Mohon tunggu...
Lindy chriscianto
Lindy chriscianto Mohon Tunggu... -

hidup berawal dari mimpi. saat salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka. hanya seringkali kita terpaku begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga tak melihat yang telah terbuka untuk kita. (hellen keller)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BELAJAR DAN BERMAIN

29 April 2015   11:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BELAJAR DAN BERMAIN, TUMBUHKAN OPERASIONAL KONKRET PADA ANAK DENGAN SILSILAH POHON KELUARGA

Klasifikasi setiap anak dalam mengurutkan anggota dalam keluarganya sangat berbeda-beda. Anak dengan operasional konkret pada usia 7 tahun, ia sudah mampu bernalar secara logis dan dapat mengaplikasikannya dalam contoh-contoh yang riil. Dalam tahap ini anak memiliki ketrampilan yang penting, yaitu anakmampu mengklasifikasikan benda-benda dalam perangkat-perangkat atau subperangkat yang berbeda, dan memperhatikan keterkaitan. Jika anak dengan operasional konkrit usia 7 tahun mampu mengklasifikasikan anggota keluarga baik secara vertical, horizontal, naik, turun, dan menyilang dengan benar.

Lantas bagaimana menyikapi anak yang tidak bisa mengenali anggota kelurganya sendiri padahal dia sudah berusia 8 tahun? Dalam sebuah keluargaterdapat pasangan suami istri yang bernama Pak Nanang dan Bu Rani mereka memiliki tiga orang anak dan yang peling kecil, lucu, dan imut bernama feby, feby kecil sangat kesulitan dalam membedadakan Ayah dengan paman, sepupu dengan saudara kandung, dia juga sering menyebut dirinya sendiri sebagai kakak dan terkadang menjadi adik.

Bu Rani adalah tipe Ibu yang Cerdas dan Kreatif , Bu Rani mengetahui bahwa anak pada usia 8 tahun seharusnya sudah bisa mengenali anggota keluarganya dengan baik dan benar, tetapi kenapa putrinya kecilnya justru sangat kesulitan dalam hal ini. Ketika belanja di supermarket Bu Rani mengalihkan pandangannya pada subungkus permen bubble gum warna-warni. Ia memiliki inisiatif akan mengajarkan silsilah pohon keluarga pada putrid kecilnya menggunakan permen bubble gum ini. Yups ide cemerlang, setelah membeli bahan belanjaan dan beberapa bungkus permen, Bu Rani memutuskan untuk segera kembali ke rumahnya ia ingin segera mengaplikasikan ide cemerlangnya itu.

Sesampainya di rumah, “Feby…sini sayang mama punya permain baru buat Feby, Mama juga punya banyak permen warna-warni loo, Feby mau…?” memanggil Feby sambil menyiapkan bahan bermain di antaranya: album foto, kertas karton putih, penggaris, bolpoin, dan beberapa bungkus bubble gum

“Mau, mau, Feby mau permennya semua ya ma… permennya lucu, loh ma ini kok ada fotonya Ayah” Feby menyebut nama ayah padahal yang ia tunjuk adalah foto kakeknya

“ hm Iya, ini nanti buat Feby, tapy sekarang Feby harus bermain dulu sama Mama, nanti mama kasih permen. Kalau Feby berhasil,Mama juga sudah sediakan boneka lo buat Feby. Feby mau???”

“Mau… bermain apa Ma?”

“Pohon Keluarga...nanti mama sebutkan satu-satu anggota keluarga kita lalu Feby menirukan.selanjutnya, mama yang menujuk Feby yang menjawab, gimana seru kan…”

“Oke siapa takut.” Jawabnya mantap

“Ini adalah Foto Kakek Rouf dan Nenek Keke, kakek dan nenek menikah memiliki anak Papa. Sedangkan ini adalah nenek Lingling dan Kakek Zein mereka menikah dan memiliki anak Mama, Paman Budi, Dan Tante Rere. Ketika Mama sudah besar seperti tante Rere, Mama bertemu dengan Papa. Kita berdua menikahdan memiliki anak kak miko, kak Reno, dan Feby. Sedangkan sepupu mama yaitu paman Budi menikah dengan Bibi Lila mereka memiliki anak kembar Kak Nata dan Kak Koko sepupunya Feby. Yang ini saudara mama yang terakhir, namanya tante Rere. Na kalau adik kecil ini namanya Meymey, dia cucu mama sama Ayah, anak dari Kak Reno dan tante Masha, keponakan kak Miko dan Feby. Gimana Feby sudah faham belum.?” Bu Rani menunjukkan anggota keluarga dari dirinya dan dari Pak Nanang suaminya dengan penuh kesabaran

“Uda…” jawabnya singkat nampak kebingungan di raut wajah Feby

“Oke, kalau gitu sekarang mama tanya kalau yang ini siapa?” sambil menunjuk foto pak Nanang

“Kakek.”

“Bukan Feby, yang kakek itu kakek rouf dan kakek Zein. Kalau yang ini Ayah Feby, namanya pak Nanang. Oke nggak apa-apa sekarang Miko, Feby kan dekat sama Miko. Miko itu siapanya Feby?” tanya bu Rani yang ke dua kali

“Sepupu”

“Bukan,, ini Kakak Feby kalau sepupu Feby itu kak Nata dan Kak Koko. Ya sudah mama jelaskan lagi mulai awal Feby simak dengan baik ya..”

Setelah berulang kali menerangkan akhrirnya Feby bisa menjawab dengan benar1 per 1 pertanyaan mamanya kini saatnya Feby masuk pada langkah selanjutnya. Bu Rani membuka beberapa bungkus bubble gum, dan membaginya 5 bagian sesuai warnanya yaitu warna merah, kuning, hijau, orange, dan ungu.

“Na sekarang coba Feby pilihkan warna permen ini untuk setiap anggota keluarga, Mama mau buat pohon keluarganya dulu, Feby masih mau bermain sama Mama kan..”

“Oke Mama…Nanti bubble gum nya aku bagi-bagi sama Kakak Miko, Ayah, dan Nenek. Kalau kak reno nggak usah bubble gum nya akan aku kasih pada keponakan aku adik Meymey “ Feby memilihkankan warna permen untuk setiap anggota keluarganya dengan benar sesuai perintah Mamanya

“Na pohon keluarganya sudah siap, sekarang mama guntingkan foto anggota keluarga kita nanti Feby yang menempelkan ya…”

“Feby ikut menggunting juga ma,

“Jangan ini berbahaya, nanti kalau tangan Feby luka terus berdarah Mama bisa dimarahi..belum selesai berbicara Feby memotong perkataan Mamanya. Ayah……” sambung Feby

“Hehe betul, betul, betul hore sekarang semua sudah siap tingga feby yang bertugas foto yang telah mama gunting ke dalam bagan dengan benar ya”

“Oke, pasti Feby akan mendapatkan Boneka setelah ini” dengan penuh semangat dan wajah yang berseri-seri Feby menempel foto keluarganya dengan cekatan dan benar

“Hore… Feby hebat” prok prok prok Bu Rani member reward untuk anaknya ia sangat senanng sekali

“Eits, terus gunanya permn dalam permainan ini apa ma…?”

“O iya Mama sampai lupa, karena anggota keluarga kita seperti Kakek Zein dan Nenek Lingling berada di Singapore, Paman dan Bibi berada di Bandung, kak Reno ke Bali bersama anak dan Istrinya jadi kita membagi permennya lewat foto yang tertempel di bagan”

“ setelah bermain Feby jadi Rindu keluarga kita, Ma kapan-kapan kita ke rumah Nenek, Kakek, Paman dan Bibi ya Ma, Feby tahu begitu penting keluarga. Jadi Mama itu jadi anak, ibu, dan nenek ya Ma..”

“wah Feby semakin hebat, kamu mampu menyimpulkan jauh dari yang mama perkirakan. Ini hadiah dari Mama. Selamat Feby anak hebat mama sayang Feby” memberikan boneka yang telah dijanjikan sebagai reward atas keberhasilan anaknya

Mungkin permainan ini terkesan sederhana tapi dari sini perasaan, sayang, rindu, dan peduli terhadap keluarga akan tumbuh dari diri seorang anak. Karena ia mengenal keluarganya maka ia menyayanginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun