Mohon tunggu...
Lindy chriscianto
Lindy chriscianto Mohon Tunggu... -

hidup berawal dari mimpi. saat salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka. hanya seringkali kita terpaku begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga tak melihat yang telah terbuka untuk kita. (hellen keller)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aktivitas Moderat 45 Menit Penurun Obesitas Anak

28 April 2015   08:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas moderat 45 menit penurun obesitas anak.

Di suatu sekolah dasar, murid kelas1 yang bejumlah 30 anak melakukan kegiatan rutinan di hari senin yaitu olahraga. Hari ini pak Bashori guru olahraga SDN SUMBER URIP 02 menyuruh murid laki-laki bermain sepak bola dan lompat tali untuk murid perempuan. Para murid sangat senang, terlihat dari wajah riang mereka yang menjadikan olahraga sebagai suatu yang esensial dalam hidupnya. Namun di tengah- tengah permainan Pak Bashori mendapati Aini yang hanya duduk manis melihat teman-temannya yang asyik bermain, lalu menghampiri dan bertanya kepada Aini:

“Aini kok nggak ikut bermain dengan teman-temannya kenapa?” Tanya Pak Bashori ramah

“Saya ikut bermain tadi Pak, tapi bolak-balik istirahat, saya malu dan iri sama teman-teman Pak?”

“Kenapa harus malu, kamu sudah kenal kepada semua teman-temanmu itu kan?”

“Iya Pak, saya malu karena saya sudah bolak-balik istirahat sedangkan teman-teman masih semangat bermain.”

“Ya sekarang Bapak Tanya sama Aini, dalam seminggu kira-kira Aini berolahraga berapa kali?”
“hehe Cuma sekali, ketika mata pelajaran olahraga di sekolah Pak.” Aini menjawab dengan wajah yang tampak merah karena malu

“Terus kalau pulang dari sekolah aktivitas apa yang paling sering di lakukan oleh kamu, mungkin membantu mama, bermain dengan kakak atau bersepeda dengan Ayah ?”

“Kalau pulang dari sekolah sayatidur, setelah itu menontot televisi, mandi, kalau malam saya bermain computer di ruang kerja mama. Karena setiap pulang dari sekolah saya hanya bertemu dengan bibi, bibi saya membosankan pak.” Jelas Aini

“Lalu Ayah, Mama, dan Kakak-kakak kamu kemana kamu kan bisa dengan mereka?”

“Ayah sama Mama kerja pulangnya malam Kakak kuliah sampai jam 4 sore, jadi teman sayadi rumah hanya computer, hp, dan televisi setiap hari Pak”

“Na itu sebabnya Aini mudah lelah dibandngkan teman-teman yang lain, karena Aini kurang beraktifitas. Lihatlah teman-teman itu bersemangat sekali kan, mereka justru akan mudah lelah jika mereka tidak berolah raga. Aini kalau Bapak boleh kira-kira kapan orang tua dan kakakmu punya waktu bermain dengan kamu kalau mereka jarang di rumah, seperti yang telah kamu ceritakan pada bapak tadi?” jelas Pak Bashori panjang lebar

“Adak Pak waktu bersama keluarga itu sabtu sama minggu, berhubung saya liburnya hari minggu, jadi saya bisa bersama dengan mereka dalam sehari penuh di hari sabtu”

Di tengah-tengah bercerita tidak terasa bel istirahat berbunyi dengan terpaksa pak Bashori dan Aini menghentikan perbincangan mereka. Beberapa hari setelah berbincang-bincang dengan Pak Bashori,Aini berinisiatif membuat masalah di rumah, ia mogok makan dan sedikit berbicara untuk menarik perhatian dari orang tuanya, namun sayang orang tuanya tidak mengerti apa yang di inginkan putrid kecilnya. Karena sebal akhirnya dengan polos Aini meletakkan surat di atas meja kerja Ayah, Ibu, dan meja belajar kakaknya. Dalam surat itu bertuliskan

“ Aku marah sama Ayah, Mama, dan Kakak, karena kalian aku menjadi gemuk. Maukah kalian bermain dan berolah raga denganku?”

Setelah ketiganya membaca surat Aini mereka langsung beranjak menuju kamar Aini. Mereka sangat terkejut karena Aini ternyata tidak berada di kamarnya. Bu Nadia Mama Aini bertanya kepada Bibi dan menurut Bibi Aini pamit ke sekolah untuk ikut les tari. Tanpa fikir Pak Taufik Ayah Aini dan Bu Nadia langsung menuju sekolah, di sana mereka juga tidak mendapati Aini mereka justru bertemu Pak Bashori, orang tua Aini bertaya kepada Pak Bashori

“Maaf Pak numpang Tanya, Bapak melihat anak kecil gemuk tingginya kira-kira 70 meter, kulitnya putih, rambutnya kira-kira sebahu” Tanya Bu Nadia panik

“Maaf, apa benar ini dengan orang tua Aini”

“Iya Pak saya Mamanya Aini, bapak tahu dimana Aini sekarang?” Bu Nadia semakin Panik dan curiga

“Iya saya tahu, Aini tadi berpesan kalau ada orang tuanya mencari saya di suruh menyampaikan pesan dahulu sebelum kalian bertemu Aini Pak, Bu..”

“Bapak siapa? Jangan-jangan Bapak yang telah membuat putrid kecil kita jadi nakal dan berani sama orang tua. Sekarang lebih baik bapak bilang dimana anak kami atau saya akan laporkan bapak ke polisi atas kasus penculikan anak.” Ancam Bu Nadia kepada Pak Bashori

“mma…belum sampai Pak Bashori menjawab dari Balik gerbang sekolah Aini keluar. Mama jahat mama nggak boleh melaporkan Pak Guru ke Polisi, Pak Guru Orangnnya baik nggak seperti Mama dan Papa.”

“Aini kok bilang begitu?” Tanya bu Nadia

“Jadi begini Bu, Pak, Aini memiliki masalah dia merasa malu karena dia gemuk. Dan maaf sebelumnya saran dari saya agar keluarga juga ikut berperanterhadap gaya hidup Aini. Anaksangat membutuhkan peran keluarga dalam perkembangannya. Di sekolah kami memberikan kegiatan olahraga hanya 1 kali dalam 1 minggu. Jadi olahraga secara teratur itu yang sedang di butuhkan Aini. “

“Bagaimana kita bisa berolahraga teratur pak, pekerjaan kita itu sudah membuat kami beraktivitas ekstra.”

“sudahlah Ma, Papa rasa memang kita yang bersalah kita tidak pernah sadar kalau kita punya anak yang harus kita perhatikan, Mama sadar tidak kalau kita bahkan tidak mengetahui tinggi badan dan panjang rambut anak kita. Kamu bilang tadi rambutnya kira-kira sebahu tapi lihat kenyataannya rambut Aini sudah sepinggang panjangnya. Baiklah Pak Guru terima kasih atas sarannya untuk solusinya nanti biar kita fikirkan kembali di rumah” dengan nada rendah dan menyesal Pak Taaufik memotong jawaban Bu Nadia

“Iya Pak saya minta maaf atas ketidak sopanan sikap saya, terima kasih anda telah memahami anak kami melebihi kami orang tuanya sendiri. Ayo Aini pamit ke Pak Guru kita pulang ya Nak..”

“Terima Kasih ya Pak.. Aini pulang dulu. Assalamu’alaikum” melambaikan tangan dan berjalan menuju mobil di tengah-tengah orang tuanya

Setelah mengadakan persetujuan antara Pak Taufik,Bu Nadia, dan Hana kakak Aini, sejak itu Bu Nadia memilih berhenti dari pekerjaannya dan mengikuti aerobik setiap hari bersama Aini. Walhasil, dalam jangka waktu satu bulan berat badan Aini menurun, kini ia lebih aktif dan percaya diri.

Kesimpulan: meningkatkan latihan pada anak-anak memberikan hasil positif. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa aktivitas fisik moderat selama 45 menit dan 15 menit aktivitas tinggi setiap hariterkait dengan penurunan kemungkinan anak-anak menjadi kelebihan berat tubuh. ( Wittmeier, Mollard, & Kriellars, 2008)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun