Mohon tunggu...
Liner Vistrina
Liner Vistrina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru yang selalu mencoba belajar dan menyelesaikan pengembangan diri saya dengan optimal dan penuh tanggungjawab,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alur K dalam MERDEKA - Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

30 Maret 2023   23:28 Diperbarui: 30 Maret 2023   23:31 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep Coaching Secara Umum dan Dalam Konteks Pendidikan

Sebagai pemimpin pembelajaran yang nantinya juga menindaklanjuti hasil dari program pendidikan guru penggerak, tentunya tidak akan terlepas dari tugas supervisi akademik. Supervisi akademik dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Rangkaian supervisi akademik ini biasanya digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. Lalu, kepala sekolah seperti apakah yang dapat mendorong kita sebagai warga sekolah untuk selalu mengembangkan kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth mindset, serta keberpihakan pada murid? Jawabannya adalah pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Dalam hal ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.

Secara umum, Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan, dalam konteks pendidikan, coaching merupakan sebuah dialog antara mitra belajar (coach dan coachee) yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.

Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching

Mengapa coaching menjadi pendekatan yang memberdayakan ? Karena diawali dengan paradigma berpikir coaching.

Untuk dapat membantu rekan sejawat kita untuk mengembangkan kompetensi diri mereka dan menjadi otonom, kita perlu memiliki paradigma berpikir coaching terlebih dahulu. Paradigma tersebut adalah :

  • Fokus pada coachee/rekan yang dikembangkan

Pada saat kita mengembangkan kompetensi rekan sejawat kita, kita memusatkan perhatian kita pada rekan yang kita kembangkan, bukan pada "situasi" yang dibawanya dalam percakapan. Fokus diletakkan pada topik apa pun yang dibawa oleh rekan tersebut, dapat membawa kemajuan pada mereka, sesuai keinginan mereka.

  • Bersikap Terbuka dan Ingin Tahu

Ciri-ciri dari sikap terbuka dan ingin tahu ini adalah: 1. berusaha untuk tidak menghakimi, melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain; 2. mampu menerima pemikiran orang lain dengan tenang, dan tidak menjadi emosional; 3. tetap menunjukkan rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat orang lain memiliki pemikiran tertentu.

  • Memiliki Kesadaran Diri yang Kuat

Kesadaran diri yang kuat membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat. Kita perlu mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari rekan kita.

  • Mampu Melihat Peluang Baru dan Masa Depan

Coaching mendorong seseorang untuk fokus pada masa depan, karena apapun situasinya saat ini, yang masih bisa diubah adalah masa depan. Coaching juga mendorong seseorang untuk fokus pada solusi, bukan pada masalah, karena pada saat kita berfokus pada solusi, kita menjadi lebih bersemangat dibandingkan jika kita berfokus pada masalah.

Prinsip Coaching

  • Kemitraan (Setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah);
  • Proses Kreatif (dilakukan melalui percakapan dua arah, memicu proses berpikir coachee, dan bisa mengeksplorasi situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru);
  • Memaksimalkan potensi (ada tindak lanjut dan kesimpulan di akhir percakapan).

Paradigma dan Prinsip Coaching dalam Supervisi Akademik untuk Pemberdayaan Manusia maksudnya adalah mengubah efektivitas pengambilan keputusan, paradigma berpikir (mental model), dan persepsi serta membiasakan refleksi.Tujuannya Meningkatkan dan membiasakan belajar mandiri: mengelola diri sendiri, memantau diri sendiri, memodifikasi diri sendiri. Sumber kriteria penilaian ada pada guru.

Kompetensi Inti Coaching

3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah, yaitu :

  • Kehadiran penuh/Presence
  • Mendengarkan aktif
  • Mengajukan pertanyaan berbobot.

Berikut ini adalah salah satu referensi yang dapat kita gunakan untuk mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif yaitu RASA yang diperkenalkan oleh Julian Treasure.

talaera.com
talaera.com

Percakapan coaching yang menjadi acuan interaksi antara Pemimpin Pembelajaran dan Kepala Sekolah (disebut sebagai coach) dan Rekan Sejawat (disebut sebagai coachee). Dibutuhkan kemampuan seorang coach untuk dapat menavigasi tujuan dan arah. Percakapan yang dibutuhkan coachee dengan menggunakan acuan interaksi berikut ini (Costa dan Garmston, 2016):

  • Percakapan untuk perencanaan
  • Percakapan untuk pemecahan masalah
  • Percakapan untuk berefleksi
  • Percakapan untuk kalibrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun