Dalam sesi webinar ini, Sugiyo juga menyinggung perihal interaksi gajah dengan masyarakat yang biasa disebut sebagai konflik gajah. Baginya, semua tentang toleransi saling menghargai satu sama lain untuk berbagi ruang hidup.
"Di Lampung Timur tidak lagi menggunakan kalimat konflik gajah, ini soal campaign ya, merubah pemahaman yang pada akhirnya merubah perilaku, yang pada akhirnya kita tidak berharap gajah dengan manusia itu musuh, tetapi lebih kepada toleransi menghargai satu sama lain berbagi ruang," sambung Sugiyo.
Peran Masyarakat dan Hutan dalam Upaya Konservasi Gajah di Taman Nasional Way Kambas
Pengelolaan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) tidak bisa dilakukan sendiri oleh pihak konservasi. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai mitra dan upaya penyadartahuan kepada masyarakat menjadi sangat penting.
Tanpa dukungan dari masyarakat, menjaga kawasan hutan ini akan menjadi tugas yang sangat berat. Merangkul dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam melindungi dan menjaga Taman Nasional Way Kambas adalah kunci.
Ketika masyarakat merasa memiliki dan terlibat dalam upaya konservasi, harapannya kawasan lindung seperti Way Kambas dapat tetap terjaga dengan baik dan berkelanjutan.
"Jumlah personil yang terbatas, dengan luasan 125 ribu ini tidak semua akses itu bisa dijaga personil, maka masyarakat menjadi penting, terutama dalam penanganan interaksi gajah dan membangun masyarakat desa mandiri," terang Sugiyo.
Sementara itu, Sukatmoko menyoroti pentingnya upaya penanaman pohon di Kawasan Taman Nasional Way Kambas. Penanaman pohon yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) setempat ini selain mendukung aksi penghijauan juga upaya pelestarian Gajah Sumatera di kawasan taman nasional. Mengingat, pohon-pohon tersebut menjadi sumber pakan gajah dan juga satwa-satwa lain yang menghuninya.
"Kami coba untuk pendekatan untuk konservasi karena kawasan Taman Nasional Way Kambas ini sudah banyak terdegradasi, ini kami juga menanam kembali pohon-pohon supaya kawasan yang terdegradasi ini pulih dan tentu keterlibatan masyarakat sekitar kawasan juga cukup kita berdayakan melalui penanaman pohon," pungkas Sukatmoko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H