunya dengan cara meningkatkan kepuasaan pelanggan.
Gagasan penyelenggaraan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) ini disambut baik oleh para pengusaha dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk pemerintah. Sehingga tanggal 4 September 2003 dicanangkan secara resmi oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas).
Saat ini, Harpelnas yang diperingati secara rutin setiap tahun dijadikan sebagai momentum untuk menaikkan citra perusahaan sehingga dapat mempengaruhi pelanggan, untuk memilih sebuah produk yang akan dibeli. Banyak kegiatan promosi dan pelayanan spesial seperti penawaran potongan harga, pemberian suvenir dan voucher, hingga penawaran keanggotaan istimewa disediakan oleh perusahaan penyedia produk dan jasa pada Harpelnas.
Para pengusaha diajak untuk memberikan customer experience terbaik dan keteladanan dalam membangun budaya pelayanan kepada pelanggan. Juga pengusaha diharapkan mampu mengedukasi secara sistematis dan berkelanjutan mengenai hak dan kewajiban pelanggan. Senyum pelanggan senyum terbaik bagi perusahaan.
Perayaan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2021 menjadi istimewa karena dilaksanakan pada saat pandemi Covid-19. Banyak hal yang berubah, dari perekonomian hingga kebiasaan hidup. Pemberlakuan PSBB dan PPKM merupakan tantangan berat yang harus dijalani oleh para pelaku ekonomi, sehingga dibutuhkan berbagai inovasi dalam pelayanan pelanggan pada era new normal ini.
Pelanggan sebagai agen perubahan dan subjek penentu kegiatan ekonomi, memegang peranan penting dalam Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas). Sebagai penentu arah perekonomian, sudah waktunya pelanggan, menempatkan dirinya menjadi “Pelanggan Cerdas“ yang mampu menyuarakan permintaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Mereka juga menjadi pemandu bagi para pengusaha agar memenuhi prasyarat usaha yang sesuai dengan berbagai aturan dan tatanan kehidupan yang berlaku. Misalnya terkait dengan tanggung jawab perusahaan terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Product responsibility menjadi hal penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan, mengingat kebanyakan produk yang diproduksi berbahan baku dari alam. Untuk itu, perusahaan hendaknya bertanggung jawab untuk memulihkan kondisi alam yang dijamahnya, serta bertanggung jawab terhadap sampah hasil produksinya secara berkelanjutan.
Pelanggan selaku pengguna produk dan jasa, baik secara individu maupun kelompok diharapkan mampu menjadi pressure group (kelompok penekan) bagi perusahaan agar memenuhi standar produksi yang eco-friendly.
Dengan cara mengkampanyekan dan memilih produk atau jasa dari perusahaan yang ramah lingkungan, serta memberikan sanksi berupa penolakan untuk membeli serta menggunakan produk dari perusahaan yang merusak, mencemari dan tidak ramah lingkungan.
Hal ini dapat dilakukan mengingat perusahaan sangat memprioritaskan kebutuhan pelanggan. Jika perusahaan mengerti bahwa pelanggan sangat peduli pada lingkungan hidup, maka perusahaan pun akan berusaha untuk peduli juga.
Pada Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas), pelanggan pun harus memegang komitmen untuk menjadi pejuang penyelamat dan pelestari lingkungan dengan cara:
- Memilih jasa dari perusahaan yang menerapkan konsep eco friendly dalam operasionalnya seperti pelayanan pelanggan tanpa kertas (Paperless), minim plastik dan melakukan penghematan energi.
- Membeli/memilih produk dari perusahaan yang konsisten menjaga Lingkungan
- Menolak produk dari perusahaan pencemar lingkungan
- Hanya membeli produk yang dibutuhkan saja, agar tidak menambah sampah dan menyia-nyiakan sumberdaya alam.
- Mengutamakan membeli produk lokal guna mempersingkat rantai distribusi yang berdampak pada penghematan energi di rantai transportasi. Juga untuk mewujudkan ketahanan pangan, melestarikan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan pengusaha Indonesia.
- Utamakan membeli produk alami yang diproses sealami mungkin guna menghindari pencemaran lingkungan.
- Kurangi wadah plastik sekali pakai. Gunakan produk yang tahan lama, tidak sekali pakai guna mengurangi sampah.
Kondisi Pandemi Covid 19 sangat mengubah dan memberi tekanan yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Kondisi ini menuntut para pengusaha untuk kreatif melakukan inovasi produk, proses produksi dan pelayanan, guna meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Sinergi antara pemerintah, pengusaha dan pelanggan dalam menjalankan perannya sebagai pemutar roda perekonomian bangsa, diharapkan mampu menjadi kekuatan besar dalam membangkitkan kembali ekonomi di masa pandemi.
Selamat Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2021.
* Erni Suhaina Ilham Fadzry, S.Pd.I Owner Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP “BUNANDANG”) dan Departemen Litbang IPTEKS, Sumberdaya Alam dan Lingkungan (LISDAL), DPP LDII
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI